22

79 11 0
                                    

Kesulitan Heeseung membicarakan perasaan atau kegelisahannya membuat beberapa orang memikirkan dia sebagai karakter dingin di kesempatan lalu, menemukan banyak orang yang menyerah untuk menetap di sisi selain Jongseong.

Jaeyun pun mengalami kendala dalam masa pendekatan dan perlu Sunghoon untuk mengatakan dia harus berjuang seandainya dia suka, hal lucu untuk didengar dari Sunghoon yang memilih diam dan tidak menyatakan perasaan di awal.

Heeseung memperlihatkan ekspresi serius seperti dirinya tidak ingin didekati saat dia memilih terjaga daripada melelapkan diri.

"Heeseung-Hyung," Panggil Jungwon membuat Heeseung memaling perhatian dari produk kopi yang dijajarkan

"Jungwon," Raut lelah enggan meninggalkan wajahnya sekalipun Heeseung mengusahakan senyum tipis

"Kau ingin membeli kopi?" Tanya dilemparkan oleh Jungwon, dan Jaeyun tidak yakin apa ini permulaan yang bagus

"Bukan. Aku memilih pewangi" Oh, Jaeyun melihat Heeseung yang mendengus seperti tak puas dengan jawabnya.

Heeseung tidak pernah baik untuk mengeluarkan perasaan negatif dan merasa buruk saat dia melampiaskan pada orang lain tanpa sengaja.

"Maaf. Pertanyaanku bodoh" Jungwon memiliki senyum canggung pada wajahnya

"Tidak perlu menyalahkan dirimu" Heeseung mengembalikan fokus pada barisan produk kopi.

Jungwon mendiamkan diri sebelum dia meraih kotak kopi yang dekat dengan posisinya, mengambil dengan sembarang dalam pandangan Jaeyun.

"Kau sudah melakukan makan, Hyung?" Jungwon melemparkan tanya seraya melihat kotak kopi

"Aku sudah makan" Tangan Heeseung memegang dua kotak kopi, berusaha membandingkan

"Makan malam?" Bertanya seakan dia mencemaskan Heeseung larut dalam pekerjaan,

dan Jaeyun tahu bahwa kekhawatiran laki-laki muda ini memang benar, hanya melihat Heeseung yang menyibukkan diri dengan tugas sedari kunjungan Jungwon di siang hari.

"Entah, tapi aku sudah makan" Heeseung memberi jawaban, saat ini membandingkan harga dari produk

"Kau memiliki waktu untuk makan denganku?" Jungwon bertanya seraya menaruh kopi di keranjang belanja

"Kau selalu membicarakan makan atau kopi denganku" Bibir si Lee mengulas senyum selagi mengatakan ini

"Benar. Heeseung-Hyung menginginkannya?" Mata Jungwon hanya melihat Heeseung, turut mengulas senyum

"Iya. Lagipula, aku sudah memiliki kopi untuk saat ini" Tangannya ditinggikan untuk memperlihatkan kopi

"Heeseung-Hyung hanya membeli ini?" Tanya Jungwon, menyadari tidak ada keranjang di sisi Heeseung

"Um" Heeseung menanggapi tanya Jungwon dengan satu anggukan

"Kalau begitu, Hyung dapat memasukkannya ke keranjangku" Bicara Jungwon seperti ini putusan

"Ah, tidak. Kau sudah membelikan bahan makanan untukku" Lekas, Heeseung menyuarakan tolak

"Dan?" Kening Jungwon mengerut seperti dia tak memahami alasan yang diberikan Heeseung

"Aku tidak ingin menyulitkanmu" Sikap Heeseung menunjukkan ini merupakan hal yang jelas

"Bukan seperti Hyung memberi pilihan saat membeli makan siang untukku" Tapi Jungwon hanya tersenyum

"Itu karena kau menggemaskan" Heeseung lamban dalam menahan kotak kopi di tangannya, diraih Jungwon

"Maka, aku dapat mengatakan hal yang sama" Mata Jungwon lurus padanya sebelum membalik langkah.

Jaeyun menemukan Heeseung yang diam sejenak sebelum dirinya mengikuti laki-laki yang lebih muda, tidak lagi memberi bantahan saat dia menyadari pengunjung lain yang mengantri dan melakukan pembayaran.

Tapi Jaeyun masih melihat ekspresi tidak puas dari Heeseung yang menimbulkan senyuman geli Jungwon yang mengatakan Heeseung dapat membelikan dia makan di lain waktu sehingga si lebih dewasa mengangguk puas.

Memahami pikiran lain tanpa kata bukan sesuatu yang mudah, tapi Jaeyun memahami Heeseung dan Heeseung memahami dirinya di masa lalu. Melihat seseorang memahami Heeseung membuat dia merasa baik.

= catatan

semangat update karena momen jekseung maupun yangsseung yang bertebaran. maaf ya seandainya cerita maupun update-nya terlalu lamban.

terima kasih karena masih membaca dan memberi dukungan untuk cerita ini.

live happilyWhere stories live. Discover now