20. Wedding day

5.8K 241 1
                                    


~Bukan keinginan. Tapi terkadang, hal itu menjadi satu-satunya jalan terbaik.~

🍂

Hari ini adalah hari dimana Tenggara dan Seana melangsungkan pernikahan.

Akad nikah sudah dilaksanakan tadi pagi. Saat ini hanya acara resepsi saja.

Seana berdiri di depan cermin dengan perasaan gugup luar biasa. Dia menatap pantulan dirinya di cermin.

"Sumpah, gue takut banget asli." Seana meremas jari-jarinya gugup.

"Gue aja deg-degan apalagi lo yang nikah." celetuk Violetta.

"Lo mending tarik napas, buang." Saran Stella yang langsung dilakukan oleh Seana.

"Udah mau dimulai, ayo turun, Kak Gara udah nunggu di bawah." ucap Alora memberi tahu.

Ketiga gadis itu menuntun Seana turun. Sampai di bawah, Seana disambut bisikan-bisikan yang memuji kecantikan dirinya.

Mata emerald Tenggara terpaku pada Seana yang tengah berjalan mendekat ke arahnya.

"Sialan, cantik banget." batinnya menatap kagum Seana. Lelaki itu memeluk posesif pinggang Seana. Membawanya menuju kursi yang sudah disediakan khusus untuk pengantin.

Seana gugup setengah mati saat melewati ratusan tamu undangan.

Seana Fayra, gadis itu terlihat semakin cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih itu, gaun panjang simple namun sangat glamour. Make up yang tidak terlalu tebal dan juga rambut yang ditata rapi dan hiasan di rambutnya yang menambah kesan anggun.

 Make up yang tidak terlalu tebal dan juga rambut yang ditata rapi dan hiasan di rambutnya yang menambah kesan anggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Contoh gaun pengantin Seana.

Tak kalah dengan Seana, Tenggara juga tampak lebih tampan dengan jas hitam yang membalut tubuh atletisnya.

Tenggara dan Seana duduk di kursi. Mereka berdua terlihat sangat serasi. Sedari tadi, Tenggara tidak mengalihkan pandangannya dari Seana. Manik emerald itu menatap memuja perempuan yang sekarang sudah menjadi istrinya.

Banyak tamu undangan yang hadir memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua.

Sekarang, para sahabat keduanya berjalan menuju panggung untuk mengucapkan selamat.

"Happy wedding, Bro." ucap Gema kemudian memeluk Tenggara ala lelaki.

"Bahagia selalu, Sea." Gema tersenyum tipis.

Mata Seana berkaca-kaca, dia memeluk tubuh tegap Gema. Dengan senang hati lelaki itu membalas pelukannya.

"Makasih, Kak."

"Woy, Pak Bos. Samawa, ye." Regan memeluk Tenggara, kemudian menyalami Seana.

"Sekalinya dapet cewek langsung nikah, ye gak." ujar Genta seraya menyalami Seana.

"Btw, selamat menempuh hidup baru, Pak Bos, Bu Bos."

"Hadiahnya sepesial buat Pak Bos kita." ucap Aksa seraya terkikik.

Tenggara dan Seana tersenyum, membalas ucapan selamat sahabatnya.

"Gila, Se. Gue masih kurang percaya kalo lo beneran udah sold out." ucap Violetta yang berada di samping Regan.

"Iya anjir. Happy wedding ya, kalian berdua." Alora memeluk singkat Seana.

"Samawa ya, cepet-cepet buatin gue keponakan yang unyu-unyu." sahut Stella ikut memeluk Seana.

Ketiga gadis itu tersenyum haru melihat Seana. matanya berkaca-kaca, tidak menyangka sahabatnya itu sudah menikah.

"Makasih semuanya." Seana tersenyum manis.

"Dekorasinya gue suka banget, simple but elegant." celetuk Violetta.

"Tuh Gan, kode dari Ayang." Genta menyenggol bahu Regan.

Regan merangkul bahu Violetta. "Kita nanti lebih mewah."

Ucapan Regan mengundang godaan dari para sahabatnya.

"Woo, Waketu kita nih. Senggol dong."

Seorang fotografer menghampiri mereka untuk melakukan sesi foto.
mereka mengangguk setuju dan mulai bergaya, ini momen yang hanya satu kali, jadi mereka ingin mengabadikannya.

Acara foto-foto sudah selesai, saat ini tinggal acara foto khusus pengantin.

Fotografer tersebut mengarahkan gaya-gaya kepada sang pengantin.

"Mbak Seana, tolong sedikit mepet." Interupsi dari fotografer.

Saat ini posisinya, mereka berdua tengah berhadapan, dengan Tenggara yang memeluk pinggang Seana. Wajah mereka sangat dekat, Seana yang sedikit mendongak dan Tenggara yang sedikit menunduk.

"Satu dua tiga."

Cekrek

Dengan jahil, Tenggara memajukan wajahnya, bibirnya bersatu dengan bibir Seana.

Cup

Cekrek

Seakan dunia milik mereka berdua, Tenggara melumat lembut bibir Seana.

"WOY BOS, NTAR MALEM AJA!"

Seana mencubit lengan Tenggara. Tenggara melepaskan pungutannya. Wajah Seana memerah karena malu. Sedangkan Tenggara nampak biasa saja, stay cool.

"Sweet." Pipi Seana semakin memerah mendengar bisikan Tenggara. Darahnya berdesir mendengar suara berat lelaki itu.

🍂

Berbagai momen sudah terabadikan. Acara resepsi sudah selesai beberapa menit yang lalu. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Seana merebahkan tubuhnya di kasur. Kakinya terasa nyut-nyutan akibat terlalu lama memakai highless.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Tenggara dengan wajah segarnya. Lelaki itu berjalan gontai menuju kasur.

"Capek?" Tenggara melontarkan pertanyaan seraya duduk di ranjang.

Seana hanya berdehem. "Kaki gue sakit."

"Kita udah suami istri, jadi panggilnya aku-kamu." Seana mengangguk.

"Tidur gih." Tenggara mengelus rambut Seana.

Tenggara melepas kaosnya membuat Seana melotot terkejut.

"Kak, kamu mau ngapain?" tanyanya panik.

"Aku biasa tidur nggak pake baju."

Seana menghela napas lega, dia kira suaminya itu akan melakukan ehem mengingat malam ini adalah malam pertama mereka.

Seana mengubah tidurnya menjadi menyamping. Tenggara ikut berbaring di sebelahnya.

Tangan lelaki itu memeluk perut Seana dari belakang.

"Kak." Tubuh Seana menegang merasakan tubuh Tenggara menempel di punggungnya.

"Nggak baik tidur munggungin suami." Tenggara berbisik dengan suara berat, Seana merinding seketika.

Dengan kedua pipi memerah, dia membalikkan badannya. Tangannya dia taruh di depan dada bidang Tenggara, menahan lelaki itu yang hendak memepetkan tubuhnya.

Tenggara terkekeh gemas. Dia memeluk Seana dan mengecup singkat kening istrinya.

Dengan jahil Tenggara menaikkan selimut hingga menutupi keduanya.

"KAK GARA!" Lelaki itu tertawa di balik selimut.

"Tidur!"

°°°

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang