Part 5

53 54 15
                                    

Hai guys..
Happy reading :)

***

Apartemen Senopati, Jakarta Selatan.

Raveena terbangun dari tidurnya, posisi tidur sambil duduk di dalam mobil membuat punggungnya sedikit sakit. Tiba-tiba sebuah tangan mengelus-elus bahunya, membuat dia lebih sadar.

“Mas Raksa.” Kata Raveena ketika melihat Raksa yang sedang duduk di sampingnya. Laki-laki itu tersenyum.

“Apa sayang? Haus?” Ucap Raksa sambil memberikan dia sebotol air mineral.

“Makasih. Udah sampai mana? Masih jauh dari rumah kita?” Tanya Raveena melihat sekeliling, banyak kendaraan yang terjebak macet.

“Masih jauh sayang. Macet parah. Istirahat aja kamu, kasihan adik bayinya.” Raksa mengelus-elus perut Raveena yang sedikit membesar.

Raveena hanya tersenyum melihat betapa perhatiannya Raksa kepada anak mereka walaupun masih ada di dalam perutnya.

Secara tiba-tiba Raveena merasakan ada yang basa di area pahanya. “Mas Raksa.”

Raveena merasakan jika ketubannya bocor, tapi kandungannya masih 3 bulan. Aneh. Gak mungkin. Raveena kembali memanggil Raksa tapi tidak ada balasan dari dia. Raksa terlalu fokus menyetir.

Hah. Ini kenapa? Aneh.

“Tolong.” Teriak Raveena!!

Aaaaaaaaaaa

***

Apartemen Senopati, Jakarta Selatan | 04.30 WIB

Aaaaaaaaaaa

“Syukurlah kamu udah bangun.” Ucap Seseorang yang belum Raveena sadari. Matanya masih menyesuaikan cahaya di dalam mobil ini.

Ehmm... mobil? Gue tidur di mobil. Mobil siapa? Kok wanginya beda.

Tiba-tiba wajah Raksa muncul di hadapan Raveena. Secara reflek Raveena teriak lagi. “Pak Raksa ngapain di sini?” Muka Raveena di hiasi dengan kekhawatiran.

“Kemarin saya boncengin kamu pulang dari rumah Bayu.” Ucap Raksa menjelaskan.

Hah.” Raveena kembali mengingat kejadian semalam. Disimpulkan bahwa, gue ketiduran anjir.

“Kamu kenapa gak bangunin aku?” tanya Raveena menyelidik. Matanya menyipit tajam. Ingatannya masih tertuju pada mimpi itu. Gila aneh banget mimpi gue. Amit-amit Ya Allah.

“Raveena! Beberapa kali saya bangunin kamu, tapi kamu tidurnya persis kebo. Susah banget bangun.” Ucap Raksa sedikit menahan senyumnya saat mengatakan hewan yang sering dijadikan alasan orang kebanyakan bobok.

“Kebo? Gak mungkin aku tidur persis kebo. Itu cuma alibi Bapak aja.”

“Panggil saya Raksa.”

What ever! Mau Raksa, mau Bapak, mau Kebo. Itu terserah aku!” Ucap Raveena nyolot dengan meninggikan suaranya.

“Kenapa jadi kamu ng-gas? Kalau saya tega udah saya turutin kamu dari mobil saya.” Kata Raksa terdengar sarkas.

Katanya Dewi. Ini orang pendiam. Kenapa jadi banyak bacot gini.

Querencia Where stories live. Discover now