39

2.9K 222 34
                                    

"Nabila dimana?"

"Di atas"

"Panggilin, dong"

Anggis menatap Paul dari atas kebawah, wajahnya jelas tertera kalau dia penasaran dan heran. Ada apa dengan Paul dan Nabila hari ini? Seperti kucing-kucingan, mereka menghindari satu sama lain.

"Kenapa gak naik aja?"

"Segan sama nenek"

Benar juga, Anggis mengangguk mengiyakan suruhan Paul, dia berbalik tetapi kepalanya masih menatap Paul dengan matanya yang memicing. Mencurigakan.

"Nabilaaa" jerit Anggis saat dia sudah sampai di atas, Nabila yang tadi sedang rebahan di sofa mendadak hilang, Anggis mencari-cari kedalam kamar tetapi tidak ada. Di telepon juga tidak di angkat. Kemana sihh, gerutunya di dalam hati

Anggis putus asa, dia turun dan menghampiri Paul yang sedang duduk di sofa ruang tamu

"Nabilanya gak ada"

"Gak ada? Tapi lo bilang di atas kan?"

"Iya.. tapi gak ada Pauul, tau deh kemana. Udah ah, gue mau jumpai kak Salma dulu"

Anggis mengibaskan tangannya pertanda dia tidak mau disuruh Paul lagi, dia berjalan menuju pintu belakang, menyusul teman-temannya yang sedang duduk-duduk di halaman belakang rumah

Paul mendesis, dia mencoba menelpon Nabila, tetapi suara langkah kaki yang menuruni tangga mengalihkan tujuannya, Paul mendongak cepat karena mengira kalau itu Nabila, ternyata bukan, nenek Nabila turun tangga sambil berpegangan dengan kayu yang ada di pinggirnya, dia menatap Paul yang sedang berdiri dibawah terlihat gelisah

"Ada apa, cu?" Tanya nenek Nabila setibanya dia di undakan terakhir, Paul langsung mendekat dan membantu nenek Nabila

"Nek, Paul mau tanya. Ada liat Nabila gak?"

"Nabila ya?" Nenek diam sebentar, mencoba mengingat dimana Nabila berada

"Ohh, tadi Nabila minta kunci rooftop sama nenek, mungkin dia di sana"

Ohh.. Paul mengangguk pelan, matanya tampak sayu karena dia hanya melihat kebawah

"Datangi saja"

Ucapan nenek membuat Paul yang tadinya tampak sedih karna berpikir tidak bisa melihat Nabila, menjadi semangat

"Serius nek? Emang gak papa?" Tanya Paul sekali lagi untuk memastikan kalau dia tidak salah dengar

"Iya.. gak papa, emang kenapa? Gak ngapa-ngapain kan?" Tanya nenek Nabila, Paul langsung tertawa, dia menggeleng dengan semangat

"Enggak kok nek, gak boleh" ucapnya sambil tertawa, nenek jadi ikutan tertawa, dia ngangguk-ngangguk dan menepuk pelan punggung Paul

"Hahaha iya, betul itu, pacaran sewajarnya saja ya.."

Setelah mengatakan itu, nenek Nabila langsung pergi untuk menemui suaminya yang sedang berada di teras depan, Paul sendiri karena sudah mendapatkan izin dari neneknya Nabila langsung berlari menaiki tangga untuk menyusul Nabila yang sedang ada di rooftop

Di rooftop, Nabila bisa melihat keberadaan teman-teman dan juga abang-kakaknya sedang berkumpul di halaman belakang, mereka terlihat enjoy menikmati waktu bersama sambil bermain gitar. Nabila sedikit memicingkan matanya, mencoba melihat dengan jelas keberadaan Paul

"Kok Paul gak ada ya?" Tanyanya kepada diri sendiri

"Karna disini" jawab Paul

Nabila langsung menoleh, terlihat Paul sedang berjalan mendekat kearahnya. Angin sore menerpa keberadaan Paul, rambut pria itu bergoyang pelan dan tersibak kebelakang, matanya sedikit menyipit karena terhalau sinar mentari, senyumnya tidak lagi tertahan seperti yang sudah-sudah, Paul tersenyum dengan lembut.

The One And Only [END]Where stories live. Discover now