6

3K 246 22
                                    

Dari pagi hujan masih saja betah turun, membuat anak-anak yang lain pada misuh-misuh karna ingin bermain di luar penginapan, tidak semua, ada juga yang senang-senang saja hujan turun, mereka semakin menikmati tidur di dalam selimut

Saat ini sudah siang, sekitaran jam duaan, dan hujan baru berhenti sejam yang lalu. Setelah makan siang, mereka semua berkumpul di dekat air terjun, akhirnya setelah tertunda berkali-kali oleh hujan, mereka bisa berdiri disini dan bahkan sangat puas karna saat ini ada pelangi!

Cantik sekali, Nabila mengabadikan moment itu, dia menyuruh Anggis berpose berlataran air terjun dan pelangi, mereka juga selfie bersama.

semua terlihat sangat bahagia dan bersemangat, menikmati moment ini bersama teman-teman sekolah. Ada yang bermain air, dan ada juga yang datang sekedar berpose-pose seperti Nabila dan Anggis, ada juga yang berkumpul bergitar dan bernyanyi bersama

"Hei Nab, udah enakan?" Novia menghampiri Nabila dan Anggis bersama teman sekelasnya

"Hei Nov, udah nih. Makasih ya buat obat, teh, dan rotinya. Kamu baik banget"

"Iya sama-sama, eh? Roti? Aku gak ada kasih kamu Roti, aku cuma suruh Paul anterin teh kamu, eh Nabila, Anggis, aku ke sana dulu ya udah di panggilin" pamit Novia saat dirinya di panggil oleh teman sekelasnya, mereka mau foto bersama, kapan lagi ada moment indah begini.

"Iya, daah" Nabila dan Anggis berdadah ke Novia dan temannya, setelah itu mereka pandang-pandangan

"Udah, jangan katakan apapun. Aku gak mau ke geeran" Nabila jalan mendahuli Anggis, meninggalkan Anggis yang tadi senyum-senyum gak jelas

"Whuu..huu.." Anggis bersiul-siul, dia berjalan cepat menyusul Nabila kerombongan kelas mereka untuk foto bersama juga

Paul juga ada di sana bersama Rony, setelah semua kumpul mereka berdiri berjejer, ada juga yang jongkok di bagian depan. Urutannya saat ini di bagian kiri paling ujung ada Anggis, Nabila, Rachel, Paul, dan Rony.

"Oke semua.. udah siap kan? Gue hitung ya, satu.. dua..-"

"Eh bentar-bentar" sela Rosalina, dia celingukan melihat kanan dan kekiri

"Yaelah, apalagi?" Seru Diman, anak kelas 11B yang saat ini dimintai tolong untuk memfoto mereka

"Rachel mana?" Tanya Rosalina

Rachel bingung, dia mengangkat tangannya "disini"

Rosalina yang posisi berdirinya di ujung bagian kanan langsung menjerit menyuruh Rachel pindah kesampingnya

"Lo ngapai disituu, sini sama gue. Bisa-bisanya kita foto berjauhan" bestie banget tuh mereka:)

Rachel garuk-garuk kepalanya yang tak gatal, dia bisikin ke Nabila "lebay banget emang si Rosa, gue kesana dulu ya hehe"

Rachel buru-buru berlari nyamperin Rosalina, sesampainya disana habis tuh dia kenaa semprot gemes dari Rosa

Karena Rachel pergi, ada ruang kosong di antara Paul dan Nabila, Nabila diam saja, dia menatap kedepan melihat instruksi Diman ke anak-anak yang lain

"Paul, geseran" bisik Rony

Paul mendekat dan mereka berdiri berdampingan "kamu gak pakai Syalnya?" Tanya Paul saat melihat Nabila tidak memakai Syalnya

"Oh.. ini" Nabila memegang lehernya yang kosong "aku lepas karna agak gerah, hehe" bohong banget, iya kali gerah tapi sekarang lagi pakai jacket tebal punya Anggis, dan Nabila juga tidak mungkin mengatakan sengaja tidak ingin memakainya karena tau itu miliknya Syarla

"Nanti aku balikin ya, Syalnya ada di kamar tertinggal"
"Gak papa, simpan aja"

