27

90 11 0
                                    

Jaeyun mendamba, menginginkan Heeseung yang kembali terbiasa dengan garis senyum di wajah. Tidak henti merasa buruk dengan Heeseung yang menyalahkan diri mengenai kepergiannya saat Heeseung telah melakukan apa yang dapat dilakukan.

Jaeyun menyadari dirinya sebagai sosok dengan ego tinggi saat dia memperhatikan Heeseung melebihi satu tahun, menyadari Heeseung kerap menekan ego dan hanya menginginkan kebaikan saat Jaeyun terlalu fokus dengan apa yang hendak ditujunya.

Jungwon merupakan seseorang di sisi Heeseung dan menginginkan kebaikan untuk Heeseung, sepenuh dipahami oleh Jaeyun saat ini.

"Aku menyulitkanmu" Kata Heeseung saat dirinya kembali tertidur di kunjungan berikutnya, mengharuskan Jungwon berjaga

"Bukan masalah, Heeseung-Hyung" Jaeyun mengetahui Jungwon pun memerlukan istirahat

"Kau menyulitkan dirimu untukku" Heeseung masih menelusuri jalan menuju pemakaman

"Ini merupakan hal kecil" Jungwon merapatkan mulut, menahan diri dari menguap lebar

"Tapi, kau sungguh memerlukan istirahat" Heeseung tak melewatkan pemandangan ini

"Mungkin," Jungwon meninggikan bahu seakan dia tidak memikirkan ini sebagai hal penting

"Pulang saat kau menyelesaikan kunjungan?" Khawatir ditemukan dari manik Heeseung

"Bagaimana dengan membeli bahan makanan?" Jaeyun menduga balasan ini.

Kesibukan selama dua pekan menghalangi Heeseung maupun Jungwon menempatkan bahan makanan dengan baik pada lemari penyimpanan, dan mereka hendak belanja sepulang ini.

"Kita dapat melakukannya di sore hari" Kata Heeseung mendapatkan kerjap lamban

"Kita?" Jungwon menunjukkan cemas andai dirinya salah mendengar.

Jaeyun dapat melihat cemas yang menghalangi dirinya membentuk senyum, tapi Heeseung menunjukkan dirinya tidak memiliki ide mengenai situasi ini.

"Oh, tidak masalah seandainya kau tidak ingin menemaniku" Respon Heeseung

"Aku ingin menemani Heeseung-Hyung" Jungwon tak lagi menahan diri dari tersenyum

"Maka, kita dapat melakukan belanja di sore hari" Putus Heeseung

"Bagaimana dengan makan siang?" Tanya Jungwon dengan dahi mengerut

"Kau mengatakan, kau memiliki ramyeon" Heeseung ingat dengan kata Jungwon di perjalanan

"Iya. Tidak masalah untukmu?" Tanya Jungwon tidak lekas dalam menerima jawab,

Heeseung menggunakan waktu sebelum dia melakukan angguk, "Iya."

"Kau dapat menghubungi pesan antar andai kau tidak ingin" Saran Jungwon kembali mendapat diam.

Sejenak Heeseung menghentikan langkah seperti dia memikirkan situasi dengan serius, berhati mengenai apa yang hendak dirinya katakan.

"Ramyeon bukan pilihan yang buruk" Heeseung memberi jawab dengan lamban

"Baik" Jungwon menerima jawab Heeseung, melakukan angguk seperti dia paham

"Tidak masalah dengan ramyeon sebagai makan siang?" Heeseung melanjutkan langkah

"Iya, aku tidak memiliki masalah" Langkah Jungwon mengiring irama langkah milik Heeseung

"Tidakkah kau harus mengunjungi Nenek?" Tanya Heeseung dengan sorot bingung di matanya

"Oh," Tersadar bahwa dia harus mengambil jalan pada blok yang berbeda dari Heeseung

"Kau sungguh memerlukan istirahat" Tangan Heeseung menyentuh surai Jungwon, memiliki senyum geli

"Aku bukan anak kecil" Kata Jungwon sekalipun dia tidak berusaha menepis tangan si lebih dewasa

"Um" Balas Heeseung seraya menurunkan tangannya dari surai Jungwon, masih tersenyum.

Heeseung melanjutkan langkah, sementara Jungwon mendiamkan diri dengan tatap mata yang enggan melepaskan lainnya hingga lain menemukan tujuan. Sedikitnya Jaeyun dapat memahami ini dengan ingatan dari masa yang begitu jauh.

Tidak melupakan momen dimana Heeseung seakan memberi lampu hijau dan membiarkan dia mengungkap perasaan dengan romantis, merasakan kembang api dalam dirinya sekalipun dia hanya berdiam dengan senyuman bodoh di wajah.

= catatan

seneng karena nemu momen jakeseung sama yangsseung dari video mereka di &AUDITION, dan momennya lucu, gemesin banged. perlahan, kita menuju akhir.

terima kasih karena telah membaca dan memberi dukungan pada cerita ini.

live happilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang