HM.

642 49 4
                                    

Mulailah terbiasa dengan hidupmu sekarang, karena kata terbiasa itu lah yang akan membuatmu nyaman”

                             

****

Di UKS cakrawala di lengkapi oleh beberapa dokter yang ahli dalam bidangnya. Melihat kenyataan itu Noe mengambil keputusan untuk membawa Laras ke UKS terlebih dahulu, daripada ke rumah sakit yang nyatanya lumayan jauh.

"Dok, istri saya" Noe membaringkan Laras di brankar. Satu dokter yang stay di sana langsung sigap menanganinya.

"Dia kenapa?" Tanya dokter

"Tenggelam di danau dok, dia lagi hamil" kata Noe

Untung sebelumnya dokter itu sudah mengetahui seratus pernikahan Noe dan Laras sehingga tidak bertanya ini itu dan langsung memberikan pertolongan pertama.

"Syukurlah" Gumam dokter itu.

"Gimana keadaannya? Dia baik-baik aja kan dok" Serobot Noe tak sabaran.

Di luar UKS. Ada Reza, Egend, Irsyad, Vinzo yang ikut serta khawatir dengan keadaan Laras. Nadhea sudah pergi 5 menit yang lalu untuk kembali menemui siswa kelas XII IPA 1.

"Alhamdulillah Laras baik-baik saja" sang dokter tersenyum. Dia bisa tahu nama Laras dari pin nama di seragam cewek itu.

"Beneran kan dok?"

"benar. Beruntung dia mendapat pertolongan pertama sebelum ini, terlambat sedetik saja hal buruk akan terjadi"

"Pertolongan pertama?"

"Iya,CPR coldiopulmonary resuscitation atau nafas buatan. Itu sangat di butuhkan oleh korban tenggelam. Jika tidak segera di berikan CPR, mungkin timbul resiko yang sangat serius"

Noe mematung. Ia kembali mengingat soal Theo yang tai mencium Laras "berarti gue salah paham" lirihnya.

"Dok, saya minta tolong untuk jaga Laras sebentar" Noe grasak-grusuk untuk keluar dari UKS.

"Baik-baik aja kan?" Serobot Reza dengan pertanyaan.

Noe mengangguk "Alhamdulillah"

"Syad, Gend. Gue titip Laras sebentar" Ucapnya "Reza sama vinzo ikut gue nemuin Theo"

Vinzo yang tadi masih memainkan handphone ia segera mematikan benda pipih itu kemudian memasukkan kedalam saku celana. "Ayok" Ucapnya.

Noe, Reza dan vinzo mencari keberadaan Theo. Bukannya apa. Noe itu sebenarnya masih mempunyai sisi positif. Seperti sekarang, ia ingin segera meminta maaf kepada Theo karena sudah menuduh cowok itu yang berniat membantunya.

"Itu Theo" Reza menunjuk arah barat, tepatnya di bawah pohon beringin dekat dengan lapangan basket.

Noe segera berlari kecil mengarah ke tempat tersebut.

"Theo...." Dari belakang Noe menepuk pundak Theo yang sedang duduk bersama Alia di kursi taman.

Theo menoleh namun belum bersuara.

"Gue minta maaf soal yang tadi" ujar noe to the poin "gue juga mau berterima kasih karena Lo istri dan bayi gue baik-baik aja" lanjut cowok yang sama.

"Sama-sama no. Aku sudah maafin kamu" Theo tersenyum

Sampai detik ini keduanya masih tersenyum satu sama lain. Sungguh pemandangan yang mengademkan kalau begini.

Mata hitam milik cowok berinisial NR itu beralih ke leher Theo. Ada liontin yang sering di gunakan oleh member drex. Ia mengerutkan keningnya heran.

NoLasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang