49.|Cinta Dan Pengorbanan

69.3K 7.2K 472
                                    

"Kita tidak tahu cinta itu dimana dan dengan siapa akan singgah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita tidak tahu cinta itu dimana dan dengan siapa akan singgah."

Arthur Renaldi Agatha

•••

"Berpikirlah secara logika. Karena cinta itu tidak hanya membahagiakanmu, tapi juga bisa membunuhmu."

Athena Carolyn Acacio

•••

Happy reading ❤️

👑👑👑

Kesehatan bunda sudah membaik dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Angel yang merupakan putri tertua sekaligus sebagai dokter telah bertanggungjawab dan merawat bunda hingga sembuh.

Akhirnya canda tawa saat sarapan pagi bisa dirasakan lagi oleh keluarga ini. Walaupun ayah mereka tidak ikut bergabung dan katanya masih sibuk dengan urusan bisnis tidak sedikitpun mengurangi kebahagiaan kakak beradik ini.

Mereka tahu kalau itu hanya sebuah alasan saja. Mengingat kesehatan bunda yang baru saja pulih, tidak mungkin mereka akan menceritakan bahwa ayahnya telah berselingkuh dengan wanita lain.

"Bunda makan yang banyak biar sehat," ucap Arthur seraya mengambilkan lauk untuk bunda Ratna.

"Bunda! Adek jadian loh sama Athena," ujar Angel, dia sudah gatal ingin menganggu adiknya.

"Iya?? Loh, kapan jadiannya?"

"Lebih tepatnya ngelamar, bukan cuma jadian," jelas Arthur memperbaiki kalimat Angel yang kurang pas.

"Tapi nggak boleh nikah dulu kalau kakak kamu belum nikah sama Kenzo," tutur bunda berhasil membuat pipi Angel bersemu merah dan malu.

"Pipi lo kenapa merah? Baper? Dasar baperan," cibir Arthur sinis.

"Apa sih lo? Sirik amat. Denger tuh kata bunda, gue dulu yang nikah. Masih bocil sok-sok an ngelamar anak orang."

Bunda hanya bisa menghela nafas kasar melihat pertengkaran kedua anaknya. Selalu saja begini, tapi wajar saja karena mereka adalah kakak beradik. Sedangkan di dalam hatinya bertanya-tanya kemana suaminya yang jarang pulang. Apakah sesibuk itu?

Saat pertengkaran kecil dengan kakaknya, tiba-tiba pinggangnya terasa sakit bersamaan dengan perutnya yang terasa mual. Angel langsung panik ketika melihat perubahan ekspresi adiknya yang kesakitan, begitu juga bunda. Namun Arthur memberi kode bahwa dia baik-baik saja agar mereka tenang.

"Sial, kenapa sekarang??" batinnya sambil berlari kecil menuju kamar.

Beberapa menit kemudian.

Gumpalan tisue yang ternodai darah berserakan dimana-mana. Remaja berusia 19 tahun itu tengah menatap dirinya dari pantulan cermin wastafel. Wajahnya begitu pucat, suhu tubuhnya tidak normal. Rasa sakit di pinggangnya pun terus menyiksa dirinya.

He's My Boyfriend [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang