8. Sea punya gue!

8.9K 347 7
                                    



~Waktu tidak bisa diputar dan masa depan tidak ada yang tau.~

🍂

"Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak-"

"Shit." Tenggara melempar ponselnya ke atas meja dengan kasar. Terhitung sudah 10 kali dia menghubungi Seana, namun bukannya mendengar suara gadis itu malah suara operator.
Dengan kasar, dia menjatuhkan tubuhnya ke sofa ruang tamu.

Sedangkan di tempat lain, Seana baru saja selesai membuat coklat panas. Kakinya melangkah menuju kamarnya diiringi bernyanyi kecil.

Seana membuka pintu kamar dan  menaruh cangkirnya di meja belajar. Mengambil ponselnya kemudian membukanya.

Puluhan panggilan tak terjawab dengan nama yang sama.

____________________

Tenggara Biru
Online

Kbri gue, klo udh pgng hp.

____________________

Seana segera membalas pesan dari Tenggara. Belum selesai mengetik pesan, sebuah panggilan masuk.

Seana menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

"Ngapain aja? Di telfon nggak aktif." Nada galak terdengar dari seberang sana menyambut telinga Seana.

"Maaf, Kak. Tadi gue lagi buat minum kebawah."

"Ck, pantesan." Tenggara mengganti panggilan suara menjadi panggilan video.

"Kok gelap?"

"Hah? Nggak bilang kalo mau Video Call. Emang ada apaan? Penting banget kayaknya?" Seana mengerucutkan bibirnya sebal.

"Gatau."

"Astagfirullah. Tadi nyepam giliran ditanya jawabannya gak tau. Kak Gara lucu tau."

"Serah lo, besok jam 9 gue jemput!"

"Kemana, Kak?"

"Padepokan." Singkat Tenggara.

"Ngapain?"

"Ck, katanya minta diajarin beladiri." Jawabnya dengan raut wajah kesal.

"Seriusan besok? Oke Kak, siap." Seana langsung mengangguk antusias.

"Hm. Tidur. Udah malem."

Tut

Seana mencebikkan bibirnya kesal. "Dih, main dimatiin aja."

"Tau ah, tidur aja."

🍂

Sesuai yang diucapkan Tenggara tadi malam. Hari ini dia mengajak Seana ke padepokan.

Saat ini, mereka berdua sudah sampai di depan padepokan. Tenggara turun dari mobil, begitu juga Seana.

Mereka berdua melangkahkan kakinya masuk. Seana tersenyum senang melihat banyak orang yang sedang latihan.

Semua orang membungkukkan badannya memberi hormat saat Tenggara datang.

"Woy, udah datang lo, Bos." sapa Regan seraya menghampiri Tenggara.

"Eh, Sea? Mau latihan juga?"

Seana mengangguk antusias. "Iya, Kak."

"Tau lo ikut, tadi gue ajak Vio. Dari dulu pengen banget ikut Taekwondo."

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang