27. Fate or Coincidence

13 10 2
                                    

27.  Fate or Coincidence

Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 setengah jam, mereka telah sampai di desa Fukushima. Rumah tingkat nan luas berbaris rapi memperindah desa tersebut.

“Rumah tingkat-tingkat, tapi kok sepi kek kubur—”

“Lisa!” Potong Langit sembari menutup mulut sahabatnya itu.

“Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, dalam arti kata kita pulang malem karena kerjaan juga tetangga ga kepo.” Timpal Rafael setelah mendengar kalimat Lisa yang terpotong.

“Ga kayak di Indo, bawa cowo ke rumah aja digibahin, apa-apa digibahin.” Saut Ara setelah mendengar penjelasan Rafael.

“Dasar +62.” Ujar Lisa dan Ara bersama-sama.

“Kita langsung ke dalem aja. Udara di luar lagi dingin.” Ajak Rafael yang di setujui teman-temannya.

Kini mereka telah memasuki perkarangan salah satu rumah. Rafael segera mendekati pintu dan menekan bel rumah yang telah tersedia.

Ding dong.

Haik!” Saut seorang wanita dari dalam rumah.

Ceklek.

Rafaeru-kun!” Seru wanita yang berusia sekitar 30 tahun sembari memeluk Rafael dengan erat.

“Rafaeru?!” Pekik Lisa, Langit, Ara, dan Aily  setelah mendengar nama Rafael yang di ubah.

Nande saken deru no, Yūri! (Kenapa kau berteriak, Yuri!)” Suara wanita yang lebih tua terdengar dari dalam rumah tersebut.

Okāsan no daisukina mago ga yattekimashita. (Cucu kesayangan ibu telah tiba.)” Saut wanita yang telah melepas pelukannya.

Rafaeru!” Ujar seorang nenek sembari berlari kecil untuk memeluk Rafael.

Hai, o bāchan. Rafaerudesu. (Iya nenek. Ini Rafael.)” Jawab Rafael sembari mengelus punggung neneknya.

Karera wa darena no? (Siapa mereka?)” Tanya wanita tersebut sembari melihat pada 13 orang di belakang Rafael.

Karera wa watashinotomodachi. (Mereka teman-temanku.)” Jawab Rafael memperkenalkan, membuat nenek tersebut melepaskan pelukannya.

Aaa, sōdesu ka? (Oh, itu ya?)” Ucap Wanita tersebut. 13 orang tersebut kini sedang memperkenalkan dirinya masing-masing kepada wanita itu.

“Langitia Laura.” Ujar Langit. Setelah memperkenalkan dirinya, Langit tidak sengaja melihat jika nenek yang ia duga adalah nenek Rafael sedang melihatinya dengan orang yang berada di sebelah kirinya, yaitu Bintang dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Ayo kita masuk.” Ajak wanita tersebut membuat Langit kembali fokus dengan percakapan itu.

“Tante bisa bahasa Indonesia?” Tanya Ara dan Lisa dengan penuh semangat.

“Hanya sedikit.” Jawab wanita tersebut ramah. Ia segera mengajak mereka semua untuk masuk ke dalam rumahnya.

Langit juga melihat jika nenek tersebut menatapnya ramah sembari merentangkan tangan kanannya, mempersilahkan masuk.

“Nenek bernama Yuzuki Mia. Saya Yoichi Yuri, adik dari mama Rafaeru.” Ucap Tante Yuri setelah mereka duduk di lantai mengitari meja panjang.

“Marganya tante beda ya sama nenek.” Tanggap Lisa yang di beri anggukan oleh Ara.

“Karena marga suami saya Yoichi, jadi marga saya di ganti dengan marganya.” Jawab Tante Yuri yang di respon anggukan oleh kedua gadis itu.

“Ayo sudah waktunya makan siang. Tante akan siapkan makanannya.” Ajak Tante Yuri yang ingjn berdiri namun di cegah oleh nenek Mia.

sᴋʏ ʟɪғᴇ  [ON GOING]Where stories live. Discover now