29

2.9K 290 60
                                    

Dengan segala latihan yang rutin, tidak terasa waktu berlalu begitu saja. Nabila berdiri di depan pintu kelas mengamati teman-teman osis di bawah yang sedang sibuk menata panggung untuk acara besok.

Dan, banyak juga murid-murid yang berseliweran turun membantu, ada yang membawa bunga, ada yang membawa meja, membawa kursi dan banyak barang lainnya

Hari ini tidak ada pelajaran, biasanya selalu begitu jika menyambut acara-acara penting, bahkan biasanya sekolah mereka tiga hari menyambut ulang tahun sekolah selalu mengadakan lomba, baik itu untuk murid maupun guru-gurunya.

Tetapi karena tahun ini berbeda, maka hanya sehari sebelum acara yang di kosongkan.

"Masih degdegan?"

Tanya Dimas, pria itu melihat Nabila berdiri sendirian dan datang menghampirinya. Nabila tersenyum

"Sedikit"

"Wajar sih, tapi tenang. Kamu nyanyinya bagus banget kok, aku aja dengarnya sampe merinding"

Nabila geleng-geleng kepala "udahh, berlebihan tau gak" ucapnya sambil tertawa

"Oh iya, berarti kamu besok gak di sini?" Tanya Nabila ketika mengingat kalau Dimas besok akan pulang kampung untuk berziarah.

"Iya, mumpung besok lagi gak ada kelas juga kan? Tapi aku sedih juga sih gak bisa hadir, pasti seru banget"

Nabila mengangguk "tenang, nanti aku videoin"

"Haha, bener ya. Awas kalo lupa"

"Siaap" Nabila memberikan jempolnya

Mereka berbincang-bincang sebentar, lalu Paul datang bersama Rony. Mereka baru saja mengantar barang untuk keperluan besok di ruang osis.

"Udah beres?" Tanya Nabila. Paul mengangguk sambil tersenyum

"Udah.."

"Anggis mana Nab? Tuh anak di suruh belikan minuman malah lari. Pelit banget sama tenaga" Rony ngedumel sambil berkacak pinggang, dia melihat ke bawah dan menyebarkan pandangannya ke sekeliling lapangan. Berharap menemukan Anggis di antara keramaian murid-murid

"Kamu nyari di sana ya gak ketemu. Tuh dia di dalam" ucap Nabila

"Ha? Pantes!" Rony langsung masuk ke kelas dan menjitak kepala Anggis yang sedang tanding ludo berdua dengan Edo

"Aduh! Apaan sih Ron?" Seru Anggis, dia mengusap kepalanya yang di jitak Rony dengan kesal

"Lo dimintai tolong malah main ludo di sini"

"Ih! Gue udah nitip ke Danil tadi ya! Ya lo tungguin aja dia balik dari kantin. Malah jitak-jitak kepala anak orang!"

Anggis bangkit dari duduknya dan balas menjitak Rony "sakit kan? Rasain!"

"Ya sakit lah, lo jitaknya pake tenaga"

"Emang lo enggak?"

"Ya enggak!"

Rony balas menjitak. wahh emosi Anggis sudah berada di tingkat yang paling tinggi. tidak bisa dibiarin lagi nih si Rony. Dia sedang kesal karena kalah main ludo dengan Edo, sekarang Rony datang-datang malah mengganggunya. Benar-benar tidak tau situasi.

Hampir saja terjadi perperangan Mahabarata di sini jika Edo tidak buru-buru berdiri dan melerai mereka berdua

"Buset, mau sekalian gue bawain parang? Biar langsung gorok-gorokkan lu berdua"

Anggis menghiraukan Edo, dia berkacak pinggang dan menatap Rony dengan sinis

"ngeselin banget sih lo! Gue lagi kalah main ludo sama Edo. Malah di ganggu!"

The One And Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang