Part 55

25.2K 1.9K 53
                                    

Hirana's POV



Aku tersadar. Namun, rasanya sangat sulit membuka mataku. Seluruh tubuhku terasa sakit.

“Jangan laporin polisi dulu. Taruh mereka di tempat biasa” terdengar suara milik Ash berbicara dengan seseorang.

“Baik” Jawab beberapa orang yang terdengar seperti suara laki-laki yang menyahut bersamaan.

“Kak, jangan bilang-” suara Rena kemudian masuk di telingaku.

“Mereka mau ditaruh di tempat itu?” tanya Rena.

“Kita butuh petunjuk lebih lanjut Ren”

“Meskipun kita tahu dalang dari semuanya itu Kiran?” tanya Rena. “Tapi nggak papa, meskipun itu cuma alasan. Naruh mereka di ruang rahasia yang menyeramkan itu adalah keputusan tepat” lanjutnya.

“Kak, aku boleh liat?” tanya Rena pada sang kakak.

“Nggak perlu. Kalo kamu pingsan siapa yang urus?”

Setelah itu terdengar sedikit cibiran dari Rena, “tapi kak, mereka udah lakuin hal yang kayak gini ke Hirana. Setidaknya aku mau liat secara langsung mereka yang udah bikin Hirana kayak gini merasakan hal yang sama”

Rena terdiam beberapa saat, namun aku dapat merasakan sentuhan hangat di tanganku.

"Hirana masih belum bangun dan ini udah lebih dari tiga minggu kak, udah hampir sebulan. Padahal katanya operasinya lancar. Kalau… kalau misal Hirana…" Rena sempat menjeda ucapannya sebentar sebelum menghela nafas berat.

"Kalau misal Hirana nggak mau bangun gimana kak?" Aku bisa mendengar sedikit getaran di suaranya.

"Nggak Rena. Dokter kan udah bilang kondisinya udah stabil" suara Ash terdengar. Sepertinya ia berada di posisi yang sangat-sangat dekat denganku karena suaranya seperti sedang berada di sampingku. Ia seperti berusaha meyakinkan sang adik yang terdengar resah.

Tak lama aku merasakan sebuah elusan pelan di kepalaku. Sangat-sangat pelan, namun konstan.

Aku mendengarkan pembicaraan mereka sedari tadi, tetapi mataku masih terpejam dan kepalaku masih terasa pusing. Mendengar hal tadi, aku baru menyadari ternyata Rena juga sudah mengetahui eksistensi sebuah ruangan rahasia di rumah Ash dengan berbagai alat menyeramkan itu. Kalian ingat kan mengenai ruangan itu? Yah tapi entah apa yang akan mereka lakukan aku juga tidak peduli. Yang jelas sekarang aku seperti tidak mau memikirkan apa-apa dan ingin mengosongkan seluruh pikiranku.

Namun, tak lama sekelebat bayangan kejadian terlintas di pikiranku. Saat itu, aku langsung merasakan sakit yang luar biasa. Dahiku mengerut, seluruh tubuhku bergetar. Aku merasa seperti semua kejadian menyeramkan yang belum lama ini aku alami kembali berputar di pikiranku. Seluruh kejadian itu bergulir dan masuk ke dalam bayang-banyang. Setiap pukulan, penganiayaan, tendangan, penusukan dan hal-hal lainnya terasa seperti mencabik-cabik tubuhku lagi. Sakit. sakit. Rasanya aku kembali masuk ke dalam kejadian itu. Aku mengerang dengan mata yang masih terpejam sampai-sampai membuat Ash dan Rena yang berada di ruangan yang sama denganku menyadari bahwa aku telah sadar.

“Sakitt…. eukhh” aku terus-terusan mengerang.

“Hirana” Suara Ash kembali terdengar memanggilku.

“Loh Hirana. Hirana, kamu udah sadar?” dan terdengar suara Rena yang berbicara dengan nada khawatir disusul dengan suara Zeron yang menanyakan kondisiku.

Namun, rasanya suara mereka semakin menjauh. Aku merasa ada suara-suara lain masuk ke dalam pikiranku. Suara teriakan orang-orang itu, suara mereka yang menghina, memukul, dan melakukan hal-hal menyeramkan lainnya terus terngiang-ngiang.

My Handsome Ashtara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang