Part 5 Qabiltu

40.7K 2.2K 44
                                    

"Cinta itu bisa di pelajari. Karena itu jangan takut menikah dengan seseorang yang belum kita cinta."


Ning Adiba merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tanpa sadar kedua pipinya memerah dan senyumnya tak dapat ia tahan. Masih terngiang dengan ucapan Gus Haidar sebelum lelaki itu pergi.

"Njenengan juga harus siapkan mental jadi istri saya."

Ning Adiba menggigit jari-jarinya mengingat kalimat Gus Haidar yang entah mengapa begitu mendebarkan hatinya.

"Ekhem, sumringah banget calon pengantin," ujar Bu Nyai Halwa tiba-tiba sambil berjalan ke arah ranjang.

"Aaaa Umma," kata Ning Adiba malu-malu.

"Klepek-klepeknya setelah akad aja. Sekarang tahan dulu," tutur Bu Nyai Halwa.

"Emang kenapa Ma?" Sahut Ning Adiba.

"Belum halal cah ayu," ujar Bu Nyai Halwa sembari mengelus puncak kepala Ning Adiba.

"Dulu Umma sama Abi gimana ceritanya kok bisa nikah? Di jodohin juga?" Tanya Ning Adiba tiba-tiba penasaran dengan kisah cinta kedua orang tuanya.

"Dulu Abi di jodohkan sama seorang Ning, tapi qodarullah nikahnya sama Umma," jawab Bu Nyai Halwa.

"Umma dulu cuma santriwati biasa nduk. Bukan keturunan Kyai seperti Abi. Umma cuma anak petani yang ekonominya menengah ke bawah."

Ning Adiba mendengarkan dengan seksama cerita Bu Nyai Halwa.

"Umma ngiranya, Abimu akan suka sama Ning tapi ternyata Abi sukanya sama Umma yang bukan siapa-siapa."

"Emang dulu Abi pernah mau di jodohin sama Ning mana Ma?" Tanya Ning Adiba penasaran.

"Yang akan jadi calon mertuamu. Itu dulu sosok Ning yang mau di jodohin sama Abi," jawab Bu Nyai Halwa.

Deg.

Ning Adiba membulatkan mata sempurna. Ia terkejut mendengar ucapan sang Umma. "Umma serius?" Tanyanya memastikan.

"Iya, hebat kan? Makanya dulu Umma insecure banget sama mertua kamu itu," jawab Bu Nyai Halwa.

Ning menelan ludah susah payah kemudian menerbitkan senyuman kecil dan memeluk sang Umma.

"Mertuaku itu emang super baik, perhatian dan hebat tapi Umma lebih baik, perhatian dan hebat. Bahkan Umma sangat pantas mendampingi Abi," ujar Ning Adiba.

Bu Nyai Halwa mengusap puncak kepala Ning Adiba.

"Bahagiakan Gus Haidar ya. Dulu Abi memang pernah mengecewakan Mamanya, tapi Umma harap kamu putri Abi bisa membahagiakan Gus Haidar," pesan Bu Nyai Halwa.

"Tapi kalau Gus Haidar nggak cinta sama Adiba gimana Ma?" Tanya Ning Adiba tiba-tiba khawatir calon suaminya tidak mencintainya.

"Cinta itu bisa di pelajari. Karena itu jangan takut menikah dengan seseorang yang belum kita cinta."

_______________

Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk seluruh keluarga pesantren, karena hari ini merupakan acara walimatul ursy putri pengasuh Pondok Pesantren Fathul Ilmi.

Partner Syurga (TAMAT)Where stories live. Discover now