21

3.1K 293 64
                                    

Sudah hari senin lagi.. tidak terasaya waktu begitu cepat berlalu. Nabila membetulkan tali tasnya yang jatuh ke bawah. Dia melihat ke arah lapangan, masih tersisa genangan air akibat hujan tadi pagi.

Udara masih terasa lembab, Nabila memasukkan tangannya ke dalam hoodie yang di pakainya. Mungkin karena hujan, walaupun sekarang jam masuk sudah telat beberapa menit yang lalu, masih banyak murid-murid yang belum datang. Jadi kondisi saat ini koridor cukup sepi.

"Kak Nabila!"

Nabila menoleh, Alvin mengangkat tangannya menyuruh Nabila berhenti dan menunggunya, Alvin langsung lari mendekat

"Baru datang juga?" Tanya Nabila

Alvin mengangguk "iya. Sebenarnya aku males datang sih, udara kayak gini enaknya tidur kan?"

"Terus kenapa datang?"

"Kena pukul mama" ucapnya sambil memelas, Alvin menunjuk bagian bokongnya yang terkena timpukan mamanya sendiri. Nabila tertawa

Mereka jalan beriringan, kelas Alvin terletak di lantai satu dan kelas Nabila terletak di lantai dua. Alvin mengeluarkan permen yang ada di kantong jaketnya

"Kak Nabila mau?"

"Apa tuh?" Nabila mengambil permen yang diberikan Alvin "boleh deh. Makasih ya" Nabila kesusahan saat membuka bungkus permen itu, jadi Alvin mengambil alih

"Nih" Nabila menerima permennya yang sudah terbuka, dia langsung memakannya

"Wih, aku belum pernah coba permen yang rasa ini tau. Enak banget"

"Enak kan? Aku juga gatau ini rasa apa" Alvin garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal, bungkus permen mereka tadi sudah di buangnya, jadi sekarang mereka sedang mencoba menebak-nebak rasa apa permen itu

Lagi-lagi Nabila tertawa karna Alvin menebak dengan rasa yang aneh-aneh "ngaco! Mana ada permen rasa timun"

"Loh ada.. masa kak Nabila gak tau?"

"Emang iya?"

"Iya.." tipu muslihat Alvin kumat lagi, Nabila memicing tidak percaya.

Paul sedari tadi berjalan di belakang mereka, dia memang sengaja tidak bersuara. Dari awal dia datang dan melihat Nabila dan Alvin jalan bersama, Tatapannya tidak lepas dari mereka berdua, terutama punggung Alvin. Paul tidak tahan lagi dan langsung berjalan di tengah-tengah antara Nabila dan Alvin

Nabila terkejut, apa lagi Alvin. Pantes dia merasa punggungnya sangat panas sedari tadi, apa itu karna Paul berjalan di belakang mereka.

Paul sendiri seperti tidak terjadi apa-apa. Dia berjalan di tengah mereka dengan wajahnya yang datar. Dia melihat Nabila yang ternyata juga melihatnya dengan raut yang aneh

Paul tersenyum manis "pagi Nabila" sapanya. Paul juga menoleh ke Alvin, tapi dia tidak menyapa seperti dirinya menyapa Nabila, melainkan dia memplototi Alvin hingga pria itu susah menelan ludah

"Pagi kak Paul" sapa Alvin dengan senyumnya yang canggung. Paul hanya berdehem menanggapi sapaan Alvin.

Untung kelasnya sudah di depan mata, jadi dia tidak perlu berjalan bersama Paul lagi. Alvin berhenti dan melambai ke Nabila "duluan ya kak" pamitnya, dia melirik ke Paul sebentar dan buru-buru masuk ke dalam kelas

Nabila menahan tawanya melihat tingkah Alvin yang sepertinya ketakutan dengan kehadiran Paul. Nabila kembali berjalan, dia menghisap-hisap permennya membuat Paul salah fokus

"Kamu makan permen apa?" Paul menjulurkan tangannya di depan Nabila, dia ingin minta.

Nabila menggeleng pelan, "di kasih Alvin" jawabnya. Mendengar itu wajah Paul jadi masem lagi

The One And Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang