19. Ngambek

5.3K 245 0
                                    


~Tidak ada yang kalah. Terlambat bukan berarti gagal.~


🍂

"Ck, udah dong jangan marah." Bujuk Tenggara. Saat ini dia berada di rumah Seana.

"Dari kemarin lo diemin gue."

Seana hanya menatap sekilas kemudian kembali menatap ponsel di tangannya.

"Kemarin 'kan gue langsung pulang." Rengek Tenggara dengan raut wajah memelas.

Sejujurnya, Seana ingin sekali tertawa melihat Tenggara yang seperti ini.

"Ck, gue kesel sama lo, udah tau mau nikah malah tawuran, mana nggak ngajakin lagi." Seana masih tidak mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Tenggara sedikit tercengang, jadi Seana marah karena tidak dia ajak, dia kira Seana marah karena dia tawuran diam-diam tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Maaf Sayang, gue nggak mau lo kenapa-napa." ucap Tenggara kembali mencoba membujuk Seana.

"Halah alesan." seloroh Seana dengan melipat tangannya di dada, jangan lupa tatapan sinis membuat Tenggara menunduk takut.

"Beneran, Sayang." Melihat Seana hanya acuh dan kembali bermain ponsel, membuatnya emosi.

Tangannya terulur mengambil ponsel gadis itu dan melemparnya ke dinding hingga pecah.

"Kak, lo apa-apaan sih! HP gue." Kedua mata Seana langsung berkaca-kaca.

"Bodoamat, salah sendiri cuekin gue."

"Ya, tapi 'kan nggak di lempar juga!" Seana menatap Tenggara dengan kesal.

Tenggara memeluk Seana, menyembunyikan kepalanya di leher Seana.

"Lo ngeselin."

"Lo lebih ngeselin!" balas Seana sewot.

Tenggara melepas pelukannya, kemudian mengecup singkat kening Seana. "Nggak usah marah, nanti gue ganti yang baru."

Seana menghembuskan napasnya, mencoba menahan rasa kesalnya. "Terserah."

"Pacaran teros!" sindir Raden yang berjalan dari arah pintu utama.

"Jomblo dilarang iri." ledek Tenggara dengan nada yang terdengar menyebalkan.

"Shit, udahlah bye." Karena muak melihat keuwuan itu, Raden nyelonong pergi ke kamarnya.

drtt drtt

Tenggara merogoh saku celananya, mengambil ponselnya yang bergetar karena telepon masuk.

"Hm?"

"..."

"Shit, gue otw!"

Tenggara mematikan sambungannya, raut emosi tergambar jelas.

Tenggara mengacak pelan rambut Seana. "Gue ada urusan, maaf."

"Hm."

"Maaf." Sebelum pergi Tenggara mengecup kening Seana.

"Nanti gue kesini lagi, jangan marah."

"Terserah."

🍂

Raden yang tengah menonton TV sambil rebahan di atas sofa.

Ting tong

Bel rumah Seana berbunyi. Dengan gontai dia berdiri dan berjalan menuju pintu utama.

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang