16

2.8K 295 24
                                    

Nabila bukan orang yang ribet. Yang ribet itu Anggis. Buktinya saat ini mereka sudah sampai di salah satu butik langganan Anggis. Anggis ingin membeli baju untuk di pakai ke acara Syarla lusa nanti, Nabila heran kenapa Anggis suka sekali berbelanja, dan yang lebih mengherankannya lagi, kenapa Anggis selalu suka memaksanya pergi?

Waktu itu Anggis memaksanya untuk menemaninya ke toko Aksesoris, dan sekarang Anggis memaksanya untuk menemaninya ke toko butik. Untung Anggis adalah sahabatnya, kalau tidak... Nabila pasti sudah mereog

Nabila duduk dengan lesu menunggu Anggis yang mencoba beberapa dress di ruang ganti. Ini sudah pakaian ke empat yang Anggis coba, dan belum ada yang cocok. Jika pakaian yang kelima ini tidak cocok juga, Nabila sudah pasrah, dia akan meninggalkan Anggis sendirian

Anggis keluar dari ruang ganti, Nabila yang tadi hanya menopang dagunya lesu mendadak bangkit dan bertepuk tangan

"Hebat! Fix sih ini yang paling keren! Cocok sama kamu!"

Anggis langsung malu karna di puji Nabila, dia menggoyang-goyangkan bajunya ke kanan dan ke kiri

"Seriusan bagus kan? Bukan karna kamu pengen pulang?"

"Aku memang pengen pulang, tapi baju ini seriusan bagus"

Nabila mengambil tasnya yang ada dikursi dan menyandangnya "dah yuk kalo gitu kita langsung pulang"

Anggis melirik Nabila dengan curiga, dia tidak yakin kalau baju yang di pakainya saat ini beneran bagus

"Terserah mau percaya atau enggak, yang pasti aku bakal tetap pulang" Nabila mengatakan kalimatnya dengan sangat jelas, dia beneran ingin pulang. Beberapa hari belakangan ini Nabila belum pernah lagi merasakan tidur siang. Dia selalu pergi saat pulang sekolah, mencari kado Syarla bareng Paul, nemani kak Salma, dan sekarang harus menemani Anggis

Nabila keluar dari butik dan menunggu Anggis disana. Tak lama Anggis keluar dengan barang belanjaanya

"Anggis, lagian kamu kenapa sih harus banget beli baju baru segala? Baju kamu yang bagus kan masih banyak.."

"Ih, harus tau Nab" Anggis mendekat ke Nabila "siapa tau dapet cowo baru" bisiknya sambil tersenyum malu-malu

Tingkah Anggis membuat Nabila jengah, dia menatap Anggis seraya geleng-geleng kepala "emang kamu fikir disana nanti bakal banyak cowo? Kamu gak tau kalau Syarla ngundangnya cuma kita-kita aja?"

"Ha? Maksud kamu?"

"Syarla gak punya banyak teman Anggis, dia terlalu menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Paling kalau cowo gak jauh-jauh dari Paul dan Rony"

"Haa?? Apa??" Anggis berseru frustasi, dia menatap belanjaanya dengan menyesal. Untuk apa membeli baju baru jika tidak bisa di pamerkan dengan pria-pira disana? Niatnya ingin tebar pesona malah apes begini

"Kamu kok gak kasih tau aku" Anggis cemberut

"Kan sekarang udah di kasih tau?"

"Ih, Nabilaaaaa!!"

****

"Jadi sekarang hubungan kamu dan Paul gimana?"

Anggis terlungkup di atas tempat tidurnya Nabila sambil memakan cemilan yang mereka beli saat perjalanan pulang. dia menatap Nabila yang sedang sibuk membersihkan lemari bajunya

Mendengar pertanyaan Anggis entah kenapa membuat Nabila sedikit malu
"Ya.. gitu" jawabnya pelan

"Ya gitu gimana?"

"Lumayan deket"

"lumayan deket gimana?"

Nabila berbalik, ternyata Anggis sudah senyum-senyum sendiri "ih kamu kenapa senyum-senyum sih?"

The One And Only [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