¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
💜 siapa yg belum vote?
Selesai membereskan barang belanjaan, hari masih pukul lima sore kurang beberapa menit saat Mika dan Asih pergi menuju curug. Kata Asih, pasti enak banget refleksi badan capek mereka di bawah air curug. Dan tentu saja diiyakan Mika.
Disana, mereka merebahkan diri dengan bersandar pada bebatuan. Tubuh Asih terbungkus baju blouse tipis, sedangkan Mika mengenakan kemeja yang tadi dia pakai ke pasar, dan celana kolor pinjaman punya abah.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Percikan tenang air curug kecil dan suara hewan tonggeret di pepohonan, membuat mereka berdua hanyut dalam ketenangan.
"Seger banget ya..", gumam Asih.
"Iya.. Hh, Asih.."
"Hm?"
"Kamu tau arti nama kamu apa? 'Asih'?"
"Hhh.. tau. Kata abah sih, artinya Asih itu Cinta."
Bibir Mika mengulas senyum. "Betul. Dan sungguh kebetulan."
"Kebetulan apa?"
Sebelum menjawab, Mika memandang langit yang masih membiru cerah. "Kalau nama kita disambung 'Mikaasih' atau 'Mikacinta', akan jadi kosa kata bahasa sunda yang indah."
Asih tau kosa kata itu, tapi masih belum paham maksudnya Mika. "Mm.. maksudnya gimana teh?"
"Coba kamu terjemahin ke bahasa indonesia, Mikaasih dan Mikacinta artinya apa?"
Asih, "Mencintai."
Mika senyum-senyum sendiri oleh teori buatannya itu.
Diam-diam, Asih pun ikut tersenyum.
Perlahan dia raih kedua tangan Mika. Dimana itu menyebabkan Mika terkejut. Namun tak berbuat apa-apa selain membiarkan tangannya di genggam Asih.
Mata kejora Asih menatap lembut kedua mata-nya. "Teh Mika.. aku selalu senang saat kita bersama. Tapi hari ini, aku lebih senang. Terimakasih banyak, ya.."
