Part 49

21.8K 1.6K 39
                                    

Author POV


"Hirana itu terlalu lemah" ucap Ash.

Sang adik terdiam mendengar ucapan sang kakak.

"Kayaknya Hirana nggak seperti yang kita bayangkan dulu. Padahal awalnya kukira dia orang jahat yang nggak punya hati” ucap Rena.

Rena kemudian duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan itu lalu melanjutkan perkataannya.

“Tapi kayaknya dia terlalu lemah dan lembut sehingga mudah dimanipulasi sama orang lain seperti Kiran. Meski begitu setelah ngobrol banyak sama Hirana, aku menyukainya. Dia baik, lembut, dan menyenangkan. Terkadang sedikit random, tapi dia beneran dengerin dan bantu aku dengan serius" Rena meluapkan isi hatinya pada sang kakak dihadapannya.

Ash tersenyum tipis mendengar ucapan adiknya.

Sang adik yang melihat seringaian menyeramkan dari bibir sang kakak langsung membuka suaranya kembali.

"Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan kak. Aku tau kamu kayaknya suka kan sama Hirana. Mau suka atau tertarik, jangan manfaatin Hirana. Dia temenku sekarang. Dia anak baik tauuu" entah kenapa Rena terlihat seperti sedang mendefense Hirana dari kakaknya sendiri. Kakaknya yang terlihat seperti serigala yang menargetkan mangsanya secara otomatis membuat Rena sedikit bergidik.

Ash terdiam sebentar.

"Aku berencana membuatnya agar jadi sedikit kuat"

"Hah? Maksudnya"

"Sudah kubilang dia terlalu lemah. Mari ajak dia berlatih sedikit"

"Hah?" Sepersekian detik sang adik tampak berpikir sampai akhirnya ia menyadari sesuatu.

"Kak Ashhh… please jangan macem-macem. Maksudnya kak Ash mau latih Hirana jadi kayak kak Ash hah? Mau melatihnya menggunakan tinju, pisau, pistol, dan alat-alat menyeramkan lainnya itu? Jangankan Hirana, aku aja masih begini. Dia pasti ketakutan, kasian Hirana"

"Setidaknya kita harus membuatnya punya sedikit kekuatan. Meski sayang sekali, aku cuma suka melihatnya menangis jika itu karenaku. Supaya aku tidak melihatnya menangis karena orang lain. Bukannya dia harus sedikit lebih kuat?"

Rena bergidik mendengar ucapan gila kakaknya.

"Kak, alat-alat menyeramkan di ruangan itu aja udah buat dia shock. Sekarang kakak berencana buat dia sering bertemu dengan alat-alat itu. Gila ya?"

"Emang siapa yang nggak gila di keluarga ini. Bukannya kamu juga, Rena? Siapa yang terus memaksa Hirana untuk selalu bersamamu"

Rena mengangkat bahu.

"Aku menyukainya. Mau bagaimana lagi. Lagipula ingat, bukan memaksa tapi membujuk dan memelas. Aku nggak sepertimu wlee" Rena meledek sang kakak.

"Orang-orang hanya nggak tau, adikku Rena yang terkadang sakit-sakitan dan terlihat manis ini paling jago soal membujuk dan membawa orang"

"Setidaknya responsibility aku bukan yang melakukan hal-hal menyeramkan itu seperti Kak Ash dan ayah. Lagipula Kak Ash nggak berhak ngomong gitu. Udah untung kan Hirana sama kita. Kak Ash juga jadinya sering ketemu Hirana. Aku udah approve dia jadi kakak ipar hehehe"

"Pokoknya aku suka Hirana. Dia baik, lembut, lucu, kalo emang tetap mau kayak gitu. Jangan kasih Hirana yang berat-berat dan bikin shock. Latih aja pelan-pelan. Aku aja yang udah terbiasa ngeliat kalian, masih gampang lemah"

Mendengar penuturan sang adik, Ash tampak berpikir.

"Itu urusan nanti, kita liat dulu kondisinya" ucap Ash akhirnya.

My Handsome Ashtara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang