Akad

1.6K 69 1
                                    

Hari ini Noe tidak sekolah karena akad nikah akan di langsungkan di kediaman Laras. Keluarga Noe sudah siap. Mereka sedang berada di dalam perjalanan. Noe mengunakan Kemeja berwarna putih dengan jas hitam serta dasi berwarna hitam melekat di lehernya. Dan celana panjang berwarna hitam. Tak lupa jam tangan melekat di tangannya kirinya.

***
Di kediaman Laras sudah di penuhi tamu undangan. Noe berjalan menuju kursi yang sudah di siap kan untuk akad.

Jantung Noe berdegup kencang saat Alle mengucapkan kalimat Kobul. "Saya nikahkan enggkau ananda Noe Firza Bramantyo bin Arifin Bramantyo dengan putri saya Laras gartianan Wijaya binti Alle Wijaya dengan mas kawin emas 10 gram di bayar tunai" alle mengucap kobul

"Saya terima nikah dan kawinnya Laras gartiana Wijaya binti alle Wijaya dengan mas kawin tersebut tunia" sahut Noe satu kali nafas

"Bagai mana saksi?! sah!" ujar pak penghulu

"SAHH" Seru orang yang menghadiri acara pernikahan mereka. Tak mau kalah Noe juga mengucapkan kalimat 'Sah' malah ia yang lebih keras

Laras yang sedari tadi masih di dalam kamar hanya bisa mendengarkan ijab Kobul dengan suasana hati yang antah berantah.

"Silahkan pengantin wanita nya di bawa keluar" titah pak penghulu

Gadis berusia 17 tahun itu. Keluar kamar dengan kebaya berwarna putih yang melekat di tubuhnya. Pancaran aura kecantikan Laras membuat Noe menatap nya tanpa berkedip. Laras berjalan anggun hingga duduk di samping pria yang baru saja sah menjadi suaminya.

Sebagian kesopanan. Laras mencium punggung tangan Noe. Setelahnya ketua Secarpion itu mengenakan Laras cincin di jari manisnya. Sebaliknya Laras juga.

Penghulu menyerahkan selembar kertas untuk di tandatangani. Bukan buku nikah karena mereka belum cukup umur.

"CIUM.... CIUM.... CIUM" Sorak Irsyad bersama empat yang lainnya. Mereka baru saja datang beberapa menit yang lalu. Ya, mereka tidak sekolah.

"Anjing semua. Malu maluin gue mereka" Batin Noe

"Iya no cium istrinya" ujar Elvira yang duduk di samping noe

"Lo nangis" ujar Noe. Ia melihat Laras setia menatap lantai

"Engga" balas Laras kemudian mendongakkan kelapanya

Noe mencium kening Laras permintaan Irsyad yang di angguki oleh Elvira lunas.

"Istirahat dulu sebelum resepsi di mulai" ujar teri

"Masih siang no. Tahan dulu" siapa lagi kalo bukan Vinzo

Noe menatap Vinzo sinis lalu memberi Hadian satu pendelikan untuk Vinzo. Noe kembali berjalan menuju kamar. Ia mendahului Laras yang langkah jalannya sangat kecil

***
"Lo di bawah. Gu di atas"

"Enggak. Gue di atas Lo di bawah"

"Ga ada sejarahnya cewek di atas"

"Kata sapa Lo"

Mereka sedang berdebat masalah tempat tidur. Laras yang tidak mau tidur di bawah. Begitupun dengan Noe.

"Lo di bawah" ujar Noe menunjuk lantai

"Lo siapa. Ngusir ngusir gue hah?" Kesal Laras tak mau kalah.

"Suami Lo" balas Noe

"Cih. Gue ga nganggep Lo suami gue" balas Laras ketus

"Jahat banget Lo" ujar Noe memanyunkan bibirnya

"Bodo amat" sahut Laras

"Minggir Lo" lanjut Laras menggeret kaki Noe yang sudah berada di atas ranjang

NoLasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang