1. The Beginning Of Everything

101 32 19
                                    


1. Dia, Bintang Laksamana

Jakarta, 2022

Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu. Iya hari ini adalah hari pertama Langit menjadi siswi SMA Garuda. Siapa sih yang ga kenal sama SMA Garuda? Sekolah paling hist di Jakarta. Dan di SMA itu pasti banyak sekali anak orang kaya yang bersekolah disana. Apa, minder? Sedikit sih.

"Akhirnya, setelah M.O.S. sekarang gue beneran jadi siswi di SMA impian gue." Langitia Laura, seorang cewe ceria yang sudah bersemangat sejak pagi karena hari ini dia akan memulai ceritanya menjadi siswi SMA. Apalagi SMAnya SMA impiannya. Langitia Laura, cewe dengan rambut coklat panjang sepinggang dan sering diikat tinggi dan menyisakan sedikit anak rambut di bagian samping telinga itu adalah anak tunggal dari keluarga yang sederhana. Walaupun hidup sederhana tapi Langit merasa sangat senang dengan keluarganya yang harmonis.

Oya Langit ini bisa masuk SMA Garuda yang elite itu dengan beasiswa. Ya Langit termasuk golongan orang yang pintar bahkan telah memenangkan berbagai olimpiade pada saat Langit Masih SMP. Langit juga mendapatkan nilai tertinggi saat ujian akhir di kelas 9 sehingga dia ditawarkan beasiswa untuk bersekolah di SMA impiannya yang sekarang sudah menjadi siswi di SMA itu.

"Oke udah siap, saatnya gue berangkat dehh." Langit yang dengan semangat 45 itu siap memulai ceritanya di SMA impiannya itu. "Ma, Pa aku berangkat ya." Langit menghampiri mama dan papanya sebelum ia berangkat sekolah. "Yaudah hati hati ya nak." Ucap mama Langit yang sedang membuat kopi untuk papanya. "Papa kemana ma?" Tanya Langit saat dia tidak melihat sosok papanya itu. "Papa lagi keluar ada urusan, karena papa kamu ga suka kopi panas makanya mama buatin sebelum papamu dateng." papaku memang ga suka kopi yang baru karena katanya terlalu panas jadi yahh, harus dibuat beberapa menit sebelum papa meminumnya.

"Yaudah ya ma aku berangkat dulu. Assalamualaikum ma." salam Langit sembari mencium tangan sang mama sebelum berangkat. "Waalaikumsallam, hati hati ya."

"Iya ma." Langit langsung bergegas menuju tempat motornya diparkir. Jarak dari rumah ke sekolah ga terlalu jauh, jadi lebih cepat Langit sampai kesekolahnya.

-Sky Life-


Pemandangan Jakarta yang belum terlalu padat membuatnya ingin melihatnya dengan waktu yang lama. Tapi Langit tahu hari ini adalah hari pertamanya jadi dia harus segera sampai di Sekolah impiannya itu.

"Oke Langit. Sekarang saatnya loh berubah." Gumam Langit saat ia hampir sampai di sekolahnya.

"Selamat pagi pak." Sapa Langit kepada pak satpam penjaga gerbang dengan senyumnya yang sangat tipis."Pagi Neng." Ramah pak satpam. Setelah itu Langit menuju tempat parkir motor. Yah walau ini Sekolah elite yang kebanyakan di huni oleh orang kaya tapi masih ada beberapa orang yang membawa motor, yah walaupun motor yang terparkir itu termasuk motor yang mahal tapi tidak membuat Langit minder, toh jugaan motornya termasuk keluaran baru yang dibeli setahun lalu.

"Langittt." seorang cewe yang berlari kearahnya sambil manggil namanya itu terlihat sangat ceria. "Gila gue masih ga nyangka bisa masuk sekolah ini." Lalisa Ramantina yang sering di panggil Lisa, cewe yang sangat sangat sangat ceria melebihi dirinya itu terlihat sedang menunggu seseorang yaitu dirinya.

Mereka pertama kali bertemu saat kegiatan M.O.S. Lalisa juga menerima beasiswa juga sama sepertinya. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Langit adalah cewe yang irit bicara, pendiam, cuek, dan jarang berekspresi, berbeda saat ia dirumah yang sifatnya sama seperti Lalisa yaitu ceria, banyak bicara, heboh, dan kepoan. Bisa dibilang Langit memiliki dua sifat di dirinya. Tetapi sifat asli Langit adalah saat ia berada di rumah.

Sikap disekolahnya yang berbeda itu memiliki sebab. Saat di SMPnya dulu Langit terlalu menunjukkan sikap aslinya dan mengiya-iyakan saja saat teman temannya menyuruhnya dan membuatnya dipandang seperti babu yang mau disuruh-suruh. Iya juga benci dengan sifatnya yang sangat polos itu sehingga dia berniat mengubah sifatnya di SMA.

"Yaudah yok Lis, kita masuk." Ajak Langit sembari berjalan tanpa menunggu jawaban Lisa. "Yaelah pagi-pagi gini gausah cuek-cuek amat dah. Minimal lo komen kek perasaan lo pas jadi siswi SMA ini, ini malah nambah cuek." Ujar Lisa saat ia melihat temennya yang sudah ia anggap sahabatnya itu sifatnya ga berubah. Ya emang udah Lisa maklumin sih sahabat dia yang satu ini sangatlah berbeda.

-Sky Life-

Oke, ini adalah istirahat pertama setelah pelajaran biologi. Langit masih belum terlalu paham, tapi dia bakal terus berusaha untuk memahaminya nanti. Sekarang saatnya Langit dan Lisa pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

"Eh Langit, pas kita M.O.S. itu yang jadi pembawa acaranya kan Wakil Ketos karena ketuanya lagi sakit. Nah, emang lo ga kepo siapa Ketua Osisnya?"-Lisa

"Siapapun dia gue ga peduli." Jawab Langit sambil memakan makanan yang dia beli di kantin.

"Tapi banyak yang bilang kalau namanya itu Bintang Laksamana. Sifatnya juga hampir sama kek lo dan dia populer banget dikalangan cewe cewe." Ujar Lisa yang masih menampilkan ekspresinya yang heboh itu.

"Dan ada yang bilang kalau hari ini dia udah sekolah lagi. Gue udah ga sabar pengen liat dari pada dengerin tentang dia."-Lisa

Langit hanya membalasnya dengan anggukan sambil melanjutkan acara makannya itu. Langit sebenarnya penasaran juga seperti apa Ketua Osis itu, tapi tidak separah Lisa yang benar-benar penasaran.
Namun sifat penasarannya tidak terlalu menggebu, mungkin karena sifatnya dia hampir berubah karena sifat barunya itu. Tapi ia tidak menyesal akan hal itu. Dia bersyukur kalau sifatnya tidak polos lagi.

"Eh Langit. Itu tu kak Bintang." Semua murid terutama kalangan cewek-cewek itu termasuk Lisa membuat kehebohan saat melihat Ketos yang belum pernah dilihat itu menghampiri kantin.

Langit terdiam sesaat saat ia melihat sosok Bintang Laksamana itu. Cowo tinggi dengan rambut hitam rupanya lebih ganteng dari yang ia dengar. Namun itu hanya bertahan sesaat sebelum ia kepergok oleh seseorang yang ia lihat.

Manik coklat Langit bertemu dengan Manik hitam pekat milik Bintang itu membuat Langit seperti terhipnotis. Namun itu tidak bertahan lama, saat Langit tersadar ia langsung memalingkan wajahnya, tidak mau menatap Ketua Osis itu lagi.

"Ck. Gue ga bakal masuk perangkat lo." Gumam Langit dalam hati sebelum ia meninggalkan kantin dan temannya itu untuk kekelas. Ia sempat memberikan tatapan tidak suka kepada Ketos itu saat ia melewatinya. Ia tidak mau terlibat bahkan berurusan dengan Ketua Osis itu.

"Langitt! Tunggu!" Teriak Lisa sambil berlari mengejar Langit saat ia sadar bahwa ia merasakan perubahan atmosfer pada sahabatnya itu. Entah ada apa ia tidak mengerti mengapa sahabatnya itu tiba-tiba meninggalkannya tanpa bilang apa apa.

"Perempuan yang menarik." Gumam seseorang yang diberi tatapan tidak suka oleh Langit.

Oke sekarang cukup segini dulu ya. Semoga nyambung dan membuat kalian penasaran kelanjutannya. Jika kalian suka tolong beri dukungan kalian dengan memberikan vote ya. Dan bakal lanjut kalau banyak yang vote. Kalian juga boleh kasih saran dan kritik agar saya bisa lebih baik lagi.

Jadi jangan lupa vote dan berikan saran dan kritik ya.

Komen juga kalian suka ga dengan ceritanya.

Byeeeeeeeee

-Sky Life-

sᴋʏ ʟɪғᴇ  [ON GOING]Where stories live. Discover now