Part 32

24.9K 1.7K 65
                                    

Sudah beberapa hari ini aku mencoba mencari dan mengontak perusahaan-perusahaan yang sekiranya cocok untuk projek tugas kuliahku. Tapi tentu saja tidak semudah kelihatannya. Sekarang aku sedang ada kelas, tetapi pikiranku melayang entah kemana. Banyak hal yang aku pikirkan, termasuk untuk projek tugasku ini. Aku masih tidak ingin melakukan projek tugas ini di perusahaan milik keluarga Ash. Entahlah aku pusing, mungkin nanti sore aku akan kembali menghubungi perusahaan-perusahaan lainnya.

“Ah aku mau mampir ke Ind*maret dulu ah abis ini, mau beli susu” gumamku pada diriku sendiri melihat jam yang menunjukkan bahwa waktu kelas sudah hampir selesai.

Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu, aku tidak bertemu Ashtara. Aku berusaha melupakan penawaran Rena dan Ash agar tidak semakin pusing. Aku berusaha menjalani hariku agar menjadi hari yang normal.

Tanpa berlama-lama, tepat setelah kelas selesai, aku langsung pergi untuk membeli susu, entah kenapa aku kangen minum susu. Sungguh aneh. Sesampainya aku di minimarket tersebut, aku langsung pergi menuju kulkas tempat dimana berbagai minuman di jejerkan dengan rapi.

Setelah cukup lama termanggu di depan kulkas, kuputuskan untuk mengambil susu berperisa strawberry yang terletak di ujung kulkas. Kemudian aku berjalan mengelilingi isi minimarket tersebut. Perut kosongku sudah berteriak meminta makan kelaparan. Tak disangka-sangka ternyata minimarket tersebut menjual onigiri. Jarang-jarang aku menemukan mini market yang menjual onigiri. Setelah aku mengambil satu onigiri, aku kembali menjelajahi tempat tersebut, aku berjalan pelan sambil bersantai melihat-lihat, aku mengambil beberapa camilan dan aku taruh dalam keranjang.

Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara yang familiar.

“Ash, lu mau minuman apa?” Suara tersebut memasuki gendang telingaku, aku merasa kenal dengan sang pemilik suara

“Itu aja yang rasa jeruk, Rel” jawab sang lawan bicara yang suaranya juga aku kenal. Itu suara Ash. Kuduga lawan bicaranya adalah Reldi.

Oh my God merepotkan sekali. Aku tidak mau bertemu mereka, aku yang sedang berdiri di posisi ujung minimarket berusaha sembunyi dibalik rak-rak cemilan di sana. Aku mengendap-endap sebentar ke arah kasir.

Baru satu langkah aku berjalan, seseorang memanggil namaku.

“HIrana” panggil Ashtara.

Aku memejamkan mataku. Sial. Sial. Sial. Kenapa lagi-lagi ketemu sih.

Aku membalikkan badanku, tersenyum tipis menghadapi Ashtara.

Di sisi lain, orang dihadapanku ini juga tersenyum, tetapi matanya tidak, ia menatapku dengan sorot mata tajamnya.

“Ash” panggil sebuah suara yang tiba-tiba datang. Itu adalah suara Reldi. Ia menghampiri kami.

“Ash, lu mau yang merek apa? Nih ada dua, pilih sendiri ngapa sih?” gerutunya sambil memegang 2 kaleng minuman di tangannya. Tak lama ia mendongakkan kepalanya melihat ke arah kami berdua.

“Loh Hirana?”

Aku hanya mengangguk dengan senyum tipis menanggapi Reldi.

Tanpa menunggu aku atau Reldi berbicara lagi, Ash membuka suaranya, “Beli apa?” tanya Ash yang tiba-tiba berbicara. Setelah Reldi datang, ekspresi Ash terlihat berubah. Tidak lagi menunjukkan sorot mata tajam seperti di awal, wajahnya berubah menjadi ramah dengan senyum yang menawan seperti sosok yang biasa aku lihat ketika dia sedang berpidato, organisasi, dan berhubungan dengan orang-orang lain. Dasar muka dua.

“Hirana, halo, ditanya kok diem aja” sekarang Reldi yang berbicara karena melihatku diam saja.

“Hah? Oh ini lagi milih ini” ucapku asal sambil menunjuk salah satu cemilan di sana.

My Handsome Ashtara [END]Where stories live. Discover now