3

3.6K 260 11
                                    

Guru penjas hari ini tidak masuk, tidak tau alasannya apa, tapi itu tidak masalah karna berarti mereka bebas. Semua murid-murid mencar, ada yang ke kantin, ada yang cuma mau tiduran di kelas, ada juga yang sekedar duduk-duduk di lapangan atau di depan kelas.

Nabila sendiri saat ini sedang menikmati waktunya, dia membawa Novelnya yang baru di beli kemarin, sudah dibaca sebagian, dan Nabila ingin melanjutkannya lagi di sekolah, mumpung sekarang lagi jam kosong.
Dia duduk di taman belakang sekolah, tempat ini tempat favoritnya karna sepi, dan juga anginnya lebih sejuk karna lebih banyak perpohonan.

Anggis sendiri sudah di ajak Nabila buat ke tempat ini bersama, tapi Anggis menolak, Nabila terlalu ngebosenin kalau baca Novel, Nabila pasti tidak akan bisa di ganggu, karna itu Anggis lebih memilih buat menetap di kelas sambil bermain game.

"Rony! Jangan tidur mulu! Ayo main ludo bareng aku"
"Mmmm"
"Ronnyy!!"

Rony mengangkat kepalanya hanya untuk melihat Anggis yang masih menggoncang-goncang bahunya, dia menggeleng pelan sebagai jawaban, dia terlalu mengantuk akibat bergadang tadi malam, mumpung sekarang lagi jamkos, dia ingin tidur sebentar. Tapi Anggis tidak mau, dia cemberut

"Ayo dong Ronn"
"Gamauu, gue ngantuk banget Gis, sama Paul aja sana" Rony kembali tiduran, menghiraukan Anggis yang masih membujuknya

"Haa.." Anggis menyerah, dia berpaling melihat Paul yang asik dengan Handphone nya, Paul yang merasa di perhatikan mendongak melihat Anggis. Anggis baru membuka mulut, tapi Paul langsung berdiri dari bangkunya dan meninggalkan Anggis

"Pauul!! Gue belum ngomong!!"

Anggis kesel, jadilah Rony sasarannya kembali.

"Makasih pak" Paul keluar dari kantin, ditangannya ada sekaleng minuman dingin, dia pergi ke taman belakang untuk bersantai, dari jauh terlihat tidak ada orang, tapi saat mendekati salah satu pohon, Paul kaget melihat Nabila yang duduk sambil menangis

"Nabila, kamu kenapa?"

Nabila tidak menjawab, dia menutup mukanya dan nangis semakin kencang. Sebenarnya dia malu ketahuan nangis oleh seseorang, apalagi dia nangis hanya karna membaca Novel, kok gak ada yang bilang-bilang sih Novelnya bakal
sad ending? Nabila jadi kesal sendiri

Paul duduk di samping Nabila "Nab? Nabila?"

"Kamu.. kamu ada bawa tisu gak?" Tanya Nabila masih dengan menutupi wajahnya, Paul menggeleng "gak punya"

"Kalau gitu kamu hadep sana"

Paul menghadap kesamping, membelakangi Nabila, Nabila buru-buru mengilap sisa-sia air matanya menggunakan ujung seragam olahraganya

"Kamu ngapain disini?"
"Udah selesai?"

Nabila ngangguk "udah"

Paul memutar badannya menghadap Nabila, gadis itu menunduk

"Nih"
"Buat aku?" Nabila mendongak, melihat Paul yang masih menatapnya

"Gak mau?"
"Makasih" Nabila buru-buru menerimanya, karena menangis tadi dia jadi haus juga

"Mm.. kamu mau juga?" Nabila menggoyangkan minuman yang tersisa setengah, dia merasa sedikit canggung di tatap Paul, Paul diam sebentar menatap Nabila dan bangkit "enggak" lalu dia pergi dari sana

Nabila mengambil Novelnya dan berlari mengejar Paul "mau ke kelas kan? Barengan aja"

"Enggak, mau ke toilet"

Dan Nabila berhenti di tempat

***

"Kamu yakin gak mau beli apapun?"

Saat ini Anggis dan Nabila sedang berada di toko aksesoris, Anggis memaksa Nabila untuk menemaninya mencari beberapa aksesoris yang bisa di pakainya saat pernikahan wali kelas mereka nanti

"Kan masih ada aksesoris kamu yang lama, Anggis" ucap Nabila waktu mereka masih beres-beres di dalam kelas. jujur Nabila males buat kemana-mana lagi, dia hanya ingin pulang dan mengembalikan moodnya dengan menonton film-film komedi, dia tidak bersemangat hari ini akibat membaca Novel yang sad ending, Nabila sama sekali tidak bisa baca yang endingnya itu meninggal-meninggal, dia bisa
bad mood berhari-hari.

