21. Hijacking On The Plane

16 10 0
                                    

Happy reading...






21. Hijacking On The Plane

“Asisten?!” Cetus Langit. Ia baru saja bangun tidur dan tiba-tiba saja disuruh menjadi asisten?

“Saya mohon.” Pinta Bintang sekali. Langit sebenarnya ingin menolaknya, tetapi ia melihat di kejauhan, seorang pramugari mengisyaratkan kita berdua untuk segera menghampirinya.

Langit yang masih kesal dengan Bintang akibat ditarik paksa itu memberi isyarat mata untuk segera pergi menghampiri pramugari tersebut, ia akan mengikutinya dari belakang. Jiwa kekepoannya kembali keluar.

Tok... tok... tok...

“Saya sudah membawa Detektif kesini.” Ujar Pramugari tersebut sebelum membiarkan kita berdua untuk memasuki ruangan pilot yang mengemudikan pesawat tersebut.

Sebelum membuka pintu, Bintang membisikkan sesuatu kepada pramugari yang tadi mengantarnya. Setelah mendengar ucapan tersebut pramugari itu segera pergi meninggalkan kita berdua.

Cklek...

Langit terkejut setelah ia melihat seorang pria yang sedang duduk dengan salah satu kakinya di naikkan di atas kakinya dan kedua tangannya ditempuh di atas lututnya. Pria itu menduduki punggung salah satu pilot yang sepertinya pingsan.

“Oh, it turns out there really is a detective in this plane.” Ucapnya setelah menyadari kehadirannya kita berdua.

“You two are younger than I thought.”

“Who's the detective?” Tanyanya sembari menelisik kearah Langit dan Bintang.

‘Kemungkinan besar bakal terjadi sesuatu yang buruk.’ Batin Langit. Sekarang rasa kantuknya sudah hilang dan berganti dengan rasa cemas.

“Cielo. Dan dia Estrella, asisten saya.”  Ujarnya Bintang dengan nada serius. Sepertinya ia sudah mengaktifkan mode tersebut.

Langit sebenarnya ingin menyangkal soal namanya itu. Bukannya seharusnya mereka menggunakan nama asli mereka? Keinginan terhenti, Langit berpikir bahwa menanyakan hal tersebut bukan sesuatu yang tepat dalam situasi saat ini. Ia tetap akan menanyakan sesuatu yang jauh lebih penting dari nama.

“Emang dia tau bahasa kita kak?” Bisik Langit. Ia merasa bingung dengan bahasa yang digunakan Bintang saat menjawabnya.

Langit juga tidak menyadari jika ia sudah memiliki profesi sebagai seorang asisten.

“Tentu saja. Dia adalah salah satu anggota organisasi rahasia yang ada di negara kita.” Tegas Bintang sembari menatap tajam kearah pria tersebut.

“Ya ampun, ketauan juga ya. Tidak kusangka kamu mengetahuinya, detektif.” Ujarnya sembari menegakkan bahunya.

“Waston. Hanya nama sandi.” Ucapnya memperkenalkan diri.

‘Apa mungkin nama yang di pakek untuk identitas gue sama Kak Bintang itu nama sandi?’ Batin Langit setelah mendengar perkataan Waston tersebut.

“Jadi, apa tujuanmu, Waston? Kenapa memanggil seorang detektif kemari?” Tanya Bintang setelah mendengar namanya tersebut.

“Haha. Pemuda yang menarik.” Ucap Waston sembari tertawa.

“Oke. Coba pecahkan alasanku membajak pesawat ini. Jika menjawab benar, aku tidak jadi memenggal kepala pilot ini.” Jelasnya sembari menunjuk kepala pilot yang di dudukinya.

sᴋʏ ʟɪғᴇ  [ON GOING]Where stories live. Discover now