9. Towards the Night Market

32 19 21
                                    

Hallo semuaaaaa🖐
Gimana keadaan kalian hari ini? Semoga dalam keadaan sehat ya👌

Maaf ya jika updatenya cukup lama🙁.
Jadi aku bakal update lagi nih walau gak rame dan gak seru tapi aku tetep bakalan update sampai selesai🥳😁.

Jadi bagi yang suka sama ceritanya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen yaaaaa😉👌.

Oke lanjut aja yuk🤍.


Happy reading...

9. Towards the Night Market

Hari sudah sore. Langit sedang dalam perjalanan kerumahnya menggunakan sepeda motornya.

Hari ini begitu melelahkan bagi Langit. Setelah bertarung mengerjakan dua ulangan sekaligus Langit juga harus mengikuti ekskul PMR. Itu sudah cukup menguras tenaga dan pikirannya.

Suasana jalan tidak begitu ramai. Warna awan sudah mulai bercampur dengan warna orange membuat Langit bisa sedikit merilekskan pikirannya.

Namun, pada jarak sekitar lima puluh meter Langit melihat ada seseorang yang tergeletak. Langit memberanikan diri untuk mendekati orang tersebut. Saat sudah sampai sekitar dua puluh meter Langit langsung menaikkan gasnya untuk sampai pada orang tersebut.

"FEL!" Ucap Langit. Ia turun tergesa-gesa saat ia tahu bahwa orang tersebut adalah Rafael.

"Fel lo gak papa kan?! Lo abis berantem ya?!" Ucap Langit panik. Ia berusaha membantu Rafael yang sudah babak belur tersebut untuk duduk.

"E-enggak kok." Ucap Rafael terbata-bata.

"Boong! Lo abis berantem sama siapa si?! Liat tu muka lo sampe kekgitu!" Ucap Langit. Ia tidak yakin kalau itu bukan karena Rafael berantem.

"G-gue gak beran-"

"Yaudah sini gue bantu berdiri." Putus Langit.

"Kita duduk di deket taman sana ya, mau gue obatin." Ucap Langit ketika Rafael sudah bisa berdiri sembari ia pegang.

"Gak usah-"

"Plis, kali ini lo nurut ya?" Sela Langit dengan nada memohon agar Rafael mau menurutinya.

"Terserah lo aja." Ucap Rafael pasrah.

Kini Langit sedang membawa Rafael menuju kursi taman yang tidak jauh dari tempat Rafael terbaring.

"Sini gue obatin." Ucap Langit sembari mengeluarkan obat P3K yang ia bawa untuk kepentingan ekskulnya.

"Shit." Keluh Rafael saat kapas yang sudah Langit beri alkohol tersebut mengenai lembab di sudut bibirnya.

"Aduh sakit ya? Yaudah gue bakal pelan-pelan." Raflek Langit ketika melihat reaksi Rafael.

Saat Langit sedang serius mengobati Rafael, ia tidak sadar bahwa orang yang ia obati tersebut sedang memperhatikannya.

"Lo tuh kenapa bisa kek gitu si?" Ucap Langit sembari membereskan obat P3K nya.

Saat Langit sudah selesai membereskan obatnya, ia merasa bahwa orang yang sedang ia tanyakan tidak menjawab pertanyaannya itu.

"Fel?" Ucap Langit sekali lagi saat orang yang Langit tanya tersebut rupanya sedang melihatianya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ah i-iya apa?" Ucap Rafael terbata-bata, seperti baru bangun dari alam hayalnya.

sᴋʏ ʟɪғᴇ  [ON GOING]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt