Nabila sudah setengah jam menunggu Salma di halte, untung saja cuaca hari ini tidak begitu terik, bahkan di sebelah barat langit sudah sangat mendung. Nabila duduk sambil melamun, dia baru saja menelfon Salma menanyakan di mana Salma berada
Angin berhembus lumayan kencang, daun-daun kering berterbangan di jalanan dan bahkan ada sebagian pedagang kaki lima tendanya berterbangan akibat terhembus angin.
Seharusnya saat ini dia sudah berada di kamar, sudah bersih-bersih dan tiduran. Nabila memangku tas sekolahnya, dia memeluk tas itu untuk menghalau rasa dingin
Tinn..
Salma berhenti tepat di depannya, Nabila menghela nafas. Dia menyandang tasnya dan masuk ke dalam mobil.
"Maaf ya dek, tadi di simpang sana macet banget"
Nabila diam saja. Salma jadi semakin merasa bersalah. Saat bel pulang sekolah tadi, Salma menelfonnya minta di temani untuk ke Mall mencari beberapa tas dan baju, Nabila mengiyakan, tapi dia tidak menyangka bahwa Salma akan sangat lama datangnya
"Kak Salma traktir beli tas juga deh. Mau?"
Nabila memalingkan mukanya melihat keluar jendela
"Yaudah kalo gitu. beli buku gimana?"
Nabila langsung menatap Salma "tiga ya?"
"Satu"
Nabila balik menatap jendela lagi
"Dua?"
"Deal!" Salma dan Nabila berjabat tangan.
***
"Kak salma ada bawa sweater atau hoodie gak?"
Mereka sudah memasuki parkiran. Salma menggeleng, dia memeriksa tasnya yang ada di kursi belakang
"Adanya cardigan, mau?"
"Boleh deh" baju sekolah Nabila tidak tebal juga tidak tipis, tapi di hari yang berangin seperti hari ini itu cukup dingin, Nabila memakai cardigan milik Salma
Mereka turun dari mobil dan bergandengan masuk ke dalam Mall, setelah melihat-lihat dan berkeliling sebentar, Salma akhirnya menemukan tas dan baju yang ingin dibelinya.
"Mau makan atau beli buku dulu?"
Kebetulan saat ini mereka berada di lantai dua, dimana banyak restoran berjejer. Sedangkan Toko bukunya ada di lantai tiga. Jadi Nabila memutuskan untuk makan terlebih dahulu
Mereka memesan makanan, minuman dan juga beberapa dessert, sambil menunggu pesanannya datang mereka berbincang-bincang
"Kak Salma tau Rony gak? Temen aku?"
Salma mikir sebentar lalu dia mengangguk "tau dong, yang waktu itu gak sengaja tabrakan sama kak Salma di warung bakso kan? Dia juga baik banget loh beliin kak Salma salep"
Nabila terjekut "oh iya? Pantes waktu itu dia tiba-tiba lari"
"Emang kenapa dengan dia? Eh, makasih mas" Salma membantu waiters untuk menyusun pesanan mereka di atas meja
"Dia minta nomornya kak Salma, tau gak sih Rony itu sering banget bicarain kak Salma di sekolah. Kadang aku suka pusing dibuatnya"
"Ohya?" Hahaha, Salma tertawa. Dia mengaduk-aduk minumannya "titip salam aja deh sama Rony"
Nabila ngangguk mengiyakan, mereka makan dengan tenang, kadang juga di selingi dengan tawa karena candaanya Salma
"Yahh.." Nabila menggerutu karena ujung tangan cardigannya terkena saus, Nabila mengilapnya dengan tisu dan sekalian permisi ke Salma untuk ke toilet
YOU ARE READING
The One And Only [END]
Teen FictionNabila mengira, selama ini ia hanya mengagumi pria itu, tapi lambat laun ia menyadari kalau kekaguman itu telah berubah menjadi cinta kala Paul terlibat konflik yang berhubungan dengan gadis bernama Syarla. Perasaan gelisah yang mengusiknya, juga di...