Lalu bu Wida memperlihatkan sebuah buku yang telah terbuka pada Jungkook.
"Ini buku Taehyung. Dan.. itu penyebabnya..."

Jungkook ambil buku itu, dan....

Syok.
Mata belo nya melebar kala melihat gambar dan tulisan Taehyung di buku itu; gambar dua perempuan sebagai dirinya dan Taehyung yang saling bergandengan tangan. Dengan tulisan 'Kak Jungkook, setelah aku dewasa nanti aku ingin menikahi mu. Taehyung love Jungkook.'

Sungguh. Jungkook tidak dapat berkata-kata.
Ok.. dia paham maksud bu Wida.
Tapi dia tidak mengerti, bagaimana bisa Taehyung melakukan itu. Kenapa bisa Taehyung seperti itu..
Dia pun tidak tau harus merasa marah kah? Sedih kah? Atau bagaimana?
Yang jelas, dia sangat terkejut. Dan berpikir, maklum, Taehyung masih anak-anak. Masih polos.

Kata bu Wida, "Dek Jungkook, kamu pasti tau ini tidak baik bagi nya. Saya pun tidak menyalahkan kamu. Tapi, saya harap, kamu mengerti untuk tidak mengajar Taehyung lagi. Dan tidak begitu dekat dengannya lagi."

Kepala Jungkook mengangguk lemah.
"Tentu. Saya mengerti, bu."

"Terimakasih,"


Esok hari.
Dengan ceria, kaki kecil Taehyung mengayuh sepeda menuju rumahnya sambil membawa beberapa buah jambu di tas sekolah.
Pulang sekolah, Taehyung ganti baju, makan siang, main game, lalu menunggu kedatangan seseorang yang sangat tidak sabar dia tunggu-tunggu. Bersama tiga buah jambu batu di keresek di sampingnya. Jambu yang yang dia petik dengan kerja keras memanjat sendiri dari pohon yang pernah menyebabkan Jungkook jatuh tempo hari.
Iya, dia menunggu Jungkook datang untuk belajar private seperti biasa. Namun, sudah lewat hampir satu jam dari jadwal, Jungkook tak kunjung muncul di rumahnya. Malah ibunya yang terlihat baru saja pulang dulu dari toko.

Bu Wida ambil segelas air putih untuk dia minum.

"Mah,"
Sapa Taehyung menghampirinya.

"Iya, Tae.."

"Liat kak Jungkook berangkat ke sini gak?"

"Enggak. Kenapa?"

"Kan dia harus ngajar aku les, mah..", jawab Taehyung yang wajahnya mulai cemberut.

Setelah duduk, bu Wida berkata, "Kak Jungkook mungkin lupa ya gak bilang sama kamu?"

"Bilang apa?", tanya Taehyung bingung.
Semalam ketika mereka bertemu, Taehyung nya sih yang samperin Jungkook di warung bu Tati, dan Jungkook sama sekali tidak membicarakan tentang les.

"Dia udah gak akan ngajar kamu les lagi."

Blank.
Taehyung terkejut bukan main mendengar penuturan ibu nya.
Batinnya, 'APA?'

Tiga mahasiswi KKN terlihat baru saja sampai di rumah dengan beberapa kantung keresek belanjaan bahan pokok sehari-hari. Jungkook, Vina, Jessi, mendudukan diri di kursi teras untuk beristirahat.

"Vin, elo yang bawa cobek sama bumbu, gih, ke dapur!", suruh Jessi.
Siang ini, mereka bertiga akan membuat rujak.

"Aku bantu bawa piring sama sendok ya." kata Jungkook.

Baru saja dia dan Vina akan memasuki rumah, mereka bertiga harus dikejutkan oleh kemunculan Taehyung yang sudah berteriak dari jauh;
"KAK JUNGKOOK!"
Bahkan suaranya terdengar cukup lantang, menyiratkan emosi yang tersampaikan.

Vina, "Lah? Ini anak kenapa?"

Sedangkan Jungkook yang kaget, terdiam. Dan semakin dibuat kebingungan ketika Taehyung yang menaiki sepedanya telah sampai di depan teras rumah, langsung membiarkan sepeda itu terjatuh begitu saja.
Wajah Taehyung merah. Dadanya kembang kempis menahan amarah. Segera Jungkook hampiri dengan ekspresi berupaya menenangkan bocah SMP itu.
Mulut Jungkook terbuka hendak berbicara, namun Taehyung mendahului, dengan suara dalam yang begitu marah.
"Kenapa kakak gak ngomong sama aku??"
Rahangnya semakin mengeras. Sorot matanya semakin tajam. Seolah mampu melubangi kepala orang.
Jujur, Jungkook saja sampai takut melihat kemarahan bocah itu. Vina dan Jessi juga tidak kalah keheranan.

"Kita semalem ketemu. Tapi kenapa kak Jungkook gak ngomong kalo kakak udah gak bakal ngajarin aku les lagi??", emosi Taehyung masih menggebu-gebu.

Tolong, Jungkook masih kaget dan masih perlu memikirkan jawaban yang dapat dia sampaikan.
Iya, dia memang salah.

Perlahan wajah Taehyung mulai menunduk, dan berkata dengan emosi yang lebih ditahan, "Pantes semalem kak Jungkook kayak menghindar. Kalo aku punya salah sama kakak, bilang kak!"

Jungkook menghela nafas berat, dan berusaha menjaga emosi nya.
"Maaf.. gak gitu. Seminggu lagi kakak harus kembali pulang, Tae.. jadi kakak gak bisa ngajar kamu terus. Bukan karena kamu ada salah sama kakak.. Gak ada sama sekali.
Maaf, semalam kakak gak ingat untuk bilang sama kamu. Kakak sibuk.."

Kini Taehyung menatap balik wajahnya. Masih dengan wajah kecewa.
"Seminggu lagi? Kalau masih ada beberapa hari lagi disini kenapa kakak harus berhenti hari ini?? Kenapa kakak sampai tega lupa bilang sama aku dan putusin semuanya sendiri tanpa aku??"

"Tae.. nggak gitu.. Seperti yang aku bilang tadi. Aku dan yang lainnya sibuk. Sebelum kita pulang kita harus bikin jurnal laporan dan lain-lain nya.. Jadi maaf aku gak bisa ngajar lagi dari hari ini. Aku bakal sibuk banget..
Aku juga minta maaf baru bicara sekarang sama kamu."

Bibir Taehyung rapat terdiam.

"Tae.."

Bukannya menyahut, badan Taehyung berbalik arah. Lalu tanpa kata, melangkahkan kaki nya dengan cepat untuk pulang.

"Taehyung..!", Jungkook mencoba memanggil nya lagi. Tapi diabaikan.

Jessi, "Biarin dia, Jung. Gue yakin sekarang dia lagi gak mau ngomong dulu."

Sedangkan Vina membangunkan sepeda Taehyung yang tertinggal. Ada satu keresek menggantung di stang sepeda itu.

Tangan Jungkook meraihnya. Dan setelah melihat isi keresek yang berupa tiga buah jambu batu itu.. hatinya berdenyut sakit.
Dengan rasa sedih, Jungkook memandang punggung kecil itu telah semakin menjauh pergi di depannya.

Setelah kejadian itu, dua hari lamanya, Taehyung tidak terlihat menemui Jungkook lagi. Sampai di waktu tersisa lima hari lagi para mahasiswa KKN akan pulang, Taehyung kembali muncul menemui. Anak itu datang untuk meminta maaf, yang tentu saja Jungkook maafkan. Mereka pun kembali akrab, meski Jungkook harus diam-diam lebih menjaga jarak dengan anak itu.

Iya, hingga di hari waktu nya para mahasiswa KKN pulang pun, dia dan bu Wida tidak pernah memberi tau Taehyung tentang hal yang sebenarnya.

Flashback off

Masih asik oleh kenangan, Jungkook di kejutkan oleh bunyi dering Hp nya.
Nomor asing muncul di layar, sebagai penelpon.
'Siapa?'

"Halo?", suara Jungkook setelah menjawab panggilan.

Suara si penelpon, "Jung, ini aku-"

Langsung Jungkook akhiri panggilan itu. Dia kenal. Dan dia tidak mau berurusan lagi dengan pria yang menelpon nya tadi.
Hp nya pun dia matikan.

Matanya sendu.. menatap Aslan yang tertidur nyenyak. Lalu dia kecup sayang pipi bayi itu.

 Lalu dia kecup sayang pipi bayi itu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Maafkan bunda ya, sayang.."








Yaa.. Aslan adalah anaknya Jungkook.
Siapa bapak nya Aslan guys??
Jangan lupa klik Vote ♡
Mari kita lanjut ke part selanjutnya..

Taekook Short StoriesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora