23. Tokyo

18 10 0
                                    

Happy reading....

23.  Tokyo


“Dor.”

“Baik anda sudah mati di sini.” Ujar Bintang sembari mengeluarkan senapannya dari mulut Waston.

“Sekarang anda tidak akan diincar rekanmu lagi karena anda sudah menjadi Almarhum.” Lanjut Bintang.

“Kau meremehkanku?” Geram Waston setelah mendengar perkataan Bintang.

“Bukannya anda tidak ingin mati?” Tanya Bintang kepada Waston.

“Saya akan meminta bantuan polisi untuk menyebarkan berita kematian anda. Saya juga akan mengatur supaya anda bisa disembunyikan oleh polisi sehingga keberadaan anda tidak sampai pada organisasi anda.” Jelas Bintang dengan suara khasnya.

“Kau tidak menyesal jika tidak membunuhku di sini.” Remeh Waston saat mendengar penjelasan Bintang.

“Kenapa?” Tanya Bintang yang sepertinya ia sudah tahu jawabannya.

Mendengar pertanyaan tersebut Waston kembali merogoh sakunya. Ia mengeluarkan sebuah pistol dan dengan cepat mengarahkannya ke Bintang.

Dor...

“Awas kak!” Pekik Langit saat melihat Waston kembali meloloskan pelurunya, namun kini dengan jarak yang dekat.

Lagi-lagi Bintang bisa menghindari tembakan tersebut walau dengan jarak yang cukup dekat. Ia tidak terkejut, mungkin ia sudah memprediksikan nya.

“Begitu rupanya.” Ujar Waston setelah Ia dan Langit terdiam sejenak melihat cara menghindar Bintang.

“Baiklah. Aku menyerah, detektif.” Lanjut Waston sembari menurunkan pistolnya.

Setelah Waston mengaku kekalahannya, keadaan sudah sedikit normal. Banyak sekali bekas peluru di dinding dan kursi membuat para penumpang berbisik satu sama lain untuk membahas kejadian ini.

“KEPADA SELURUH PENUMPANG DI HARAP TENANG DAN KEMBALI KETEMPAT DUDUKNYA MASING-MASING. SEBENTAR LAGI PESAWAT AKAN SEGERA MENDARAT.” Suara lantang salah satu pramugari yang terdengar dari sebuah speaker menghentikan kegiatan seluruh penumpang.

Seluruh penumpang kembali ke tempat duduknya walau masih terdengar obrolan dari salah satu penumpang.

“Saya mohon jangan memberitahu siapa-siapa tentang hubungan saya dengan organisasi TRIP.” Ujar Bintang setelah ia duduk di tempatnya membuat Langit yang berada disampingnya segera melihat ke arah Bintang.

“Iya kak.” Jawab Langit singkat. Ia sedikit lega sekaligus lelah setelah kejadian yang menegangkan.


----------o0o----------


“Beneran gapapa kan lo Langit?” Tanya Lisa setelah sampai di bandara Tokyo. Ia masih khawatir dengan kondisi Langit sampai-sampai mereka tidak menikmati keindahan kota Tokyo.

“Ga papa Lisa.” Jawab Langit. Dirinya benar-benar dalam kondisi yang sehat.

“Jugaan orang itu ngapain sih. Kok banyak lubang di pesawat?” Bingung Ara setelah ia melihat lubang di dalam pesawat.

sᴋʏ ʟɪғᴇ  [ON GOING]On viuen les histories. Descobreix ara