7

3K 227 23
                                    

"Nabila!" Seseorang memanggilnya, Nabila berhenti di depan pintu kelas "Anrez?"

Anrez langsung berlari menghampiri Nabila, dia merogoh kantongnya dan mengeluarkan gantungan kunci yang tidak familiar

"Ini, punya kamu"

"Astaga, ketemu dimana?" Nabila mengambil gantungan itu dengan gembira, dia menatap Anrez dan mengucapkan Terimakasih

"Aku pikir sudah hilang"
"Aku gak sengaja liat ini jatuh dari tas kamu, mau aku panggil kamu sudah keburu naik angkutan umum"

"Sory juga baru sempat ngasihnya sekarang"

"Ehh gak papa, justru aku yang makasih, kamu repot-repot nyimpan ini"

Nabila mengerti, perkelahian Anrez dan Paul sepertinya membuatnya mendapatkan hukuman lebih berat, dia tidak boleh sekolah selama 3hari, dan setelah 3 hari itu lewat mereka juga jarang ketemu.

Tapi kenapa Paul hanya di hukum membersihkan lapangan dan Toilet ya? Nabila tidak mengerti, apa karna itu perkelahian dan masalah pertama Paul di sekolah? Berbeda dengan Anrez yang memang sering keluar masuk BK akibat berkelahi, mau itu dengan murid satu sekolah atau sekolah lain.

Dan yang Nabila tidak mengerti lagi, Paul mendapat masalah karna Syarla. Apa hubungan Paul dan Syarla sih sebenarnya?

"Nabila? Nab?"

Nabila tersentak, ternyata dia melamun "iya, kenapa Rez?"

"Aku tanya, boleh minta nomer kamu?"

Nabila ngangguk, Anrez tersenyum dan ingin memberikan ponselnya, tapi saat ingin menerimanya tubuh Nabila di dorong dari belakang untuk masuk ke dalam kelas

"awas, ngehalangi jalan" ucap Paul yang masih menuntun Nabila untuk duduk di bangkunya, Nabila yang di dorong pelan punggungnya oleh Paul jadi jalan terburu-buru karna langkah kaki Paul yang besar. Nabila di dudukin di bangkunya dan Paul juga duduk di bangkunya sendiri.

Nabila tidak siap dengan apa yang terjadi barusan, dia mengerjap untuk fokus lalu menoleh melihat Paul yang asik memainkan ponsel, dia berdiri dan mendatangi Paul

"Kenapa sih kamu?"

Paul meliriknya "apa?"
"Kok main dorong aku gitu aja? Aku kan lagi bicara sama Anrez"

"Oh yaudah lanjut,.. dan kalau mau bicara itu jangan di depan pintu, ngehalangi orang masuk" Paul memakai headsetnya, membiarkan Nabila berdiri diam di sampingnya.

Nabila menatap Paul lama, dia tidak mengerti kenapa Paul tampak kesal, jika Paul merasa terhalangi jalannya, dia bisa sajakan menyuruhnya minggir? Gak perlu juga mendorongnya masuk secara tiba-tiba, belum lagi Anrez masih berbicara.

Awalnya Nabila ingin menemui Anrez lagi untuk minta maaf karna di tinggal masuk secara tiba-tiba, tapi tidak jadi karna Nabila jadi kesal juga, dia menghentakkan kakinya dan kembali duduk di bangkunya sendiri. Mengabaikan Paul yang menatap punggungnya

****

Hari ini kelas Nabila sedang piket mingguan, semua murid-murid sibuk membersihkan kelas. Ada yang mengangkat bangku, menyapu, mengepel, bersihkan sarang laba-laba, menghapus papan tulis, ngelap kaca jendela dan apapun yang bisa di bersihkan mereka.

Saat ini Nabila baru siap membuang sampah, dia menepuk-nepuk tangannya dan kembali ke ruang kelas. Tapi Rosalina, meminta tolong Nabila untuk mengambilkan peralatan sapu dan kain pel yang baru. Karna yang saat ini mereka pakai sudah patah terbelah dua

"Kok bisa patah?"

Rosalina menjitak Edo dengan gumush, kesal kali dia tuh "ini nih! Bukannya nge-pel malah main gendang-gendangan sama azis!"

The One And Only [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum