Part 63

16.7K 1.2K 28
                                    

"Sstt jadi itu ceweknya kak Ash"

"Loh Ash pacaran sama dia? Bukannya dia yang waktu itu ngedorong adeknya?"

"Sumpah? Kak Ash beneran pacaran sama cewek itu. Dia bukannya suka bikin masalah?"

"Kenapa Ash mau?"

.
.
.

Aku berjalan menyusuri kantin. Aku lapar setelah menggunakan otakku untuk berpikir di kelas. Soal Aldi sebenarnya aku tidak mau mengingatnya tapi yang jelas, setelah kejadian itu aku tidak melihat Aldi sama sekali dan tugasnya akhirnya hanya aku yang handle dan mempresentasikannya.

Sembari menunggu Rena, Tere, dan Nata, aku memang ke kantin lebih dulu karena mata kuliah dan kelas kita berbeda. Namun, saat berjalan, entah kenapa aku mendengar orang berbisik-bisik.

"Lo yakin itu beneran Ash sama dia?"

"Kak Ash yang baik itu mau sama cewek jahat?"

"Itu berita bohong kali"

Bisikan-bisikan itu terus terdengar di telingaku membuatku merasa tak nyaman. Bisa-bisanya orang-orang itu menggosipkan diriku.

Ya memang sih dari dulu juga Hirana asli sudah sering digosipkan oleh orang-orang mengenai tingkah lakunya, kejahatannya, dan sikap-sikapnya itu apalagi selagi masih ada Kiran.

Tapi kan sekarang berbeda, aku sudah cukup lama tidak mendengar ada berita-berita tentang Hirana. Tapi kenapa sekarang malah digosipkan seperti ini?

Aku dapat merasakan tatapan mata orang-orang disana. Rasanya tatapan mereka seperti menusukku dari belakang. Aku menggaruk-garuk leher bagian belakangku tidak nyaman.

Rena, Teree, Nata.. cepatlah datangggg.

"Hi.ra.na" seseorang menepuk pundakku secara tiba-tiba, dan aku yang terkejut langsung menepis tangannya dengan kencang. Jujur saja, reflekku lebih cepat daripada pikiranku. Memang sepertinya rasa 'takut' itu belum hilang sepenuhnya. Ya meski begitu aku bersyukur karena aku punya mereka dan jauh lebih baik sekarang.

Yang menepukku tadi adalah Tere. Melihatku yang langsung berada di posisi waspada dan terkejut, ia menatapku. Bukan tatapan marah atau kecewa, melainkan tatapan khawatir. Matanya menatapku lembut.

Namun, orang-orang sekitar yang melihat kejadian itu semakin menatapku dengan tatapan tajam yang sama sekali tidak terlepas dariku. Ya bagaimana ya, Hirana jahat yang dulu terlihat memukul tangan Tere, bisa-bisa mereka salah paham lagi.

Namun, tiba-tiba suara Tere kembali terdengar.

"Maaf, Hirana" ucapnya mengacu pada dia yang menepuk pundakku secara tiba-tiba hingga membuatku kaget.

Aku sebenarnya tidak mengerti kenapa dia yang meminta maaf, harusnya kan aku yang meminta maaf karena telah menepis tangannya dengan keras, aku yakin meski begitu, hal yang aku lakukan tadi tetap memberi rasa sakit pada tangannya.

"Nggak, aku yang maaf, Tere. Aku tadi kaget" ucapku.

Tere hanya terdiam menatapku lamat-lamat. Kemudian ia memelukku erat. Sangat erat. Aku tidak mengerti kenapa dia seperti ini.

"Semuanya pasti baik-baik aja, Hirana" ucap Tere yang masih memelukku. Ucapan itu ia tunjukkan padaku. Aku merasa aku sudah baik-baik saja kok, ya meski terkadang di saat-saat tertentu aku merasa…. sulit(?) atau reflekku pasti akan melakukan hal seperti tadi.

Sebenarnya aku memang merasa ada perlakuan yang sedikit aneh dari orang-orang sekitarku. Rena rasanya sering sekali mengikuti kemana-mana, Tere selalu berusaha untuk berbicara denganku dengan sikap dan perilaku lembutnya. Nata, ia… suka dengan tiba-tiba memberikanku minuman, snack, atau makanan ringan tanpa kuminta dan memaksaku untuk menerimanya. Meskipun sekarang bertambah lagi perilaku orang-orang yang terasa aneh dari orang-orang yang tidak begitu aku kenal. Seperti sekarang ini.

My Handsome Ashtara [END]Where stories live. Discover now