MURID BARU

761 46 8
                                    

Mengandung unsur 17+
.
.
.
.
.
Harap bijak
.
.
.
.
.
                   *selamat membaca*

Kamu gak harus sempurna di mata semua orang, Cukup jadi versi terbaik dari diri mu sendiri” _RezaAbrahamAditiya





****

Setelah 1 hari Tidak bersekolah karena harus mengantarkan saka ke rumah sakit. Hari ini tepatnya hari Kamis. Mereka sudah bersiap untuk berangkat ke tempat pendidikan.

"Gue takut. Kalo misalnya salah satu murid tau gue hamil gimana no" Khawatir Laras. Memang kehamilannya belum di ketahui oleh murid ataupun guru sekolah mereka. Bahkan alle selaku ayah kandung Laras belum memberi tahu Herman-ayah Egend yang menjabat sebagai donatur sekolah.

"Tinggal bilang kalo anak yang Lo kandung itu anak gue dan kita udah nikah. Sesimpel itu sayang" jelas Noe sambil mengambil tas yang berada di sofa dan berjalan keluar apartemen nya.

Laras pun membuntuti suaminya dari belakang.



****

Sesampainya di sekolah. Kedua pasutri itu tidak langsung keluar melainkan melamun. Entah apa yang mereka lamuni hingga kalut dalam dunia lamunannya.

Tok...

Tok.....

Tok.....

Suara ketukan kaca mobil membuat cowok bernama tengah Firza itu tersadar dari lamunan. Cowok itu langsung berdecak saat tahu siapa yang mengetuk kaca mobilnya.

“Apa” Ujar cowok yang mengunakan jas berwarna abu-abu dengan logo Cakrawala di dada kiri jasnya itu ia membuka kaca mobilnya. Menampakkan wajah cowok kulit putih serta rambut yang kekuning-kuningan itu. Itu Egend Anggara

“Jangan ngelamun. Nanti kesambet” Ujar Egend lalu pergi begitu saja.

“Masih mau ngelamun" mata Noe beralih menatap istrinya yang masih terdiam memandang lurus ke depan.

"Perut gue keliatan gede gak no?" Tanya cewek 17 tahun itu. Tangannya memegangi perutnya yang masih rata.

“Gue ingetin. Masih 2 Minggu. Perut Lo masih keliatan rata" jelas Noe. Ia lebih dulu keluar dari mobil. Jika tidak mungkin Laras akan menanyakan lagi dan lagi.



****

Pukul 07.15 jam pelajaran pertama di mulai. Semua murid di kelas XII IPS 1 sudah siap menunggu guru yang akan mengajar nya. Buku serta alat tulis lainnya sudah tertata rapih di meja nya masing masing.

Setelah menunggu kurang lebih 10 menit. Guru paruh baya. Dengan rambut yang hampir memutih semua datang, sebut saja pak Wawan guru matematika mereka. Ya, guru matematika mereka ada 2. Bu anna dan pak Wawan. Dari banyak nya siswa. Dari kelas X sampai kelas XII mereka semua memilih Bu anna yang lebih jelas menerangkan dan tidak terlalu galak, tidak seperti pak Wawan yang galak nya nauzubillah. Bu anna tidak bisa mengajar kelas XII IPS 1. Di karenakan ada kelas lain yang harus ia ajak. Jadilah pak Wawan yang mengantikan Bu anna.

Siswa-siswi sibuk mengibah lantaran pak Wawan tidak datang sendirian melainkan ada 2 anak di belakangnya.

“Kelas kita kedatangan murid baru dari Bandung dan dari Jambi" Ucap pak Marwan ceria.

“Silahkan perkenalkan diri kalian masing-masing" Pak Marwan menatap keduanya bergantian.

“Halo. nama aku Theo kivandra. Aku dari Jambi. Salam kenal semuanya" Ucap cowok berkulit sawo matang dengan kaca mata melekat di bagian kepalanya. Jangan lupakan tangannya yang melambai-lambai nya. Terlihat seperti cowok culun bukan?

NoLasWhere stories live. Discover now