50.|Kebaikan VS Kejahatan

64.3K 5.3K 403
                                    

Good night ❤️ Apa kabar kalian?

Perlahan aja bacanya, jangan cepet-cepet👉👈

Selamat maljum👻

Happy Reading🎬

👑👑👑

Sosok remaja yang sedang berbicara dengan seseorang diujung telepon menunjukkan ekspresi datar dan serius. Tangannya mencengkram erat setir mobil berusaha menahan amarah, dia menghela nafas kasar supaya tetap bersikap tenang.

"Tidak bisa. Kamu harus ikut ayah, Arthur. Kamu putra kesayangan ayah."

"Anda sendiri yang mengajarkan pada saya supaya menjadi laki-laki yang bertanggung-jawab dan bisa menghargai seorang wanita. Tapi, lihat sekarang! Bahkan anda telah mengkhianati bunda demi wanita itu."

"Arthur, keputusan ayah sudah bulat. Jadi—"

"Kalau sampai anda berani melukai hati bunda Ratna, saya tidak akan menganggap anda sebagai ayah saya lagi. Ingat itu!"

Arthur memutuskan sambungan telepon sepihak kemudian memukul setir mobil dengan keras untuk melampiaskan emosinya. Dia sudah muak dengan ayahnya sendiri. Bagaimana bisa laki-laki panutannya bisa menjadi pria brengsek demi wanita yang tidak jelas asal-usulnya.

Padatnya jalan raya di ibukota membuat beberapa pengendara mulai emosi karena tiba-tiba terjadi antrian. Suara klakson motor dan mobil yang saling sahut-sahutan ditambah panas terik matahari membuat para pengendara itu sudah tidak sabar lagi.

Arthur yang merupakan salah satu dari mereka juga mulai memperhatikan suasana yang ramai dengan pengendara. Akhirnya cowok itu keluar dari mobil untuk memeriksa apa yang terjadi di depan.

Dia membulatkan matanya ketika mendapati seorang laki-laki paruh baya dan wanita yang sudah tua renta. Mereka berdua sedang memunguti beras yang berceceran di tengah jalan. Suara klakson dan umpatan para pengendara membuat kedua orang tua itu tergesa-gesa memunguti beras yang sudah bercampur dengan tanah.

"Jangan dipungut, pak!"

Laki-laki paruh baya itu mendongakkan kepalanya karena terkejut. Saat itu juga dada Arthur terasa sesak ketika mengetahui bahwa laki-laki paruh baya itu ternyata menangis. Bahkan dia mengusap tangan Arthur yang sempat menyentuh pundaknya sambil meminta maaf karena telah mengotori tangannya.

Arthur sempat melihat tangan nenek tua itu yang bergetar sambil memungut beras. Karena tidak tahan lagi, cowok itu lantas menghadap ke arah semua pengendara.

"DIAM!! KALAU ADA YANG BERANI MENGUMPAT ATAU MEMBUNYIKAN KLAKSON, SAYA PASTIKAN BESOK KALIAN AKAN MELARAT SEUMUR HIDUP."

"DIMANA OTAK KALIAN, HAH?? BUKANNYA MEMBANTU ORANG TUA INI, MALAH HANYA DIAM DAN MELIHAT. KALIAN MANUSIA ATAU HEWAN? MASIH MERASA MANUSIA? KENAPA TIDAK MEMPUNYAI RASA KEPRIMANUSIAAN?"

Perkataan Arthur yang tegas dan lantang itu telah membungkam semua pengendara. Namun ada salah satu pengendara yang berani maju dan menghadap Arthur dengan wajah penuh amarah.

"Jangan sok pahlawan kamu, apa kamu tidak tahu kami sedang sibuk dan mengejar waktu?" kata laki-laki itu dengan nada emosi.

Mata elang itu menatap tajam orang yang ada di hadapannya. Dia memperhatikan sosok di depannya dari atas hingga bawah. Tidak lama kemudian dia meninggalkan laki-laki itu lalu memberikan sejumlah uang kepada orang tua tadi.

"Beli yang baru saja. Beras ini sudah kotor," ucap Arthur sambil menuntun kedua orang tua itu ke pinggir jalan.

Setelah itu dia kembali melangkah menuju pengendara yang berani menegurnya tadi. Mata elangnya menatap tajam orang itu yang kini berada di hadapannya.

He's My Boyfriend [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now