TIDAK PEDULI

610 45 10
                                    

Tidak ada yang salah. Hanya saja, kamu harus selalu ingat bahwa tidak semua harapan bisa menjadi Nyata"

****

Noe mengerjapkan matanya berulang kali. Matanya mengedar ke seluruh sudut kamarnya. Bibirnya pucat, kepalanya terasa sangat pusing saat ini. Darah di tangannya sudah mengering begitupun dengan lantai dan bajunya yang terkena darah. Matanya masih membengkak.

"Arrgghh" Rintih cowok itu. Ia memegang kepalanya yang terasa pusing. Tangannya juga terasa sangat perih lantaran sayatan yang ia berikan sendiri.

Cowok itu mencari letak jam dinding di kamarnya. Pukul 08.10. cowok itu sama sekali tidak peduli karena tidak masuk sekolah hari ini.

Cowok yang tepat hari ini usianya genap 19 tahun itu terlihat tidak peduli lagi dengan pendidikan. Kaki jenjang Noe berjalan mengarah ke balkon kamarnya. Ia mengambil handphone yang masih berada  di kursi balkon.

Sudah hampir 150 panggilan tidak terjawab dari sahabatnya maupun Laras. 2 hari sebelum Noe berusia 19 tahun, kandungan Laras sudah genap 4 bulan. Mungkin cewek yang tengah hamil itu ingin mengajak Noe untuk memeriksa kandungannya.

Noe kembali masuk ke dalam kamar. Melempar Handphonenya ke atas ranjang lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah bau oleh darah.

****

"Gak abis pikir gue sama si Noe, bisa-bisanya dia percaya sama Guntur yang nyatanya musuhnya dia sendiri"

Irsyad, vinzo Egend menoleh ke arah Reza yang baru saja menyeletuk. Reza sama sekali tidak menatap mereka. Malah tatapan cowok itu kosong.

Mereka sekarang berada di kantin sekolah. Tempatnya di paling pojok kantin. Kondisi kantin saat ini tidak terlalu ramai. Maka dari itu mereka memilih ke kantin dari pada gazebo yang nyatanya lebih jauh dari kantin.

"Dia kenapa gak berangkat?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir vinzo. Cowok yang saat ini mengenakan topi hitam itu menatap wajah sahabatnya satu persatu.

"Semalem gue liat dia kemakannya Neomi" Sahut Irsyad.

Reza menghela nafas kasar. Ia menoleh menatap Irsyad yang duduk di sampingnya "Lo gak bawa dia pulang?" Tanyanya.

"Dia keras kepala, kalo Lo lupa"

"Tadi pas gue mau berangkat sekolah. Bang Satria Nelpon gue" Celetuk Egend.

Pandangan mereka beralih ke arah Egend yang masih sibuk dengan handphonenya "Dia bilang apa?" Tanya irsyad.

Cowok dengan rambut kekuningan itu menatap wajah ketiga sahabatnya secara bergantian "Dia minta kita buat jagain Laras, bang Satria yang mau cari Noe"

"Setelah pulang sekolah. Kita bantu Bang Satria cari bocah sialan itu" Cetus Reza sebelum pergi meninggalkan kantin sekolah.

Mereka sama-sama kesal dengan sifat Noe yang keras kepala ini. Bisa-bisanya dia percaya dengan musuhnya sendiri dan Adel yang dulu pernah mengkhianati nya. Aneh memang.

****

"Sekarang umur Lo udah 19 tahun no. Kandungan gue juga udah genap 4 bulan dari dua hari yang lalu" Laras menatap foto Noe yang berada di layar handphonenya.

"Udah 1 Minggu lebih Lo diemin gue. Gue gak mau di diemin sama Lo no"

"Kandungan gue udah 4 bulan. Lo gak mau liat bertumbuhan 3 bayi kembar kita" Setetes air mata turun membasahi pipi Laras. Cewek itu berada di taman paling pojok cakrawala. Laras sengaja memilih tempat paling pojok karena tempat itu yang terbilang lumayan sepi.

NoLasWhere stories live. Discover now