"Tapi kan nanti kita bakal foto-foto di sana, udah hayuk" Anggis menarik tangan Nabila, Nabila sudah pasrah, untungnya tokonya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka, tempatnya unik dan aesthetic, harganya juga murah-murah, cocok buat kantong anak pelajar seperti mereka

"Enggak" jawab Nabila, tapi saat menunggu Anggis memilih-milih, matanya tidak sengaja melihat ada gelang couple, berwarna putih hitam berbentuk emot senyum

"Kamu mau beli gelang itu? Hayoo mau couplean sama siapa?" Ledek Anggis, dia melihat Nabila yang melihat gelang itu dengan serius.

"Apasih, kamu udah siap? Sana bayar! Biar langsung pulang"

"Idih.. idih.. jangan ngambek atuh neng geulis" Anggis tertawa saat Nabila menepis tangannya yang mengusap dagu Nabila, Nabila melotot "aku tinggal nih" ancamnya

"Iya.. iya..ini aku bayarr" Anggis buru-buru ngacir ke kasir, takut di tinggal beneran sama Nabila

Sekarang mereka lagi ada di kamar Nabila, Anggis malas pulang, katanya dirumahnya lagi ada tamu arisan mamanya, dia tidak mau disuruh salim sana salim sini, capeee

"Kamu mau makan dulu gak? Aku lapar" Nabila sudah berganti baju, dia turun dari atas di susul Anggis yang mengikutinya

"Mauu, mama masak apa?" Tanya Anggis

"Gak tau, kan aku baru balik sama kamu"

Mereka sampai diundakan tangga terakhir, kebetulan Nayl baru pulang "haloo bang Nayl, baru pulang?" Sapa Anggis basa-basi

"Eh ada Anggis, iya nih. Kalian baru pulang sekolah?"

"Iya, bang Nayl mau ikut makan bareng gak?" Tanya Nabila, mereka duduk di meja makan

"Enggak, kalian makan aja, bang Nayl mau ke atas dulu. Salma udah pulang belum?" Tanya Nayl sambil menaiki tangga

"Belum"

"Nab, telponkan Salma ya, bilang bang Nayl titip siomay yang ada didepan komplek, tadi lupa buat beli"

"Kenapa gak telpon sendiri aja?"

"Hp bang Nayl mati"
"Alasan" Nabila meraih handphone nya yang tergeletak di meja makan dan langsung menelpon Salma

"Halo?"

"Halo kak salma, bang Nayl tuh titip siomay yang ada di depan komplek. tauu, belinya bukannya mau sekalian waktu pulang kerumah, enggak.. Nabila gak mau, eh Gis, kamu mau siomay?" Anggis menggeleng "Gak ada yang mau, beli satu aja buat bang Nayl, okee dadaah"

Nabila meletakkan handphone nya dan menjerit supaya Nayl dengar "bang Nayl!!!! Kata kak salma uangnya di ganti dua kali lipat yaa!!"

"Dih, tuh bocah satu taunya malak mulu" gerutu Nayl yang mendengar jeritan Nabila

Anggis tertawa, dia lanjut makan sambil terus memuji masakan mamanya Nabila "masakan mama kamu enak terus, heran"

"Mama kalau dengar pujian kamu, bisa-bisa masak menu ini terus setiap hari"

"Hehehe.. eh Nab, ntar kita pakai baju samaan yuk buat foto di air terjun nanti" ajak Anggis, tapi Nabila tidak mau "gak ah, di sekolah seragamnya sama, masa diluar juga samaan?"

"Iya juga sih, kalau gitu warnanya aja deh yang samaan, pink gimana?"

"No, hitam"
"Yahh kok hitam? Yaudah deh kalau merah?" Tawar Anggis
"Hitam"
"Ah, Nabila mah gak asik" Nabila angkat bahu tidak terlalu peduli

"Ih aku gak sabar tauu, tiga hari lagi.. akhirnya kita bisa refreshing juga ya, berterimakasih sekali kepada bu Bunga yang memilih tempat pernikahannya di sekitaran alam, haha"

Anggis tertawa bahagia, Dan Nabila ngangguk-ngangguk setuju.


****

Haloo, selamat berbuka puasa. Makasih banget buat kalian yang masih mau nungguin cerita yang ngasal ini, semoga kalian tetap stay disini ya hehe, dan aku juga berterimakasih sama kalian yang udah vote dan berkomentar, salam damai semuaaa, chinda❤️

The One And Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang