24

2.8K 248 24
                                    

Acara memperingati ulang tahun sekolah sebentar lagi, dan perayaan kali ini di buat lebih meriah dari pada tahun-tahun sebelumnya. Setelah rapat osis, mereka merencanakan untuk membuat panggung dan memberikan murid-murid kesempatan buat menampilkan bakat yang mereka miliki.

Tapi semua itu tidak gampang seperti yang mereka bayangkan. Karna ternyata masih banyak murid-murid yang merasa malu untuk tampil di depan guru-guru dan murid-murid yang lain

Novia suntuk, dia sudah menyebarkan selebaran kertas agar setiap kelas mengirim perwakilan. Tapi hingga saat ini belum juga ada yang memberikan formulirnya
Sedangkan semuanya juga harus di briefing kan terlebih dahulu tentang bagaimana konsepnya dan apa yang ingin di lakukan.

Kalau sudah begini, Novia tidak menunggu lagi. Dia harus bergerak dan mencari sendiri siapa yang akan nampil dan bernyanyi.

Novia duduk di kursi yang ada di setiap koridor, dia menunduk sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Kebetulan Nabila yang baru saja keluar dari toilet melihat Novia dari kejauhan. Nabila mendekat

"Nov? Ngapain di sini?"

Novia mendongak, dia melihat Nabila lalu menggeleng pelan "habis nyari calon buat nampil di acara ultah sekolah. Cape banget gak ada yang mau"

Mendengar ucapan Novia, Nabila ngangguk-ngangguk. Dia duduk di samping Novia dan menatap gadis itu.
"Eh" Tiba-tiba saja Novia teringat sesuatu, dia menatap Nabila dengan senyuman cerahnya

"Kamu waktu itu pernah ikut ekskul paduan suara kan? Kamu mau gak tampil di perayaan sekolah nanti?"

Novia memelas, di genggamnya kedua tangan Nabila sambil memasang ekspresi yang menyedihkan. Dia memohon dan menggoyang-goyangkan kedua tangan Nabila.

Nabila jelas saja langsung menggeleng, dia sudah lama tidak menyanyi di panggung seperti itu, dan pasting sangat canggung bagi dirinya.

"Gak mau ah, aku udah lama banget gak nyanyi"

Senyuman cerah dan harapan Novia langsung pupus, dia kembali menunduk dengan sedih. Novia berbicara dengan sedih "yah.. padahal aku udah ngebayangi gimana serunya acara nanti. Tapi kalau tidak ada yang mau nampil juga buat apa di bikin panggung-panggungan segala"

Novia menatap lapangan dengan pandangannya yang sendu, lebih tepatnya di buat-buat sendu agar Nabila bersimpati dan akhirnya menyetujuinya.

"Terpaksa deh harus di batalkan" sambungnya dengan nafas yang sangat berat, Novia menghela nafasnya dan menatap Nabila dengan senyum yang di paksakan.

"Yaudah deh gak papa, kalau gitu aku balik ke kelas dulu ya Nab"

Novia bangkit dan ingin pergi, tetapi langsung di tahan sama Nabila. Sejak tadi Nabila merasa kasihan dengan Novia, dan dia juga berfikir tidak ada salahnya untuk bernyanyi, hitung-hitung sebagai kenangan jika dia sudah lulus nanti

"Aku mau deh.. tapi masih beberapa minggu lagi kan acaranya?"

Tanya Nabila, Novia mengangguk dengan riang. Dalam hati dia juga meminta maaf dengan Nabila karna sudah membuat Nabila tertipu dengan akting sedihnya. Tapi Novia juga sangat ingin kalau Nabila nampil, Nabila benar-benar memiliki suara yang merdu. Sayang gadis ini tidak percaya diri dengan suaranya sendiri, dan lebih milih keluar dari kelas paduan suara

"Iiihhh, kamu serius? Kamu gak bisa narik ucapan kamu lagi loh ya Nab" Novia menggenggam tangan Nabila dan melompat-lompat kecil, dia memeluk Nabila dengan gemas "makasih yaaa"

***

Di dalam kelas, Anggis melihat Nabila masuk dengan wajah yang sedikit letih, dia merasa heran "kenapa kamu?"

The One And Only [END]Where stories live. Discover now