Chapter 11: Pagi yang Indah

127 12 0
                                    

Chapter 11: Pagi yang Indah

“Are...? Ini dimana?”

Gelap, hampa, kesendirian sedang mengisi tempat dimana ia berpijak saat ini. Ruang hampa tak terbatas tanpa ujung dengan kegelapan mutlak yang menyeramkan kini Tama singgahi. Tidak tau apa yang menyebabkan dia berada disana, namun itu bukanlah hal yang baik menurut nya untuk prasangka saat ini. Seketika ia bangun dari posisi tidurnya dan mulai berjalan menyusuri daratan hampa tersebut dengan ekspresi terheran heran sambil memegangi kepalanya yang sakit.

“Aghhh kepala ku sakit sekali! Salah makan apa lagi, aghhh aku gak inget tadi ngapain aja.”

“Ini juga kenapa aku bisa disini? Kek awal chapter aja! Tapi rasanya sangat berbeda dari pertama kali aku masuk tempat beginian. Apa kali ini ane bakal disambut Onee-san Sugoi Dekai kah? Mwehehehehe”

Karena pengalaman sebelumnya, ia pernah bertemu dengan sosok Roh dengan wujud Onee-san namun berdada rata. Kali ini ia sangat berharap dapat bertemu Onee-san yang memiliki aset besar dengan pemikiran sedikit mesum. Namun tak lama setelah ia ngiler terdapat cahaya yang sangat terang menyoroti tempat didepannya.

“Njir Apaan tuh!?”

Ia langsung menoleh keatas berharap ada seseorang yang datang menolong nya, tentunya dengan kriteria barusan. Beberapa saat setelah cahaya itu datang, turunlah seseorang dengan baju serba putih. Mengepakkan keempat sayap putih nya yang besar, menyongsong tubuhnya untuk dapat turun ke daratan dengan anggun. Tangan kanannya membawa sebuah buku yang melayang diatas telapak tangannya. Dan wajah yang tertutup cahaya layaknya sensor anime ecchi.

Tama terus memperhatikan seseorang itu, namun sayang ia ekspektasi nya terpatahkan lagi karena setelah melihat dada orang itu ia sadar bahwa dia rata juga. Ia sedikit kesal dengan kedatangan orang itu dan membuang waktunya.

“(Apaan sih ni orang!? Bukannya Onee-san beraset besar yang eh malah malaikat lagi yang dateng. Aaghhhhh kenapa gak ada lebih bagus dikit gitu lho! Cih!)” gumam dalam hatinya.

Orang itu akhirnya menampakkan kedua kakinya di daratan gelap itu. Saat ia mendarat angin tiba tiba menerpa cukup kuat sehingga Tama harus menahan dengan cukup kuat. Sayapnya tetap berada disana sejajar berdiri dengan gagah dipunggung orang itu.

Orang itu lalu berjalan dan mulai mendekati Tama yang mulai serius memperhatikan nya. Tama disana merasakan tekanan yang luar biasa sesaat setelah orang itu berjalan mendekati nya. Semakin lama tekanannya semakin kuat seiring orang itu datang kepadanya. Ia bahkan tidak bisa menggerakkan satu jari, untuk mengedipkan matanya nya juga sudah antara hidup dan mati. Dan tiba lah orang itu tepat di depan Tama saat itu.

“Oh jadi ini karakter utama ane! Hmmmm tidak buruk juga, woh rambutnya keren juga ada garis merahnya, cool banget deh anjay!”

“Tapi culun amat dah ni orang, berdiri tegak aja letoy gini! Ni orang apa slime dah?”

“Untuk orang yang menjadi representasi seseorang, elu cool tapi gimana ya, kek gak cowok banget badannya! Bro beneran lu manusia?”

“Mata nya aja gak berani tatap menatap, aku yakin kamu pasti gugup parah dan gak tau mau ngapain. Hadeh... Kamu mirip bet ye kek yang buat ni serial cerita!”

Date A Live X: The Male of Spirit - FanFictionWhere stories live. Discover now