Part 11

48 45 7
                                    

Hai guys ...
Happy reading :)

***

Di depan Raksa dan Raveena saat ini tersedia makanan khas Jawa, lebih tepatnya Yogyakarta. Melihat semua makanan yang ada di depan mereka langsung membuat Raveena kenyang duluan, coba kalian lihat.

Ada Gudeg dengan sambal krecek dan semur telur, sate klatak, brongkos, dan terakhir mangut lele. Raveena merasa sangat diistimewakan oleh Laras.

“Ini semua kamu yang buat?” tanya Raveena kepada Laras.

“Enggak kak, karyawan aku yang buat cuma resepnya aja dari aku.” Ujar Laras.

“Kata Mas Raksa kamu masih kuliah juga, terus resto ini?” Mendengar Raveena yang tanpa sadar menyebut Raksa dengan ‘Mas’ Gala dan Laras langsung mengernyitkan dahinya. Apa ada yang terlewat dari dua sosok manusia ini.

Sambil tersenyum mikir, Laras menjawab, “Ehmm .. Iya. Aku kuliah sekarang. Tapi resto ini manajer-nya Mas Gala, aku cuma kepala dapurnya aja. Jadi waktunya masih fleksibel.”

“Tapi ini semua milik kamu sayang. Nanti kalau kamu udah selesai kuliah, management-nya aku kembalikan ke kamu.” Ucap Gala sambil mengelus rambut Laras tanpa ingat situasi. Laras menyubit pinggang Gala.

Aww ... sakit sayang. Kamu tega bener!” Ujar Gala kemudian menatap Raksa. “Sorry-sorry bikin lo iri ya .. itu sama Raveena aja.” Gala menunjukkan Raveena dengan dagunya.

Karena tahu ucapan suami sengklek-nya membuat Raveena tidak nyaman, Laras langsung mengalihkan mereka, “Kak Raveena ayo coba, gudeg ini paling best seller, tapi Mas Gala lebih suka sama mangut lele-nya.”

Melihat celah Gala berkata, “Kalau Raksa suka banget sama sate klatak, dia itu suka banget sama olahan kambing.”

Waw .. banyak orang gak suka sama bau masakan kambing lho!!” Kata Raveena menatap Raksa.

“Asal di olah benar. Baunya tidak akan pekat. Laras memang pintar mengolahnya jadi saya suka.” Kata Raksa membuat Laras tersipu malu di puji.

Oh .. gituuu ...”

“Lo kalau mau masakin kambing buat Raksa, minat Laras ajarin aja. Kamu bisa kan sayang?” Kata Gala memberi petuah kepada Raveena.

Raveena melototkan matanya sedangkan Raksa menajamkan tatapnya ke arah Gala.

“Iya kak, nanti aku ajarin sampai bisa.” Laras yang belum paham situasi menyahut asal.

Raveena hanya tersenyum canggung. Mereka kemudian menikmati hidangan itu, beberapa kali Gala memuji istrinya terus hingga Laras merasa jengkel. Acara makan mereka terganggu dengan pekikan lemah Raveena.

Raveena hendak mengambil mangut lele, sepertinya menarik tapi naas “Ash ... aw .. perih ..” Raveena mengucek-ucek matanya hingga perih yang dia rasa makin menjadi.

“Kamu kenapa?” tanya Raksa khawatir, sambil berusaha membantu melepaskan tangan Raveena yang ada di matanya, namun Raveena menolak. “Jangan di kucek makin parah nanti.”

“Mata aku gak bisa buka. Perih banget. Kena kuah lelenya.” Ucap Raveena. Tanpa meminta izin Raksa langsung membawa Raveena menuju toilet.

Sesampainya di toilet, “basuh muka kamu.”

“Nanti make up aku jadi jelek.” Raveena tidak mau make up-nya luntur atau rusak, walaupun dia yakin make up yang dia pilih adalah waterproof.

“Yang penting mata kamu gak apa-apa. Cepet basuh atau mau saya basuhin.”

“Enggak mau, nanti kalau ada orang lain lihat make up aku jelek, bisa di roasting netizen aku.” Raveena masih menutup matanya menahan perih dan juga kuekeh mempertahankan make up-nya.

Querencia Where stories live. Discover now