06

200 18 0
                                    

Jaeyun mungkin memperlihatkan sikap manis pada banyak waktu, namun dia merupakan pencemburu berat yang tidak pernah suka saat Heeseung menunjukkan sikap kelewat ramah pada selain dirinya.

Jaeyun menyadari Heeseung tidak menerima rangkul atau sentuh yang akrab dari siapapun, bahkan saat dirinya pergi. Hanya biasa menerima interaksi Jongseong yang biasa mengesalkannya di masa lalu.

Tapi saat ini Heeseung membiarkan Jungwon memberi rangkul padanya, menuntunnya untuk meninggalkan area pemakaman.

"Aku tidak ingin makan" Jaeyun mendengar Heeseung yang berkata pada Jungwon saat menyadari arah langkah

"Temani aku untuk makan" Balas Jungwon, masih menaruh lengannya pada bahu Heeseung yang membiarkannya

"Kau akan menyuruhku makan pada akhirnya" Heeseung berkata seperti dia mengenal laku Jungwon dengan baik

"Kau membutuhkan makan, Hyung" Jungwon menatap Heeseung untuk memberitahu betapa dia serius memikirkan ini

"Aku tidak memiliki selera" Kata yang selalu diberikan Heeseung saat seseorang menanyakan makannya sepulang 'melihat' Jaeyun

"Maka, aku tidak memaksamu" Jaeyun mendengar mudah dalam kata Jungwon dan percaya dengan perkataan si lebih muda

"Kau akan memaksaku untuk makan" Tapi Heeseung mengarah tatapan sangsi pada laki-laki yang lebih muda

"Mungkin" Bibir Jungwon membentuk senyum jenaka seperti dia memiliki pikiran ini, namun tak akan mengatakan dengan keras

"Jungwon," Heeseung kembali memperlihatkan sikap merajuk, merupakan pemandangan menyegarkan di pandangan Jaeyun

"Heeseung-Hyung," Jungwon membalas dengan memanggil nama dari laki-laki yang lebih dewasa, melemparkan tawa yang geli.

Jaeyun menetapkan mata pada interaksi diantara sang kekasih dengan kenalan lamanya,

menemukan sisi manis lagi menggemaskan Heeseung yang telah lama tidak dilihatnya,

satu sisi yang membuat dirinya jatuh hati dan kembali jatuh hati pada Heeseung.

"Hyung," Jaeyun memperhatikan Jungwon yang mengarah sumpit pada Heeseung, menghentikannya dari lamun

"Aku tidak ingin makan, Jungwon" Heeseung menjawab dengan suara pelan, tidak ingin menyinggung pemilik kedai makanan

"Hyung," Jungwon tidak memperlihatkan tanda dia akan menurun tangannya, masih mengarahkan sumpit pada Heeseung

"Tidak" Kembali memberi penolakan, saat ini Heeseung menolak dengan menggelengkan kepala pada sumpit yang diarahkan

"Hyung?" Mata Jungwon memperlihatkan dia meminta Heeseung untuk menerima suapan yang diarahkannya pada lainnya

"Baiklah" Luluh dengan bujuk dan tatapan mata Jungwon yang meminta, Heeseung menerima suapan yang diarahkannya

"Oh?" Jaeyun melebarkan mata saat dia menemukan situasi ini, sudut bibirnya meninggi karena melihat Heeseung makan

"Kau menyukainya?" Jungwon memiliki senang pada matanya, pun garis senyum tak menyembunyikan kesenangannya

"Kau tidak dapat membuatku menghabiskan satu mangkuk" Kata Heeseung, memikirkan apa yang dapat terjadi saat ini

"Tidak. Aku tidak membuatmu menghabiskan satu mangkuk" Bantah Jungwon, kembali mengarahkan sumpit pada Heeseung

"Aku melihat apa yang kau lakukan" Heeseung menunjukkan tatap tajam pada Jungwon, kembali menerima suap yang diarahkan

"Benarkah?" Tanya Jungwon, saat ini menyiapkan suapan yang lebih besar daripada dua suapan sebelumnya

"Yang Jungwon," Mata Heeseung memperlihatkan protes saat Jungwon mengarahkan suapan yang besar padanya

"Marah padaku perlu tenaga, Hyung" Kata Jungwon, mendekatkan sumpit pada Heeseung tanpa memberi pilihan menolak

"Terima kasih" Jaeyun tahu Jungwon tidak mendengarnya, tapi dia memiliki terima kasih yang besar pada laki-laki ini.

Melihat Heeseung memiliki pipi besar karena Jungwon yang tidak henti menyuapinya, tidak memberi rasa berat pada Jaeyun seperti saat dia melihat Heeseung makan dengan orang lain di waktu lalu.

Jaeyun tahu Jungwon tidak hanya memiliki rasa di masa lalu, menyadari tatapan hangat dari Jungwon selagi dia membiarkan Heeseung menjatuhkan diri dalam lelap di perjalanan kembali.

= catatan

sebenarnya mau update dua bagian satu pekan, tapi rasanya sayang buat pisahin bagian ini sama bagian sebelumnya.

terima kasih karena telah membaca book ini.

live happilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang