Kenal?

1.1K 49 3
                                    

"Jika bertemu dengan mu (NoeRow - Larasgartiana) Hanyalah sebuah mimpi? Maka izinkan lah aku bermimpi untuk selamanya" _Vitalestari.

__________

***
"Jalan yok" tawar Noe mengulurkan tangannya tepat ke wajah Laras yang sedang sibuk dengan handphone.

Laras mendongakkan kepalanya menatap Noe "Gue ganti baju dulu" ujarnya lalu berjalan ke kamar

"Jangan cantik cantik. Gue ga mau cowok lain nikmatin ke cantikan Lo" sahut Noe menatap pundak Laras yang semakin menjauh dari penglihatannya.

___

"Gue mau Lo keluar dari osis" celetuk Noe saat sedang mengendarai mobil nya.

"Kok ngatur" sahut Laras menatap Noe sebal

Noe melirik laras sekilas dan menghela nafasnya. "Gue ga mau yang nge hukum gue istri gue sendiri!" Jelas Noe kembali menatap jalan.

"Kalo gue ga mau?" Tanya Laras.

"Gue paksa Lo keluar. Atau gue bakal kdrte"

"Gue ga peduli dengan aturan Lo"

"Gue suami Lo ras. Jadi Lo harus nurut sama gue"

"Oh"

Noe tidak mengucap kata lagi. Akan panjang jika Noe meladeni seorang Laras gartiana.

***
Sampainya di sebuah resto. Noe memanggil satu waiters yang baru saja menaruh makanan di meja yang di penuhi oleh gadis sekitar 15 tahun.

"Ada yang mau di pesan?" Tanya waiters

"Boleh liat buku menu nya mba?" Tanya Laras menatap waiters tersebut

"Ini mba. Silahkan di pilih" sahut waiters menyodorkan menu makanan dan minuman yang tadi melekat di tangannya.

Setelah memesan beberapa makanan. Laras kembali memainkan handphone nya.

"Gue ke kamar mandi dulu" ujar suami Laras. Ia menaruh dompetnya di hadapan Laras. Laras hanya mengangguk sebagai jawaban.

Cewek berusia 17 yang tak lain adalah Laras. Mata nya tertuju pada sebuah benda yang lumayan besar tepatnya berada di hadapannya.

"Ambil lima lembar Sabi kali ya?" Ujar nya saat melihat kertas berwarna merah. Laras menggeledah isi dompet suaminya. Lembaran lembaran merah. Biru. Hijau. Tersusun di dalam dompet serta beberapa ATM. Sampai pandangan mata nya tertuju pada suatu kertas berwarna putih.

Sebuah foto anak sekitar 5 tahun. Noe membalik foto itu. Terdapat tulisan di balik foto itu
"Siapa dia? N dan N? Ini Noe waktu kecil? Tapi siapa cewek ini?" Tanya Laras heran pada sebuah foto kecil yang di simpan di dompet Noe.

"Siapa yang suruh buka?" Tanya Noe dengan nada seperti membentak. Seketika noe mengambil alih foto yang tadi di lihat oleh Laras

"E--- enggak" sahut Laras gugup saat nada Noe yang membentak.

Noe kembali duduk di depan Laras. Mungkin karena tadi Noe sedikit membentak. Laras hanya diam menatap lantai restoran.

"Gue ga bermaksud bentak Lo" ujar Noe menatap Laras yang masih setia dengan lantai restoran.

Lima menit kemudian. Pesanan mereka datang. Laras dengan cepat mengambil steak. Ia langsung memakan nya. Tidak menggubris ucapan yang Noe lontarkan.

"Kalo makan yang bener. Udah gede malu, makan masih belepotan" Noe mengambil tisu dan menghapus noda yang menempel di bibir Laras.

"Sini gue aja" ujar Laras lalu mengambil alih tisu yang Noe pegang.

Dua remaja yang masih duduk di bangku kelas XII itu. Setelah kenyang menyantap makanan. Suami dari ketua osis itu. Ia mengajak istri ke pasar malam.

"Ngapain ke sini?" Tanya istri Noe mengangkat satu alis kirinya.

"Mau ngajak Lo aja" sahut Noe

"Kalo ga ada tujuannya mending pulang" ucap Laras dingin. Tidak biasanya Laras seperti ini. Biasanya ia akan menaikkan volume bicaranya. Namun, kali ini ia bicara sangat dingin. Apa karena foto yang berada di dompet Noe tadi? Cemburu?

"Yaudah kita pulang" ujar Noe lalu berjalan mendahului Laras. Laras mengikuti Noe dari belakang. Hingga sampai ke mobil yang terparkir rapih.

***
Jam menunjukkan pukul 6.30. Laras sudah siap. Namun laki laki yang tidur satu atap dengannya belum kelihatan batang hidungnya.

Laras berniat untuk mendobrak pintu kamar Noe. Dari tadi ia panggil panggil Noe tak kunjung datang. Jangankan datang menyahut ucapan Laras saja tidak.

"Kalo Lo ga keluar. Gue dobrak" ujar Laras dengan suara menjerit. Baru semalam.dia dingin paginya kembali seperti semula. Laras yang suka emosi!!

"Satu"

"Dua"

"Dua seprapat"

"Dua setengah"

"Dua ons. "

"Eh salah gue ngitungnya. Aturan ons dulu baru seprapat" ujar nya sata salah menghitung.

"Bodo amat lah"

"TiiiiGaa" Laras lanjut menghitung. Saat hitungan ke tiga ia sudah Ancang Ancang untuk mendobrak pintu. Namun tubuhnya tidak jadi mendobrak pintu kamar suaminya karena pemilik kamar itu sudah keluar.

"Lama amat Lo. Mana ga nyaut nyaut lagi" ujar Laras

"Ga usah banyak bacot" sahut Noe ketus tanpa menatap Laras.

Laras mulai melangkah keluar dari apartemen nya. Di ikuti oleh Noe di belakangnya.

***
Sampainya di sekolah. Seperti biasa. Mereka selalu menjadi bahan gibahan. Ada yang mendukung mereka dan ada juga yang tidak bahkan membenci. Laras mulai melangkah menuju kelasnya. Sedangkan Noe ia sibuk dengan teman temannya itu.

"Lo Laras gartiana Wijaya kan?" Ucap gadis yang berada di belakang Laras.

Mendengar suara yang menurutnya tidak asing. Laras kembali berjalan. Tidak merespon wanita yang tadi memanggilnya dengan nama lengkap.

Gadis yang tadi memanggil Laras. Ia mengejar Laras sampai mendapatkan pergelangan tangan istri dari ketua Genk.
"Gue ga nyangka kita ketemu di sini" ujar gadis yang belum di ketahui identitas nya

Laras menghela nafas lalu membalikkan bedannya. Menatap gadis yang tinggi nya sejejar dengan nya.
"Lo mau apa si?" Sahut Laras ketus.

"Lo udah berubah ya. Jadi ga cupu lagi kek dulu" ujar gadis itu meremehkan Laras

"Gue bukan Laras yang dulu" pekik Laras menatap tajam perempuan yang berada di depannya. "Kenapa Lo pindah ke sini? Di Keluarin?" Ujar Laras serta senyum miring

"Enggak. Gue mau pindah aja"

"Halah. Bilang aja Lo Del. Kalo Lo di keluarin" sahut Laras masih meremehkan cewek di hadapannya

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Laras. Laras memegang pipi yang memerah karena di tampar

"Udah berani"

"Gue berani sama Lo sekarang. Kalo dulu emang gue cupu. Tapi ga sekarang" sahut Laras ketus.

"Ck. Kita satu sekolah. Gue bisa lakuin apa yang dulu gue lakuin ke Lo" ujar gadis yang di ketahui bernama Adel.

Bagaimana rasanya jika kalian kembali melihat seseorang yang sudah mati Matian di lupakan? Dan saat berhasil melupakan. Dia kembali ke kehidupan kita lagi? Seperti apa yang di alami Laras?

Adel. Gadis Yang pernah menjadi sahabat kecil Noe. Ia salah satu orang yang membuat Laras selalu menangis saat Laras duduk di bangku kelas 6 sampai lulus. Noe dan Adel beda kelas Noe kelas 7D dan Adel kelas 7A. SMP yang Noe masuki juga mempunyai dua pembelajaran. Ada yang siang dan ada yang sore. Adel dan Noe tidak satu sekolah saat Sekolah dasar. mereka satu sekolah yang sama saat SMP. Jadi mustahil jika Noe kenal dengan Laras. Apalagi Laras perempuan.

NoLasWhere stories live. Discover now