25. Baikan

6K 197 0
                                    


~ Tidak semua orang kuat menghadapi isi kepala sendiri.~

🍂

Tenggara tengah berada di Markas. Di sela jari tengah dan jari telunjuknya terselip rokok. Entah sudah berapa batang rokok yang dia habiskan.

"Lo kenapa sih bos? Gue liat, lo kayak ngehindarin Sea?" Aksa melontarkan seraya memainkan ponselnya.

Genta mengapit sebatang rokok di jarinya dan membakar ujungnya. "Iya, kalo ada masalah di bicarain baik-baik. Jangan pada diem-diem an."

"Nanti Bu Bos comeback to Gema again."

Tenggara langsung menatap sengit Esther yang asal bicara.

"Gapapa, just problem dikit."

"YO WHATSAPP, BROTHER?!" teriakan laknat itu keluar dari mulut Regan yang baru saja datang bersama Violetta.

"Bacot lo. Dari mana kalian?" cetus Gema.

Regal merangkul pundak Violetta. "Ngapel dong. Nggak kayak situ, Jomblo. Duh kasian."

"Bangsat banget tuh congor." Gema langsung melempar putung rokok kearah Regan.

"Anjing. Panas, cok!" pekik Regan karena putung rokok itu mendarat di lengannya.

"Modar sia!" Genta tergelak kencang.

"Sialan lo, Gemanjing!"

Regan duduk di sofa dan menyuruh Violetta duduk di sampingnya.

"Udah baikan sama Sea?"

Tenggara tidak berniat menjawab pertanyaan Regan. Hanya menyesap benda nikotin itu dan menghembuskan asapnya ke udara.

Regan menepuk bahu Tenggara. "Saran gue, lo mending dengerin penjelasan dia, Bos."

"Iya, Kak. Lo cuma salah paham aja kok. Emang kemarin Sea bilang gitu. Tapi pasti lo pergi gitu aja 'kan, nggak dengerin kelanjutannya." Violetta meringis sebelum melanjutkan ucapannya.

"Sebelumnya gue nggak bermaksud apa-apa ya, Kak. Jangan ngamuk. Gue nggak mau bestai gue nangis terus. Seana itu suka sama lo." sambung Violetta.

Tenggara langsung menoleh, matanya mengisyaratkan Violetta untuk menjelaskan.

"Kemarin gue tanya dia, dia bilangnya suka sama lo, ya walaupun belum sepenuhnya, tapi dia lagi berusaha buat cinta sama lo. Dia juga happy banget sama lo, Kak. So, gue minta lo dengerin penjelasan dia." jelas Violetta panjang lebar. Meskipun dia ketar-ketir takut Tenggara akan mengamuk karena dia berani mencampuri urusannya.

Tenggara mencerna semua ucapan Violetta. Benar, dia harus mendengarkan penjelasan Seana. Bukan malah bersikap egois seperti ini.

Gema berdehem. "Gar, gue beneran udah lepasin Sea kok. Gue udah sadar kalo kita sepupu. Jadi lo tenang aja." ucapan Gema membuat Tenggara sedikit lega.

Tanpa mengucapkan apa-apa,  Tenggara berdiri dan meraih jaketnya.

"Mau ke mana?"

"Sea."  Tenggara melangkahkan kakinya keluar markas.

Semua yang ada di sana tersenyum mendengar jawaban Tenggara.

"Semoga aja mereka cepet baikan."

"Sama, gedek banget gue liat Pak Bos uring-uringan."

🍂

Brakk

Tenggara membuka pintu kamarnya dengan tergesa-gesa. Manik emerald nya terpaku pada istrinya yang tertidur pulas di atas ranjang.

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang