Chapter 14: Hari Pertama Kerja

85 9 5
                                    

Chapter 14: Hari Pertama Kerja

Pagiku, cerahku, matahari bersinar, kugendong tas merahku...

“Woy! Woy! Woy! Udah nyanyinya! Bukannya opening malah nyanyi!” “Authornya kagak jelas sih anyink, punya author aneh kek gini enak nya diapain ya? Enaknya diapain guys?”

Pagi cerah menyambut indahnya hari ini. Cahaya matahari membentang sepandang mata memandang, membangunkan Tama yang tertidur lelap. Bangun dengan semangat untuk menjalani hari baru yang bersemangat ini. Tama jarang jarang bangun dipagi hari seperti ini dengan semangatnya yang menggebu-gebu. Ia segera ke kamar mandi, menyelesaikan masalah pencernaannya, memasak, dan kemudian bersiap siap untuk berangkat bekerja di pagi hari ini.

Nia yang terbangun dengan rambut acak acakannya karena kebisingan yang Tama buat, hanya dapat kebingungan dengan mata nya yang masih sangat berat untuk terangkat. Tama yang sudah siap dengan outfit nya, kaos hitam khas SMP nya, celana hitam panjang, sandal swallow, dan tas hitam yang isinya kosong melompong. Tama begitu senang dengan hari pertamanya bekerja, ntah apa yang ia pikirkan. Biasanya orang akan takut dan grogi namun Tama malah tampak begitu bersemangat. Ia kemudian berjalan dengan santainya menuju kantor DEM.

∆∆∆

Sementara di ruang kerja milik pemilik perusahaan DEM, Wescott, sudah duduk 1 orang yang mengenakan jas tentara sedang menghadap Wescott yang ditemani oleh asisten setianya Ellen. Sambil duduk menaruh dagunya diatas kedua tangan yang disatukan Wescott tampak senang dengan situasi yang ada saat ini. Orang itu hanya duduk menaruh kaki kanan nya diatas kaki kiri sambil menyeruput secangkir kopi panas yang telah disiapkan kepadanya.

“Jadi... Apa yang membuat jauh jauh datang dari Indonesia kesini untuk bertemu denganku, Tuan Adi Sucipto?”

“Jadi kau sudah menyelesaikan projek kita?”

“Tentu saja!” Wescott tersenyum lebar mengartikan hal yang mencurigakan.

∆∆∆

Tama yang sedari awal berlari saking semangatnya, kini telah datang di depan gerbang pabrik sekaligus gedung milik perusahaan DEM. Keringat tampak membasahi wajahnya yang bersinar menyambut pekerjaannya. Kebanyakan orang mungkin malas dengan pekerjaan mereka, namun Tama tampak sedikit aneh dari kebanyakan orang. Ia dengan santainya masuk melalui pintu otomatis depan gedung. Di depan ruang resepsionis ia dihentikan oleh seorang wanita berkulit coklat dan memakai jas rapi.

“Oi berhenti!”

“Ha?” Tama berhenti sambil kebingungan.

“Kamu siapa? Apa yang kamu lakukan disini ha?” wanita itu sambil mengacungkan pedang yang ia ambil dari dalam sakunya.

“Weh weh sabar! Santai mbak jangan main kasar gitu?”

Wanita itu tetap mengacungkan pedangnya sambil menatap sinis Tama yang panik. Tama tak tau harus berbuat apa, Wescott kemarin juga tidak menjelaskan sama sekali kepada Tama tentang kantor miliknya ini. Wescott juga hanya mengatakan bahwa dia hanya ingin Tama membersihkan ruangan miliknya. Terlihat seperti anak berandalan membuat wanita itu semakin mewaspadai Tama. Seper sekian detik kemudian ada orang yang berhenti di belakang mereka berdua. Ia hanya mengawasi dari balik bayang-bayang, memperhatikan Tama dengan tatapan tajam. Wanita berkulit coklat itu yang sudah tak sabar menunggu jawaban itu mulai mengangkat pedangnya tanda ia akan menyerang. Tama dengan ketakutannya memasang dua tangannya di depan kepalanya. Wanita itu pun mulai menyerang dengan mengayunkan pedangnya, namun tiba-tiba ada orang yang menahan tangan wanita untuk menghentikannya.

“Oi! Apa yang kau lakukan padanya!? Orang itu menatap nya dengan tatapan marah.

“Eh… Kamu kan…”

Date A Live X: The Male of Spirit - FanFictionWhere stories live. Discover now