08

166 17 0
                                    

Jongseong selalu merupakan teman yang baik untuk Heeseung dan kencan tidak pernah mengalahkan pertemanannya dengan Heeseung, memunculkan diri di apartemen Heeseung tanpa menunggu.

Heeseung masih ada di tempat tidur dan memeluk lutut seperti saat dia menanyakan apa Jongseong memiliki waktu, menerima jawab bahwa Jongseong akan datang untuknya. Diam dan menanti.

Tangan Jongseong menemukan jalan untuk mendekap Heeseung, membawanya pada dekapan hangat dan penuh perlindungan.

"Jaeyun-ie," Heeseung menurunkan lututnya, memilih untuk menyimpan wajahnya diantara bahu Jongseong

"Ada apa dengan Jaeyun?" Lembut, Jongseong bukan memiliki maksud dia ingin menekan jawaban Heeseung
"Jaeyun-ie mendatangiku dalam mimpi," Cerita Heeseung pada teman akrabnya, memeluk Jongseong dengan rapat

"Dia kelihatan buruk?" Tanya Jongseong hanya memiliki maksud jenaka, Jaeyun mendapati dirinya mendengus saat mendengar

"Bodoh. Jaeyun-ku selalu tampan" Tentu Heeseung-nya yang manis dan begitu suka pada dirinya, membalas tidak setuju

"Ceritakan padaku mengenai Jaeyun ini" Jongseong berkata dengan ingin tahu yang tidak berusaha disembunyikannya

"Dia mengatakan aku harus bahagia," Heeseung menyamankan posisi wajahnya pada bahu Jongseong yang membiarkan

"apa dia melihatku bersedih dan merasa tidak tenang, Jongseong? Aku membuatnya tidak tenang?" Tanya Heeseung,

Jaeyun merutuki dirinya saat dia menyadari Heeseung memiliki pikiran ini,

tidak memiliki maksud untuk memunculkan pikiran buruk seperti ini,

tidak ingin membuat Heeseung merasa dirinya membebani Jaeyun,

meski Jaeyun dapat mengatakan satu alasan dia berdiam disini adalah Heeseung,

karena dia belum melihat Heeseung bahagia seperti apa yang dia rencanakan di hidup

"Kau mengatakan kau tahu bahwa kau membuatnya tidak tenang dengan bersedih" Jongseong menanggapi tanya Heeseung

"Benar, tapi mendengar kata ini darinya," Heeseung memiliki sedih di matanya saat Jongseong melepas peluk dan menatapnya

"Hei, Jaeyun tidak mengatakan bahwa kau membuatnya tidak tenang," Tangan Jongseong ada di sisi wajah Heeseung

"dia mengatakan ini karena dia tahu kau sedih dan dia ingin kau bahagia," Mata Jongseong menemukan fokus Heeseung

"kau harus bahagia meskipun tanpa Jaeyun." Heeseung merendah tatapannya saat Jongseong telah mengatakan ini

"Sulit, Jongseong" Airmata Heeseung menyentuh ibu jari Jongseong yang masih memegang sisi wajahnya

"Aku tahu, Heeseung. Aku tahu" Jongseong menyapu airmata Heeseung, meski Jaeyun tidak menemukan akhirnya

"Jaeyun ingin aku bahagia tanpa dia" Mata Heeseung masih basah tanpa peduli Jongseong menyapukan jemari

"Karena kau layak menerima seluruh kebaikan di Dunia, berhak merasakan bahagia" Kelihatan Jongseong paham,

merupakan teman dekat Heeseung dan memiliki mode penjaga setiap dia tahu Heeseung memiliki hubungan,

membuat Jaeyun menghadapi mode protektifnya selama lebih dari satu tahun sebelum Jongseong percaya

"Aku ingin bahagia dengan Jaeyun-ie" Mata Heeseung memiliki harapan seperti anak kecil yang memohon hal tidak mungkin

"Kau pernah bahagia dengan Jaeyun" Jongseong menghentikan sapuan saat dia menyadari tangis Heeseung tidak ada akhirnya

"Aku tahu, aku hanya," Heeseung menarik Jongseong untuk kembali membenamkan wajahnya pada bahu sang teman dekat

"Kau dapat menangis sepuasmu" Tangan Jongseong menepuk bahu Heeseung, membiarkan dia mengeluarkan perasaan.

Jaeyun tidak pernah senang untuk melihat Heeseung menangis, memikirkan ini sebagai hukuman karena dia hanya memberikan punggung dingin pada Heeseung di waktu dia tenggelam dalam kerja.

Jaeyun sungguh mengharapkan Heeseung mendengar katanya dengan baik, menemukan bahagianya meskipun tanpa Jaeyun, mengembalikan binar mata yang menjatuhkan Jaeyun di waktu lalu.

= catatan

jayseung temenan tuh keliatan lucu banget, tapi ku jarang nemuin ceritanya.

terima kasih karena telah membaca book ini.

live happilyWhere stories live. Discover now