22

3K 284 48
                                    

"makan bakso yok! Atau apa kek yang anget-anget" Anggis mengusulkan kesuatu tempat saat mereka sedang membereskan buku-buku pelajaran.

Nabila meresleting tasnya dan menyandangnya, dia menatap Anggis lalu menggeleng "aku pulang aja deh. Kayaknya aku kurang tidur"

Paul yang mendengar ucapan Nabila cepat-cepat membereskan barangnya dan mendekati wanita itu

"Eh Ul, apa kabar tu si uler?" Anggis teringat dengan Syahnas. Dia hanya mendengar dari Nabila kalau perempuan itu sudah balik keluar negri. Dan Anggis juga sudah mengetahui bagaimana Syahnas yang memprovokasi Nabila di belakangnya.

Saat mendengar cerita itu dari Alvin dan Nabila, Anggis mengulek-ulek tangannya sambil membayangkan Syahnas. Berani-beraninya dia mengganggu Nabila di belakangnya.

Paul menatap Anggis "sudah pulang" jawabnya singkat.

Anggis merangkul Nabila dan membawanya keluar kelas, Paul dan Rony berjalan di belakang mereka

"Bagus deh, di sini dia bikin naik tensi"

Mereka jalan berhimpitan dengan murid yang lain. Kalau pulang sekolah begini pasti koridor selalu ramai, bahkan sampai dorong-dorongan

Anggis kesal karena sedari tadi pundaknya terus-terusan di senggol, dia berhenti dan menghentakkan kakinya "Woy! Jangan dorong-dorong dong!" Jeritnya kesal. Beberapa murid yang berniat ingin lari mendadak menjadi jalan selambat siput, mereka berusaha menghilang dari kerumunan

Rony geleng-geleng kepala, sambil terus berjalan kearah pagar sekolah, mereka mendengar beberapa murid yang berbisik-bisik, sepertinya akan ada murid baru?

Anggis yang mendengar itu langsung berbisik ke Nabila "kamu denger kan? Katanya bakal ada murid baru. Ih, kira-kira cewek atau cowok ya? Menurut kamu apa Nab?"

Nabila tampak mikir, sebelum dia menjawab Paul sudah mendahuluinya "cewek ataupun cowok gak penting"

"Cih" Anggis menoleh dan melirik Paul dengan sinis "gue nanya Nabila!"

"Semoga cowok ya Nab" ucap Anggis dengan suara yang sedikit di besarkan, dia sengaja agar Paul mendengarnya lebih jelas. Nabila geleng-geleng kepala dan tertawa.

Anggis melihat jemputannya sudah datang, dia melambai ke Nabila "aku duluan yaa, daah Nabilaa"

"Daah" Nabila balas melambai. Anggis menyebrang dan masuk ke dalam mobilnya.

"Yuk" ajak Paul, Nabila mengangguk dan mereka berjalan menuju parkiran bersama Rony.

"Kok mereka bisa cepat banget taunya ya kalo bakal ada murid baru" ucap Rony heran sambil mengeluarkan motornya dari bariasan. Dia melihat Paul dan Nabila juga sudah siap untuk pulang. Nabila menjawab pertanyaan Rony dengan mengedikkan kedua bahunya.

"Ha.. gue duluan ya!" Tin.. Rony menglekson motornya, Paul mengangguk sebagai jawaban dan Rony berlalu.

"Bisa pake helmnya?" Tanya Paul, dia menoleh melihat Nabila yang sedang berusaha mengancingkan helmnya. Nabila mengangguk "bisa kok"

"Yaudah. Kita jalan ya, pegangan"

Nabila memegang jacket paul di bagian pinggang, jalanan lumayan sepi saat ini, hampir di setiap jalan ada genangan air. Nabila memperhatikan sekitarannya, banyak pedagang-pedagang kaki lima yang mulai membuka jualanannya.

"Nabila, mau langsung pulang?" Tanya Paul. Nabila mengangguk "iya"

"Kamu sakit ya?"

"Enggak"
"Kok diam terus dari tadi?"

Nabila juga merasa begitu, dia yakin kalau dia tidak sedang sakit, tapi entah kenapa hari ini bawaanya dia tidak ingin banyak bicara. Mungkin karna faktor mengantuk juga, sedari tadi Nabila sudah membayangkan bagaimana nikmatnya tiduran di kasurnya.

The One And Only [END]Where stories live. Discover now