Part 14

68 28 5
                                    

Hai guys
Happy reading :)

***

Semenjak Raksa mengutarakan perasaannya, jika dia menyukai Raveena, kini hanya terjadi keheningan di antara mereka, di dalam mobil itu.

Raveena yang sejak awal sudah berani tiba-tiba hilang nyali-nya. Dia tak mampu menatap Raksa, dia takut dengan tatapannya atau mungkin akan ada lagi pernyataan itu. Dia belum siap!!

Raksa merasa jika Raveena tidak akan memulai pembicaraan ini, bagaimanapun caranya dia harus memulai.

Gue harus gimana ini? Dia mau ngapain? Kenapa juga dia suka sama gue!!! Jadi pusing kan .. aaaa gue harus gimana? Kok gue deg-degan gini .. aaa takuttt .. Batin Raveena.

“Saya mau turun, cek mobil kamu. Kamu mau ikut?” tawar Raksa akhirnya, merasa tidak ada jawaban. Raksa mengguncang lengan Raveena pelan. “Raveena?”

Hah.”  Raveena kaget. Mata mereka secara tidak sengaja bertatapan cukup lama. “Aa .. da apa?” Ucap Raveena tergagap.

“Kita udah sampai bengkel, saya mau cek mobil kamu, kamu mau ikut?” tanya Raksa sekali lagi dengan begitu lembut, maklum dia terlalu gegabah, belum apa-apa udah ng-gas duluan.

“Oh .. enggak. Aku tunggu di mobil aja.”

“Oke”

Raksa keluar dari mobil meninggalkan Raveena dengan sekali pikiran berlebihannya. Mata Raveena terus melihat Raksa yang sesaat setelah dia turun dari mobil menghampiri salah satu montir di sana, berbicara, entah hal apa yang mereka bicarakan hingga terlihat Raksa sangat menikmati itu.

Raksa kembali menyapa beberapa montir di sana. Sepertinya Raksa susah sering ke bengkel ini terbukti dengan akrabnya dia dengan beberapa orang di bengkel itu.

Mata Raveena masih tetap melihat Raksa hingga Raksa masuk ke dalam salah satu gedung dan hilanglah dia dari pandangan Raveena.

“Kayaknya dia lagi becandain gue. Gak mungkin sesingkat ini dia suka sama gue. Gak mungkin.” Raveena bermonolog sendiri.

“.. tapi muka dia serius waktu bilang suka sama gue! Anjirr gue harus gimana?!! Dia beneran gak sih. Kalau bener gimana? Gue harus apa?” Raveena kembali berpikir, apakah dia bisa membalas perasaan Raksa. Raveena sendiri tidak tahu dengan perasaannya sendiri. Raveena sebal dengan tingkah Raksa, tapi di sisi lain dia kagum dengan sifat Raksa. Tetapi tetap saja dia sebal, seenak-enaknya bawa mobilnya ke bengkel.

“Ya!! Saya suka kamu.”

“Ya!!”

“Saya suka kamu.”

“Suka kamu.”

Suara Raksa terdengar mengalun memenuhi pendengaran Raveena, hanya sekedar memikirkannya saja Raveena merasa senang, seperti ada ribuan cacing yang berpesta di perut. Tapi bukan membuatnya sakit, justru geli, seru, ah .. bahkan jantungnya berdetak lebih kencang.

“Raveena? Ada apa?” Sapa suara yang tiba-tiba muncul. Sudah mudah di tebak bukan, Raksa, dia orangnya.

“Kenapa senyum-senyum? Ada yang lucu? Apa?” tanya lagi Raksa.

Baru saja dikagetkan dengan kedatangan Raksa, belum hilang kagetnya sudah di tambah dengan pertanyaan itu!

Apa gue senyum? Kayaknya enggak tuh .. ehh .. tapi .. ahhh

“Oh itu tadi .. ehmm apa? Itu. Montirnya, kepleset. Lucu ya ..” Ucap Raveena garing. Sumpah mau bohong aja belibet gini.

“Kok saya gak lihat?” tanya Raksa. Bingung sekaligus penasaran.

Querencia Where stories live. Discover now