Nabila menggeleng "enggak ah, itukan punya Syarla" Nabila menekan kata Syarla, Paul menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Nabila juga diam, dia merasa canggung atas perbuatannya sendiri, kok kayak cewek yang posesif dan cemburuan? Padahal kan mereka bukan..,- ah sudahla

"Satu..dua.., Rony lo agak rapatan dikit dong. Mau gak kelihatan?" Jerit Diman, agak stress dia sebenarnya "iyaa, iyaa!!" Jawab Rony

Rony merapatkan tubuhnya ke Paul secara tiba-tiba yang otomatis buat Paul terdorong semakin rapat ke Nabila, Nabila sontak melihat Paul begitupun juga Paul "maaf" bisiknya

"Gitu dong Ron, dari tadi kek. Oke ya.., semua tolong fokus lihat kesini, itu Paul Nabila lihat kesini jangan bicara terus. Oke, satu..dua..tiga.."

Cekrek..

***

"Btw, Gis. Kok waktu itu kamu nanya ke Paul tentang hubungan dia dan Syarla, bisa biasa aja?"

"Emang kenapa?" Tanya Anggis di sebrang telfon

Nabila rebahan di tempat tidurnya, mereka sudah pulang kerumah masing-masing, saat ini sudah jam 9 malam, dan Nabila baru saja siap bersih-bersih

Tidak mendapat jawaban dari Nabila, Anggis mengerti "emang kamu gak berani nanya ke Paul?"

Nabila ngangguk yang jelas tidak dilihat oleh Anggis "mm" jawab Nabila pelan

"Kenapa?" Tanya Anggis lagi

"Gak tau, aku ngerasa kalau aku gak berhak tau, karna aku bukan siapa-siapa"

"Tapi penasaran?"
"Iya"

"Ohh gituu" Anggis cengar-cengir

"Menurut kamu, kenapa aku bisa santai aja nanyain masalah itu ke Paul?"
"Ya aku gak tau"

"Terus, waktu tau kita bakal nginap, kamu ada mikirin kalau Paul bakal ikut atau enggak?"
"Ada"

"Selain mikirin Paul, ada mikirin yang lain juga gak?"
"Gak ada"

Anggis guling-guling dikamarnya sendiri "Nabilaaa" panggil Anggis gemesh

"Ya?" Jawab Nabila, entah kenapa dia merasa berdebar menunggu kalimat Anggis berikutnya

"Kamu sadar gak? Dari kamu yang gak nyaman pakai pemberian Paul karna tau itu punya Syarla, dan dari kamu yang selalu mempertanyakan hubungan antara Paul dan Syarla, dan kamuuu yang selalu mikirin Paulnya sendiri, kamu sadar gak itu artinya apa?"

Nabila mengernyit, dia tidak paham "enggak? Kamu ngomong jangan gantung-gantung dong Gis"

"Hih! Ku gigit kamu ya!" Anggis jadi gemesh sendiri

"Pertama, kamu cemburu karna tau itu punya Syarla. Kedua, kalau aku yang gak ada perasaan apa-apa ke Paul, nanya hal yang kayak begitu sih biasa aja, dan Ketiga, kamu ngapain Nab repot-repot mikirin Paul ikut atau enggak tentang Nginap"

"Itu semua gak mungkin kamu alami kalau kamu gak suka sama Paul, aduh aku cape jelasinnya, gak ngerti juga. Pokoknya fix kamu suka Paul!" Perjelas Anggis lagi

Nabila diam sebentar mencerna perkataan Anggis, Anggis mengerti ini adalah hal yang baru buat Nabila, mengingat anak itu dari dulu memang tidak pernah terjerat dengan percinta-cintaan. Jadi wajar saja Nabila merasa bingung dengan perasaanya sendiri

"Cape juga ya Nab, kelamaan duduk di Bus nih bokong aku keram, kamu tidur deh, aku juga mau tidur, met bobo Nabila" Anggis mengalihkan pembicaraan agar Nabila tidak terlalu memikirkan apa yang mereka bahas barusan.

"Met bobo juga Anggis" suara Anggis di kalimat terakhir agak di centilin, buat Nabila jadi tertawa geli. Dan Panggilan terputus.

Haa..

Nabila menarik selimut sampai ke leher, melihat langit-langit kamarnya, memikirkan setiap kata-kata Anggis sampai akhirnya dia tertidur

***

Kgn asupan:(

The One And Only [END]Where stories live. Discover now