27. Manja

6.6K 242 3
                                    


~ Belajar mengerti dan ikhlas biar nggak nyakitin diri sendiri.~

🍂

"Selamat untuk kalian, saya bangga kepada kepada kalian semua." Coach Gavin tersentum bangga.

"Makasih, Coach."

"Bos, kaki lo oke?"

"Nggak anjing. Lo gak liat kaki gue makin memar."

Seana menatap nanar kaki Tenggara yang memar. "Ck, ngapain tadi nggak di ganti aja. Kasian cowok gue."

"Kalo gara nggak ada, sekolah kita bakal kalah." celetuk Genta.

Regan tertawa singkat. "Anjir lo, tapi emang bener sih."

"Nggak berperi keanggotaan." cibir Seana.

"Gapapa emang bener, kok. Kalo nggak ada gue bakal kalah."

"Secara mereka noob tanpa gue." lanjut Tenggara membuat timnya mendelik.

"Ye Si Bos, dibelain juga."

"Kak, are you okay? Kaki kamu?"

Tenggara merotasi kan bola matanya jengah. Seana sudah berulang kali bertanya tentang keadaannya.

"It's fine, Seana Fayra. Aku gapapa cuman nyeri dikit." jawabnya sedikit terpaksa. Pasalnya dia sudah berulang kali menjawab namun istrinya itu masih tetap bertanya.

"Perlu ke Dokter nggak, Kak?"

Tenggara menggeleng. "Gak usah."

"Lain kali lebih hati-hati, Kak. Aku khawatir tau."

"Hmm. Thanks udah khawatir."

"Ayo ke rumah sakit."

"Gak us--."

"Aku maksa!"

Tenggara menghela napasnya melihat mata Seana yang berkaca-kaca. Memilih mengiyakan perintah istri kecilnya itu.

"Yaudah."

"Gue duluan, Ya?" pamit Stella mengalihkan perhatian mereka.

"Lo naik apa, Stell?" tanya Violetta.

"Gue naik taksi aja sama Lora."

"Mending Lora di anterin
Raden aja. Den, anterin noh."

Raden mengacungkan jempolnya dan menyuruh Alora naik ke atas motornya.

"Woy, Sa. Anterin Stella."

"Gue mau langsung pulang. Capek banget."

Hati Stella tersentil, secara tidak sengaja, Aksa menolaknya.

"Yaelah anterin njir, kasian dia."

Stella langsung menyahut. "Eh gapapa gue bisa pulang sendiri. Mungkin Kak Aksa emang capek."

"Anterin!"

Mau tidak mau Aksa mengangguk mengiyakan jika Tenggara sudah angkat suara.

"Bangsat, anjing!" Aksa mengumpat kesal disela langkahnya menuju motornya.

Hati Stella mencelos mendengar umpatan-umpatan yang keluar dari bibir Aksa. Sebegitu tidak mau kah lelaki itu mengantarkan dia pulang.

Kedua matanya berkaca-kaca, siapa yang tidak sakit hati jika orang yang dicintainya mengumpati dirinya.

"Kalo gak mau bilang aja, Kak. Gue pulang sendiri aja." Suara Stella bergetar karena menahan tangis. Aksa menatap Stella datar.

"Guys, gue duluan, ya?" teriak Stella sambil tersenyum kemudian berlari menuju gerbang utama.

TENGGARA [END]Where stories live. Discover now