1

10.1K 362 23
                                    

Biasanya jam segini kantin selalu rame, tapi sekarang kok tumben-tumbenan sepi? Emang mereka udah gak suka jajan lagi? Pada kemana sih? Nabila celingukan mencari keberadaan teman-temannya, gak biasanya sepi begini

"Pak, anak-anak pada kemana ya?" Tanya Nabila kepada pak Darmin, salah satu penjual di kantin

"Ohh, mereka lagi di halaman belakang nak, dengar-dengar ada yang berantem" bisik pak Darmin

Nabila mengucapkan Terimakasih dan buru-buru pergi ke-halaman belakang sekolah, benar saja, disana ramai murid yang bersorak-sorak, ada yang bersorak mendukung Paul, dan ada juga yang bersorak mendukung Anrez, yang saat ini sedang berkelahi dengan Paul. tapi tetap saja, Nabila lebih banyak mendengar orang-orang bersorak mendukung Paul

Nabila bingung, kok tumben-tumbenan Paul berkelahi? Ada apa?

Saat Nabila sampai, dia melihat Paul memberikan pukulan mentah tepat di wajah Anrez, saat ingin memberi pukulan kedua suara peluit pak Boy selaku guru Fisika dan juga BK terlalu nyaring berbunyi hingga membuat beberapa murid menjauh menutup kuping, dan pak Boy juga datang membawa rol kayu papan tulis yang di ambilnya di salah satu kelas saat dia berjalan kesini

"Berhenti kalian atau bapak pukul?"

Ancaman pak Boy tidak berlaku bagi dua orang yang sedang diliputi emosi, dan ancaman pak Boy juga bukan sekedar ancaman.

Dia memukul tangan Anrez yang ingin menyerang Paul dengan rol kayunya, saat Anrez mendesis kesakitan kesempatan itu di manfaatkan pak Boy untuk memisahkan mereka berdua.

"Anggota Osis, tolong pisahkan mereka dan bawa ke ruangan saya"

Anggota Osis yang memang datang bersamaan dengan pak Boy segera memisahkan Paul dan Anrez

"Semua bubar!! Kalau bapak tau ada kejadian seperti ini lagi dan tidak ada yang melaporkan, bapak hukum kalian!"

Pak Boy mengusir kerumunan menggunakan rol kayunya "hushh hushhh" usirnya sambil mengayunkan rol itu ke-kanan dan ke-kiri

Setelah sebagian murid-murid bubar, Nabila juga ingin kembali ke-kelas, tetapi tangannya di tarik oleh seseorang dan ternyata itu Anggis, teman sebangkunya sekaligus sahabatnya, kebetulan sekali!

"Gis, kok bisa?"

Pertanyaan singkat Nabila sudah diketahui Anggis, awalnya dia juga heran mendengar berita kalau Paul berkelahi, soalnya Paul itu salah satu murid yang pendiam dan jarang terlibat masalah, apalagi berkelahi seperti tadi

Sambil berjalan menuju kelas, Anggis menceritakan apa yang diketahuinya saja, itu pun diketahuinya dari gosipan murid-murid

"Katanya kecelakaan Syarla ada hubungannya dengan Anrez"

"Maksudnya gimana?"

"Anrez sengaja mencelakai Syarla, Nabila"

"Ha?? Apa??" Nabila tidak salah dengar kan? Anrez sengaja mencelakai Syarla? Bukannya mereka pacaran? Nabila menggeleng tidak mengerti

"Infonya simpang-siur, kita gak boleh cepat percaya begituan, terus Syarla gimana? Udah semingguan kan dia di rawat?"

Mereka sampai di kelas, tapi tidak ada orang, mungkin murid-murid yang lain masih berada dikantin setelah tertunda menonton perkelahian antara Paul dan Anrez, mumpung bel masuk belum berbunyi juga.

Nabila dan Anggis duduk di bangku mereka "dengar-dengar udah pulihan sih, syukur deh" ucap Anggis

"Kamu gimana? Udah siap urusannya di luar tadi? Kok gak kabari aku udah balik" Nabila ngangguk, sebelum bel istirahat tadi, guru-guru mendadak ada rapat, kebetulan hari ini putrinya bu Rossa berulang tahun yang ke-4 tahun, Nabila yang sedang membantu membawa buku PR murid-murid pelajarannya bu Rossa, dimintai tolong untuk mencarikan kado.

Karena itu Nabila bingung saat kembali kesekolah dan tidak menemukan siapa-siapa, ya ada sih tapi hanya beberapa murid saja yang terlihat.

Bel berbunyi bertepatan dengan Paul yang memasuki kelas, Nabila menepuk jidatnya, dia haus banget! Karena kejadian tadi dia lupa membeli minuman dan sekarang rasa hausnya terasa lagi

"Aku lupa beli minuman!" Serunya kepada Anggis, Nabila bangkit ingin berlari ke kantin sebelum guru pelajaran berikutnya masuk, tapi malah dibuat bengong karena Paul meletakkan air mineral kemasan di atas mejanya saat dia melewati meja Nabila dan Anggis menuju mejanya sendiri

Nabila menoleh melihat Paul yang sudah membenamkan kepalanya di atas meja, Paul memang duduk di belakang Nabila, hanya di pisahkan oleh satu meja

"Paul, ini apa?"
"Air minum"

"Iya aku tau, maksudnya kenapa di taroh di sini?"

Tanpa melihat Nabila, masih dengan posisi yang sama Paul menjawab "ada yang ngasih, aku gak haus"

Nabila tau siapa yang memberi Paul, pasti para fansnya pria itu, walaupun agak canggung menerima pemberian orang lain yang orang itu sendiri juga dikasih. tapi tidak papa, soalnya Paul sering buang-buang pemberian orang lain, dari pada mubazir gak di minum, mending di terima saja. Nabila mengucapkan terimakasih dan kembali duduk.

Anggis yang memperhatikan mereka berdua senyum-senyum jahil, tangannya mencolek-colek lengan Nabila, Nabila geli sendiri melihat muka Anggis yang menaik turunkan alisnya "sawan bu?"

"Enak aja!"

Nabila tertawa dan meminum air pemberian Paul, dia menoleh dan melihat Paul masih tertidur. Sebenarnya, apa hubungan Paul dan Syarla? Kenapa Paul turut campur dalam hubungan Syarla dan Anrez? Tidak pikir panjang lagi kelas sudah banyak di isi murid-muird yang baru masuk dan tak lama pelajaran pun dimulai

******

Halooo haiii, aku berterimakasih sekali kalau kalian mau berkomentar, salam damaaiiiiiiii semuaaa🤗

spontaaannnn

Uhuyyyyyyyyy

The One And Only [END]Where stories live. Discover now