22. A Former TRIP Member

17 10 0
                                    

Haloo semuaa.
Aku cuma mau ngasih tau aja nih kalau kemungkinan dari chapter ini sampai seterusnya bakalan ada sedikit adegan kekerasan. Tapi menurut masih bisa dibaca untuk usia 15 thn keatas kok.
Namun ada adegan yang bikin jantung ga aman ya ><

Jadi aku saranin bayangin yang menurut kalian penting dibayangin ya ^^





•☆•☆•☆•》☆《

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








》☆《

22. A Former TRIP Member

Dor...

Bug. Tubuh Langit seketika terjatuh akibat Bintang mendorongnya. Ia ingin sekali marah kepada Bintang. Siapa yang tidak sakit jika didorong secara tiba-tiba seperti itu.

Niatnya untuk memarahi Bintang terhenti sebab Langit terkejut dengan kondisi Bintang sekarang.

“Kak!” Panik Langit yang masih pada posisi awalnya. Langit melihat Bintang memegang lengan kanan bagian atasnya. Lengannya terluka menyebabkan darah mengalir turun hingga terlihat melalui telapak tangannya.

“Maaf ya. Aku ubah rencana aja.” Ucap Waston yang telah memegang pistol ditangannya.

“Hati-hati Estrella. Pistol yang dia gunakan adalah pistol yang sangat cepat.” Peringat Bintang bagi Langit. Langit yang sudah mengetahui alasan Bintang mendorongnya itu segera berdiri di samping Bintang. Ia sebenarnya begitu khawatir dengan kondisi Bintang. Tetapi kalimat Waston mengalihkan perhatiannya.

“Hebat sekali. Kamu seketika bisa tahu jenis pistol ini ya. Sungguh pemuda yang jenius. Andai saja dulu kau tidak menghianati organisasi kami, nasibmu ga akan seperti ini.” Puji Waston setelah mendengar perkataan Bintang barusan.

“Aku sangat senang karena aku yang akan membunuhmu dan menyerahkan mu kepada bos.” Lanjutnya sembari menurunkan pistolnya.

Langit yang mendengar kalimatnya itu sedikit bingung. Organisasi? Jadi Bintang pernah bergabung dengan organisasi itu?

“Kamu kebingungan gadis kecil?” Tanyanya yang tertuju kepada Langit. Ia yang mendapat pertanyaan itu seketika menatap Waston tajam. Entah kenapa dirinya merasa aura yang sedikit mengerikan saat ia menatapnya.

Waston yang mendapat tatapan itu menelan ludahnya dengan susah payah. Langit merasa jika Waston sedikit takut dengannya yang hanya seorang gadis SMA.

“Kau hebat sekali bisa membuatku sedikit merasa takut. Kau juga punya bakat terpendam ya haha.” Puji Waston kepada Langit sembari tertawa.

“Akan ku beritahu secara singkat tentang pemuda yang berada disampingmu itu.” Ujar Waston  setelah menyelesaikan tawanya.

“Dia adalah salah satu dari tangan kanan bos ku. Semua anggota memiliki bakat terpendam tersendiri. Tapi dia memiliki kelebihan yang benar-benar berbeda dari anggota lainnya, sama seperti bosku. Aku hanya memiliki kelebihan mengenai telinga. Telingaku bisa mendengar dari jarak 100 km.”

sᴋʏ ʟɪғᴇ  [ON GOING]Where stories live. Discover now