27.|Bunga Mawar Putih⚠️

63.9K 4.8K 647
                                    

Happy Reading❤️

👑👑👑


Arthur menatap jengah dua remaja yang tengah memperlakukannya seperti bocah TK. Dia tidak tahu harus bersyukur atau menyesal memiliki sahabat seperti mereka.

Arya mengayunkan sesendok nasi ke kanan dan kekiri. "Ngeenggg. Wiuww wiuww. Brummm. Ayo buka mulutnya! Aaaa." Arya menganga lebar sambil mengarahkan sesendok nasi ke mulut Arthur.

Di sebelah kiri, Alfian setia menunggunya menghabiskan makanan dengan tangan memegang dot bayi yang berukuran lumayan besar. Arthur berdecak, apa tidak ada yang sedikit waras untuk merawat dirinya yang sedang sakit?

"Dimakan, Bos! Lo nggak takut mati kelaperan?" Arya kesal karena Arthur tidak mau makan dari pagi.

Alfian menempelkan dot bayi ke pipinya. Tidak terasa panas seperti dia baru membuatnya pagi tadi. "Keburu dingin, nih susu."

"Susu apaan, tuh?"

"Susu SGM. Sinting, gila, miring. Hahaha."

"Lo udah nyobain?" tanya Arya penasaran dengan rasa susu itu.

"Gue nggak suka susu kek gini."

Arya terkekeh. Sepertinya dia faham kemana arah percakapan cowok itu. "Terus sukanya susu apa?"

"Susu gunung dua."

"Jhahahahhaa." Keduanya tertawa bersamaan setelah Alfian mengatakan hal itu. Arthur yang berada di antara keduanya berbaring lalu menutupi kepalanya dengan selimut. 'gila' satu kata yang pantas untuk dua remaja itu.

Ceklek

Sosok laki-laki yang mengenakan seragam kepolisian berhasil membuat Arya dan Alfian berhenti tertawa. Tatapan datar dan menghunus layaknya pedang mengarah ke tiga remaja yang ada di atas kasur.

Arthur yang merasakan perubahan suasana menyibak selimutnya. Pandangannya bertemu dengan netra hitam seseorang yang berjalan mendekatinya. Dia segera beranjak berdiri walaupun sempat terhuyung karena tubuhnya yang lemas.

"Selamat siang!" ujar Kenzo seraya mengulurkan tangannya.

Arthur segera meraih tangan laki-laki itu. "Selamat siang. Silahkan duduk!" Dia mempersilahkan polisi itu duduk di sofa ujung ruangan. Arya dan Alfian ikut duduk di sofa yang bersebrangan dengan Kenzo.

"Mana yang lain?" tanya Kenzo dengan tatapan menyelidik ke arah tiga remaja itu.

"Jeky dari kemaren katanya ada urusan, kalau Farez kita nggak tau dia dimana," terang Arya sambil mengangkat bahunya tidak tahu alasan yang akurat dua remaja itu yang menghilang akhir-akhir ini.

"Kalian ikut gue!" perintah Kenzo, tanpa sepatah kata lagi dia berjalan keluar dari kamar.

Alfian dan Arya saling pandang. Mereka segera menyusul langkah Arthur yang lebih dulu meninggalkan keduanya. Arthur menduga kalau Kenzo akan membawa mereka ke TKP pembunuhan yang terjadi kemarin.

Dari feeling-nya yang kata Farez memiliki intuisi tajam, dia merasakan kalau Kenzo mencurigai salah satu diantara mereka adalah tersangka. Dan yang membenarkan hal tersebut ketika Arthur tercengang melihat slayer tanda keanggotaan inti Argos tergeletak di kamar salah satu korban.

He's My Boyfriend [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now