Part 67

17.7K 1.4K 52
                                    

⚠️ Hati-hati ⚠️

Jangan ditiru. Part ini mengandung unsur kekerasan. Harap ketika membaca ambil yang baik dan buang yang buruknya.

Selamat membaca

~~~~~~~


“Hirana dimana?” tanya Ash pada orang-orang yang berada di sana. Mereka adalah orang-orang milik Ash yang memang bekerja secara rahasia untuk keluarga Eilzhnata. Mereka melakukan apapun terutama untuk hal-hal “gelap dan bahaya” yang diperlukan keluarga Eilzhnata, termasuk kegiatan yang dilakukan di ruang bawah tanah yang menyeramkan itu. Kalian ingat kan?

“Sekali lagi saya tanya Hirana dimana?” Ash menekankan setiap kata demi kata membuat orang-orang yang berada di sana meneguk ludah mereka sendiri merasakan tekanan yang cukup berat.

“Masa kalian nggak ada yang bisa lapor kalau Hirana belum pulang. Saya udah bilang ‘kan, laporin semua hal soal Hirana” Ash berkata dengan nada yang cukup tinggi.

“Mohon maaf sebelumnya, tapi banyak dari kami juga sedang mengurusi permasalahan soal orang yang berusaha mencuri data perusahaan hingga fokus kami sempat terpecah. Kami bersalah” Orang tersebut menunduk tanpa berani menatap Ash. Namun, jika dilihat orang yang mengatakan ini sepertinya ketua atau salah satu petinggi dari orang-orang lainnya karena sepertinya ia yang merasa paling bertanggung jawab akibat kelalaian ini.

PRANGGGG.

Ash membanting sebuah benda yang ada di dekatnya dengan sangat-sangat kencang ke arah mereka.

Mereka semua terdiam melihat tuannya yang sepertinya sedang marah besar.

“Cari” perintahnya yang tanpa berlama-lama mereka langsung pergi meninggalkan tempat itu untuk melaksanakan perintah Ash.


***

Hirana's POV


"Menjauh dari saya" ucapku sedikit berteriak kepada ayah dari Hirana.

Namun, mendengar nada bicaraku dan perilakuku yang melawan sepertinya malah membuatnya semakin menjadi-jadi.

Ia menarik rambutku semakin kencang lalu tanpa aba-aba menjedotkanku ke dinding.

"KEMANA AJA LO, HAH? MAU KAYAK IBU LO ITU MAIN SAMA LAKI-LAKI TIAP HARI. DASAR IBU ANAK SAMA AJA" kepalaku yang dijedotkan oleh ayah dari Hirana ke dinding  mulai merasakan sedikit pusing. Namun, ayah Hirana itu tidak peduli dan malah semakin berteriak.

"KAYAK GINI AJA, LO DIEM. ARFI SELALU BILANG LO PERGI SOAL URUSAN KAMPUS. MANA? NGGAK MUNGKIN KAN? Emang dasar Arfi, dia bohong cuma buat belain anak nggak tau diuntung kayak lo. Duit lo juga dari siapa? Dari gue? Kuliah lo juga masih gue bayarin gara-gara Arfi. Terus sekarang lo mau kabur gitu aja, sama kayak ibu lo itu. DASAR ANJ*NG" Kata-kata yang ia lontarkan semakin kasar. Sedangkan aku semakin merasa badanku tidak enak. Dadaku berdebar, jantungku berdetak lebih keras, bulu kudukku sudah mulai merinding, dan rasa takutku kembali menyelimutiku.

Ia kemudian menarikku hingga aku terjatuh dan menyeretku. Aku memberontak mencoba melepaskan diri. Namun, sulit karena tenaga ayah dari Hirana itu sangat besar.

"LEPASIN SAYA. Mana ada seorang ayah yang berperilaku gini ke anaknya. Anda bukan seorang ayah" ucapku benar-benar berusaha mengendalikan diri dengan suara yang aku keraskan.

Aku berusaha mencari celah dan berusaha bangun untuk menyeimbangkan diriku. Sampai akhirnya aku bisa berdiri dan menendang kaki juga tulang keringnya hingga ia merintih kesakitan.

My Handsome Ashtara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang