Part 1

66.8K 3.2K 13
                                    

⚠️ Peringatan ⚠️

Harap ketika membaca ambil yang baik dan buang yang buruknya.

Sesuai deskripsi, diingatkan sekali lagi bahwa tokoh wanita di cerita ini bisa dibilang lemah dan tokoh pria yang bersifat cukup red flag, serta alur cerita cukup lambat. Bagi yang merasa cerita ini bukan tipenya nggak usah dipaksa ya.

Tolong komentar dengan bahasa yang baik.

Hehe. Selamat membaca semua



~~~~~







Aku tiba-tiba terbangun di sebuah tempat yang tidak aku kenali. Aku mengerjap-ngerjapkan mata berusaha menyesuaikan penglihatanku. Sungguh, ini dimana sih. Di sekelilingku terdapat beberapa kasur dan juga tercium bau khas obat-obatan. Hmm gimana ya menggambarkannya. Seperti ketika kalian datang ke klinik, rumah sakit, atau uks, baunya seperti itu.

Kepalaku berdenyut-denyut. Semakin aku berusaha berpikir, semakin pusing pula ini kepalaku. Aku yang tadi terbangun di atas kasur putih, berusaha mendudukkan diriku sambil melihat ke sekeliling. Kukira di kasur lainnya akan ada banyak orang, tetapi ternyata aku sendiri disini.

Saat aku mencoba turun dari kasur, tiba-tiba datang seorang perempuan yang berbicara padaku.

"Hirana. Kamu mau kemana? Kau masih harus istirahat." Ujar wanita itu.

Aku melihat penampilan wanita itu. Wanita itu memakai jas dokter berwarna putih dengan wajah yang masih terlihat cantik meskipun sudah paruh baya. Meskipun ruangan ini sepertinya bukan rumah sakit, tetapi aku yakin sekali wanita ini adalah dokter.

"Hirana. Kau baik-baik saja? Hei, Hirana" wanita tersebut terus saja memanggil-manggil nama Hirana. Aku tidak kenal siapa Hirana itu, tetapi namanya terasa familiar.

"Hirana, Hirana siapa sih? Anda dari tadi memanggil siapa?" Tanyaku pada wanita itu. Ia malah mengerutkan keningnya sambil menatap bingung. Tak lama ia seperti menyadari sesuatu, lalu menutup mulutnya menciptakan ekspresi terkejut ala-ala sinetron televisi yang sering kutonton.

"Yaampun Hirana" ucapnya singkat dengan suara yang menunjukkan ketidakpercayaan. Aku pun menatapnya. Aneh sekali orang ini.

"Hirana, kamu ingat siapa aku?" Tanyanya lagi. Aku tentu saja menggeleng. Dia nih siapa. Sok kenal banget deh.

"Hirana, apa kamu inget nama kamu siapa dan kenapa kamu disini?" Tanya wanita itu.

"Ana. Namaku Ana bukan Hirana. Hirana siapa sih? Daritadi dipanggil-panggil mulu. Aku juga nggak tau kenapa bisa ada disini" jawabku.

Wanita tersebut terlihat sedikit panik. Kemudian ia mengambil teleponnya dan menelepon seseorang. Aku tidak tahu apa yang ia bicarakan karena ia pergi menjauh saat menelepon. Aku terlalu malas untuk mencuri dengar, lagipula entah kenapa tubuhku terasa sakit.

Tak lama wanita itu kembali ke hadapanku. Ia bertanya sekali lagi kepadaku. "Apa kamu benar-benar tidak ingat apa yang terjadi? Atau kamu hanya pura-pura lupa"

Aku menatapnya aneh.

'Ini dia kenapa sih. Maksa banget. Orang beneran nggak tau juga'

"Bisa tolong dijawab Hirana. Apa kamu benar-benar lupa bahwa kamu telah terjatuh dari lantai dua bersama dengan Rena? Kamu yang berniat ingin mendorong Rena malah ikut terjatuh bersamanya dan mendarat tepat di atas tubuh Rena sehingga Rena terluka parah" Jelas wanita paruh baya yang memakai jas dokter itu panjang lebar.

My Handsome Ashtara [END]Where stories live. Discover now