Chapter 13: Arubaito (Kerja Paruh Waktu)

117 14 8
                                    

Chapter 13: Arubaito (Kerja Paruh Waktu)

Pagi hari menjelang munculnya sang mentari menggantikan kedudukan gelapnya malam malam. Sinar mentari dengan perlahan mulai masuk ke dalam setiap rumah yang berdiri. Membangunkan setiap insan yang terlelap dalam indahnya mimpi. Siang mentari yang sudah masuk kedalam jendela apartemen Nia kemudian membangunkan Tama dari tidur lelapnya. Perlahan ia bangun sambil menguap selebar lebarnya. Kemudian duduk sejenak sembari menunggu nyawa miliknya kembali pulih. Namun alat laki lakinya sudah menegakkan dirinya dan memaksa Tama untuk segera pergi ke kamar mandi.

Setelah hajatnya telah dibuang kini ia mengambil sikat gigi dan odol lalu menyikat giginya. Matanya masih tampak sayu namun ada bekas hitam dibawah kelopak matanya. Ia masih sangat mengantuk atas kejadian tadi malam yang membuatnya sulit untuk tidur.

"Aghhhh udah pagi aja sih?!"
"Nia-san berisik banget ah tadi malem! Kebiasaan banget pulang pulang ngelemparin semuanya ke aku ck agh!"
"Kalau aku tidur lagi nanti gak ada sarapan, mau sholat subuh juga udah telat ini mah, terserah lah!"

Tama kemudian berkumur lalu membasah i wajahnya dengan se ciduk air untuk menghilangkan rasa kantuknya, namun itu bukanlah hal yang bisa membuatnya bangkit dengan cepat dari rasa lelah itu. Ia keluar dari kamar mandi lalu menuju dapur untuk memasak sesuatu. Ia membuka kulkas dan sedikit emosi setelah melihat isi kulkas tersebut.

"AGHHHH! KOSONG LAGI!" sambil menepuk dahi nya dengan keras.
"Hah..... Iya juga kalau dipikir pikir aku masak terakhir kali 3 hari yang lalu pas insiden oppai itu terjadi. Terus Nia-san tiba tiba dapet Job dan harus pulang malem dan aku disuruh makan ramen instan terus."
"Ck! Gimana coba udah jam setengah 7 gini gak ada sesuatu yang buat dimasak, apa aku cari keluar aja ya? Minimarket jual sayur segala macem gak sih? Aku masih belum familiar sama budaya Jepang." Sambil menyedekapkan kedua tangannya.
"Ah yaudah lah! Cari aja sekalian muter muter biar apal daerah sini, aku juga udah laper tadi malem gak makan."

Tama lalu menutup kulkas itu kembali, mengambil dompet dari dalam skill Bag nya dan mengambil hp untuk berjaga jaga kalau ia lupa jalan. Dirasa semua sudah siap, ia membuka pintu apartemen itu meninggalkan Nia yang masih tertidur lelap karena pengaruh alkohol. Suasana diluar masih relatif dingin untuk pagi hari yang terang ini. Walaupun ia tau bahwa suasana saat ini begitu dingin, namun itu bukanlah penghalang baginya untuk mencari sesuap makan.

∆∆∆

1 jam telah berlalu setelah Tana keluar dari kediaman sementara nya. Ia sudah berlalu lalang mengelilingi sekitar daerah apartemen disitu. Ia sudah sangat emosi karena tidak menemukan toko sayur yang buka. Walaupun ia bisa menggunakan bahasa Jepang, tetapi ia masih kaku dalam membaca huruf huruf Jepang, terkhusus nya Kanji yang begitu rumit ia pelajari. Karena perutnya sudah sangat lapar, ia putuskan untuk pergi lebih untuk mencari toko sayur itu.

15 menit ia berlari tanpa henti mengikuti trotoar yang kini banyak pekerja yang sudah mulai aktif bekerja. Jelas ia sangat bingung saat itu, sesampainya di sebuah persimpangan jalan, ia belok ke kiri untuk menghindari kepadatan pejalan kaki waktu itu. Jalan yang mengarah ke kiri itu tampak landai tanpa adanya orang yang melewati jalan itu. Tama lari sekuat tenaga untuk mencari toko terdekat yang seharusnya kini mulai buka.

Sambil mengelap keringat di dahinya dengan tangan kanan nya, nampak nya ia telah menemukan apa yang ia cari. Berdiri di depan gerbang besar yang dibelakangnya terdapat gedung yang sangat tinggi menjulang. Sambil terengah engah ia tau bahwa didalam sana terdapat toko sayur yang telah buka.

"Fiuh..... Ketemu juga cuy."
"Waduh ni perut dah bunyi ae, itu toko yang jual sayur kok rada mencurigakan sih? Ah bodoamat ah yang penting beli terus makan, udah jam segini lagi aku harus cepet."

Date A Live X: The Male of Spirit - FanFictionWhere stories live. Discover now