Chapter 2: Roh Laki Laki

584 42 6
                                    

Chapter 2: Roh Laki Laki

Kematian, adalah hal paling menakutkan bagi seorang manusia. Tak ada seorang pun yang tahu kapan ajal nya akan datang. Tua, Muda, Kaya, Miskin itu bukanlah hambatan bagi kematian untuk menghampiri mereka.

Tepat kala itu langit tiba tiba berubah warna yang sebelumnya cerah, menjadi gelap seketika menutupi indahnya kota. Spacequake kala itu menghancurkan sebagian kecil kota yang ada di Jepang. Hampir semua orang selamat akan bencana tersebut kecuali, seseorang dengan mimpi yang baru saja kenyataan. Terbunuh seketika setelah turun dari pesawat adalah hal paling sial dalam hidupnya. Tak ada seseorang pun yang bisa menyelamatkan atau pun tahu akan kematian heroiknya kecuali anak itu dan beberapa orang. Membuatnya seperti serangga yang dimusnahkan tanpa dosa kala itu. Namun...

Di suatu tempat, dia terombang ambing didalam kesunyian yang terbentang sejauh mata memandang. Tak ada apa pun didalam kesunyian itu, langit dan sekitarnya tampak hitam tak menyisakan apa pun didalamnya. Ia berpikir apakah ini kematiannya? Atau kah ini hanya sebuah mimpi baginya. Sembari membuka matanya ia tak mengerti apa yang ia alami untuk saat ini.

"Ha? Dimana ini? Kenapa semuanya gelap? Ah...

Namun didalam kehampaan tersebut, muncul lah sebuah cahaya yang perlahan namun pasti mulai menerangi kehampaan itu. Secara perlahan kehampaan itu berubah menjadi kehangatan yang menghangatkan. Kehampaan sebelumnya kini mulai terisi oleh awan awan putih nan lembut menyambutnya. Seluruh tubuhnya kini telah ditangkap sepenuhnya oleh awan awan tersebut seakan awan itu adalah kasur untuknya beristirahat.

Setelah semuanya berubah total, kini seseorang tiba tiba muncul dihadapan orang itu. Dia tak tahu siapa dia dan apa tujuannya muncul didepannya secara tiba tiba. Secara misterius ia muncul dari balik cahaya yang mengantarkannya. Perlahan tubuhnya yang diselimuti cahaya itu berubah menjadi sosok wanita yang cantik. Kulitnya seputih susu, ditambah parasnya yang menawan bak bidadari dan berpakaian layaknya putri yang memakai gaun berwarna biru bercahaya, dan dikepalanya terdapat bros bunga yang terbuat dari gaun tersebut.

Sosok itu pun tersenyum kepadanya, kekosongan hatinya kini berubah menjadi perasaan hangat dan menenangkan. Sosok itu pun mulai berbicara kepadanya

"Selamat datang wahai manusia! Maaf sebelumnya karena tiba tiba muncul dihadapan mu seperti ini. Perkenalkan namaku adalah Cio, untuk saat ini tolong panggil aku Cio ya!"

Ia pun terus tersenyum dihadapan dia, tak peduli apa yang gadis itu lakukan ia tetap masih tidak paham akan situasi nya saat ini. Kini Cio pun menjelaskan apa tujuan nya datang kepadanya.

"Pasti kamu belum paham kan mengapa kamu dipanggil kesini?! Ma ma akan kujelaskan mengapa kau bisa berada di tempat ini!"

"Namun sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada anda karena sudah datang kesini!"

Kini ia pun serius menajamkan penglihatannya kearah orang yang berada diatas awan tersebut. Matanya biru menyala siap mengintimidasi siapa saja orang yang menatap matanya.

"Selamat atas keberhasilan mu! Juniartha Pratama-sama! Kamu akhirnya memenuhi persyaratan menjadi seorang roh! Dan kini kau akan diubah menjadi seorang Roh seperti para pendahulu mu!"

Mendengar perkataan itu, Tama kini ia mengingat namanya. Seorang pelajar asal Indonesia yang baru saja mati terkena gelombang Spacequake. Namun di sisi lain ia masih memiliki banyak pertanyaan mengapa ia harus menjadi seorang roh. Dengan raut wajah yang sedikit takut, ia pun memberanikan diri membuka suaranya untuk mulai berinteraksi dengan Cio.

"A... Anu!"

"Ya! Juniartha Pratama-sama?!"

"Anu... Apakah kau bisa memanggilku Tama saja? Itu sedikit berlebihan menurutku."

Date A Live X: The Male of Spirit - FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang